أَقْسَامُ
الْكَلِمَةُ Semua bahasa manusia tersusun dari
tiga komponen dasar yaitu: Contoh: م - س - ج - د 2. Susunan huruf yang memiliki arti tertentu yang disebut "kata". Contoh: مَسْجِدٌ (= masjid) 3. Rangkaian kata yang mengandung pikiran yang lengkap yang disebut "kalimat". Contoh: أُصَلِّيْ فِي الْمَسْجِدِ (= saya shalat di masjid) Dalam tata bahasa Arab,
"kata" dibagi ke dalam tiga golongan besar: 2. FI'IL ( فِعْل ) atau "kata kerja". Contoh: أُصَلِّيْ (= saya shalat) 3. HARF ( حَرْف ) atau "kata tugas". Contoh: فِيْ (= di, dalam) Penggunaan istilah Kata Benda, Kata Kerja dan Kata Tugas dalam tata bahasa Indonesia, tidak sama persis dengan Isim, Fi'il dan Harf dalam tata bahasa Arab. Namun bisalah dipakai untuk sekadar mendekatkan pengertian. |
اِسْم عَلَمُ Dalam golongan Isim, ada yang disebut dengan Isim 'Alam yaitu Isim yang merupakan nama dari seseorang atau sesuatu. Di bawah ini beberapa contoh Isim 'Alam (nama), bacalah dengan suara nyaring dan jelas satu persatu: مُحَمَّد - آدَم - إِدْرِيْس - نُوْح - إِبْرَاهِيْم - إِسْمَاعِيْل - إِسْحَاق - يَعْقُوْب - يُوْسُف - مُوْسَى - سُلَيْمَان - يُوْنُس - عِيْسَى - مَرْيَم - خَدِيْجَة - عَائِشَة - فَاطِمَة - عُمَر - عُثْمَان - جِبْرِيْل - مِيْكَال - لُقْمَان - زَيْد - فِرْعَوْن - قَارُوْن - إِبْلِيْس - عِفْرِيْت - مَكَّة - مَدِيْنَة Cari dan tuliskanlah Isim-isim Alam yang lain yang anda temukan dan ketahui! |
مُذَكَّر
- مُؤَنَّث Dalam tata bahasa Arab, dikenal adanya penggolongan Isim ke dalam Mudzakkar (laki-laki) atau Muannats (perempuan). Penggolongan ini ada yang memang sesuai dengan jenis kelaminnya (untuk manusia dan hewan) dan adapula yang merupakan penggolongan secara bahasa saja (untuk benda dan lain-lain).
Dari segi bentuknya, Isim Muannats
biasanya ditandai dengan adanya tiga jenis huruf di belakangnya yaitu: Namun adapula Isim Muannats yang tidak
menggunakan tanda-tanda di atas. Bahkan ada pula beberapa Isim
Mudzakkar yang menggunakan Ta Marbuthah. Ingat, jangan melangkah ke halaman selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan menghafal kosakata yang baru anda temukan! |
مُفْرَد
- مُثَنَّى -
جَمْع Dari segi bilangannya, bentuk-bentuk Isim dibagi tiga: 1) ISIM MUFRAD (tunggal) kata benda
yang hanya satu atau sendiri. Isim Mutsanna (Dual) bentuknya selalu beraturan yakni diakhiri dengan huruf Nun Kasrah ( نِ ), baik untuk Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats. Contoh:
Adapun Isim Jamak, dari segi bentuknya terbagi dua macam: 1. JAMAK SALIM ( جمْع سَالِم ) yang bentuknya beraturan:
2. JAMAK TAKSIR (جَمْع تَكْسِيْر ) yang bentuknya tidak beraturan:
Ingat, jangan melangkah ke halaman selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan menghafal semua kosa kata yang baru anda temukan! |
اِسْم
إِشَارَة Untuk lebih memahami penggunaan Mudzakkar dan Muannats, serta Mufrad, Mutsanna dan Jamak dalam pengelompokan Isim, kita akan mempelajari tentang Isim Isyarah atau Kata Tunjuk dan Isim Maushul atau Kata Sambung. Pertama, Isim Isyarah. Pada dasarnya, ada dua macam Kata Tunjuk: 1) Isim Isyarah atau Kata Tunjuk untuk
yang dekat: هَذَا
(=ini). Bila Isim Isyarah itu menunjuk kepada Isim Muannats maka: 1) هَذَا menjadi: هَذِهِ (=ini). Contoh: هَذِهِ مَجَلَّةٌ (= ini sebuah majalah) 2) ذَلِكَ menjadi: تِلْكَ (=itu). Contoh: تِلْكَ مَجَلَّةٌ (= itu sebuah majalah) Adapun bila Isim yang ditunjuk itu adalah Mutsanna (Dual), maka: 1) هَذَا menjadi هَذَانِ. Contoh: هَذَانِ كِتَابَانِ (= ini dua buah buku) 2) هَذِهِ menjadi هَتَانِ. Contoh: هَتَانِ مَجَلَّتَانِ (= ini dua buah majalah) 3) ذَلِكَ menjadi ذَانِكَ. Contoh: ذَانِكَ كِتَابَانِ (= itu dua buah buku) 4) تِلْكَ menjadi تَانِكَ. Contoh: تَانِكَ مَجَلَّتَانِ (= itu dua buah majalah) Sedangkan bila Isim yang ditunjuk itu adalah Jamak (lebih dari dua): 1) Bila Isim yang ditunjuk itu adalah
tidak berakal, maka baik Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats, menggunakan: هَذِهِ
(=ini) untuk menunjuk yang dekat dan تِلْكَ
(=itu) untuk menunjuk yang jauh. Contoh dalam kalimat: 2) Bila Isim yang ditunjuk itu adalah
berakal, maka baik Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats, menggunakan: هَؤُلاَءِ (=ini) untuk menunjuk yang dekat dan أُلَئِكَ (=itu) untuk menunjuk yang jauh. Contoh dalam kalimat: Ingat, jangan melangkah ke halaman selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan menghafal semua kosa kata yang baru anda temukan! |
اِسْم
مَوْصُوْل Isim Maushul (Kata Sambung) adalah Isim yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa kalimat atau pokok pikiran menjadi satu kalimat. Dalam bahasa Indonesia, Kata Sambung semacam ini diwakili oleh kata: "yang". Bentuk asal/dasar dari Isim Maushul adalah: الَّذِيْ (=yang). Perhatikan contoh penggunaan Isim Maushul dalam menggabungkan dua kalimat di bawah ini:
Kalimat III menghubungkan Kalimat I dan II dengan Isim Maushul: الَّذِيْ Bila Isim Maushul itu dipakai untuk Muannats maka: الَّذِيْ menjadi: الَّتِيْ
Bila Isim Maushul itu digunakan untuk Mutsanna (Dual) maka: 1) الَّذِيْ menjadi: الَّذَانِ sedangkan الَّتِيْ menjadi: الَّتَانِ
Bila Isim Maushul itu dipakai untuk Jamak maka: 1) الَّذِيْ menjadi: الَّذِيْنَ sedangkan: الَّتِيْ menjadi: اللاَّتِيْ/اللاَّئِيْ
Ingat, jangan melangkah ke halaman selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan menghafal semua kosa kata yang baru anda temukan! |
نَكِرَة
- مَعْرِفَة Menurut penunjukannya, Isim dapat dibagi dua: 1) ISIM NAKIRAH atau kata benda sebarang atau tak dikenal (tak tentu). 2) ISIM MA'RIFAH atau kata benda dikenal (tertentu). Isim Nakirah merupakan bentuk asal dari setiap Isim, biasanya ditandai dengan huruf akhirnya yang bertanwin ( ً ٍ ٌ ). Sedangkan Isim Ma'rifah biasanya ditandai dengan huruf Alif-Lam ( ال ) di awalnya. Contoh Isim Nakirah: بَيْتٌ (= sebuah rumah), وَلَدٌ (= seorang anak) Contoh Isim Ma'rifah: اَلْبَيْتُ (= rumah itu), اَلْوَلَدُ (= anak itu) Coba bandingkan dan perhatikan perbedaan makna dan fungsi antara Isim Nakirah dan Isim Ma'rifah dalam dua buah kalimat di bawah ini:
Selain Isim yang berawalan Alif-Lam, yang juga termasuk Isim Ma'rifah adalah: 1. ISIM 'ALAM (Nama). Semua Isim 'Alam termasuk Isim Ma'rifah, meskipun diantara Isim 'Alam tersebut ada yang huruf akhirnya bertanwin. Contoh: أَحْمَدُ (= Ahmad), عَلِيٌّ (= Ali), مَكَّةُ (= Makkah) 2. ISIM DHAMIR (Kata Ganti). Yaitu kata yang mewakili atau menggantikan penyebutan sesuatu atau seseorang atau sekelompok benda/orang. Contoh: أَنَا (= aku, saya), نَحْنُ (= kami, kita), هُوَ (= ia, dia) Isim Dhamir ini kelak akan dibahas tersendiri secara terinci. |
صِفَة-مَوْصُوْف / مُضَاف-مُضَاف إِلَيْهِ / مُبْتَدَأ-خَبَر SIFAT -
MAUSHUF (Sifat dan Yang Disifati) Berkaitan dengan Nakirah dan Ma'rifah, khususnya penggunaan Alif-Lam di awal kata atau baris Tanwin di akhir kata, ada beberapa pola kalimat (rangkaian kata) yang perlu kita ketahui perbedaannya dengan baik. Yaitu: 1. SHIFAT ( صِفَة
) dan MAUSHUF ( مَوْصُوْف
)
2. MUDHAF ( مُضَاف ) dan MUDHAF ILAIH ( مُضَاف إِلَيْه ) Rangkaian dua buah Isim atau lebih, satu kata di depannya dalam keadaan Nakirah (tapi tanpa tanwin) dinamakan Mudhaf sedang kata yang paling belakang adalah Ma'rifah dinamakan Mudhaf Ilaih. Contoh:
Bila Mudhaf berupa Isim Mutsanna atau Jamak Mudzakkar Salim maka huruf Nun di akhirnya dihilangkan. Perhatikan contoh di bawah ini:
مُسْلِمَا
dari
kata مُسْلِمَانِ
(=dua orang
muslim)
-->
Mutsanna Baik Shifat-Maushuf maupun Mudhaf-Mudhaf Ilaih, bukanlah merupakan sebuah JUMLAH MUFIDAH (جُمْلَة مُفِيْدَة) atau Kalimat Sempurna. Berikut ini kita akan mempelajari sebuah pola Jumlah Mufidah (Kalimat Sempurna). 3. MUBTADA' ( مُبْتَدَأ
) dan KHABAR ( خَبَر
)
Dari contoh kalimat di atas diperoleh
kesimpulan sebagai berikut: Sebagai penutup, untuk mengingat-ingat perbedaan antara Shifat-Maushuf, Mudhaf-Mudhaf Ilaih dan Mubtada'-Khabar, perhatikanlah perbedaan bentuk dan makna masing-masing pola tersebut dalam kalimat sederhana di bawah ini:
Selanjutnya kita akan membahas tentang Isim Dhamir atau Kata Ganti. |
ضَمِيْر Dhamir atau "kata ganti" ialah Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili penyebutan sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang. Dhamir termasuk dalam golongan Isim Ma'rifah. Contoh: أَحْمَدُ يَرْحَمُ اْلأَوْلاَدَ = Ahmad menyayangi anak-anak Pada contoh di atas, kata أَحْمَدُ diganti dengan هُوَ (=dia), sedangkan الأَوْلاَد (=anak-anak) diganti dengan هُمْ (=mereka). Menurut fungsinya, ada dua golongan Dhamir yaitu: 1) DHAMIR RAFA' ( ضَمِيْر رَفْع ) yang berfungsi sebagai Subjek. Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat berdiri sendiri atau harus terikat dengan kata lain dalam kalimat. Dalam kalimat: هُوَ يَرْحَمُهُمْ (= Dia menyayangi mereka): |
ضَمِيْر
رَفْع Semua Dhamir dapat dikelompokkan menjadi tiga macam: 1. MUTAKALLIM ( مُتَكَلِّم
) atau pembicara (orang pertama). 2. MUKHATHAB ( مُخَاطَب
) atau lawan bicara (orang kedua). Terdiri dari: 3. GHAIB ( غَائِب
) atau tidak berada di tempat (orang ketiga). Terdiri dari: Hafalkanlah keduabelas bentuk Dhamir Rafa' di atas beserta artinya masing-masing sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya! |
ضَمِيْر
نَصْب Dhamir Nashab adalah turunan (bentuk lain) dari Dhamir Rafa' yang terdiri dari:
Dhamir Nashab berfungsi sebagai objek dan tidak dapat berdiri sendiri; ia terikat dengan kata lain dalam suatu kalimat, baik itu dengan Isim, Fi'il ataupun Harf. 1) Contoh Dhamir Nashab yang terikat dengan Isim dalam kalimat:
2) Contoh Dhamir Nashab yang terikat dengan Fi'il dalam kalimat:
3) Contoh Dhamir Nashab yang terikat dengan Harf dalam kalimat:
Gabungan Dhamir Nashab yang melekat pada Isim akan membentuk Isim Ma'rifah dengan pola Mudhaf-Mudhaf Ilaih dimana Isim di depannya merupakan Mudhaf sedang Dhamir Nashab di belakangnya merupakan Mudhaf Ilaih. بَيْتِيْ (=rumahku) --> بَيْتٌ [Mudhaf] + ي [Mudhaf Ilaih] Hafalkanlah semua Dhamir Nashab di atas beserta artinya masing-masing sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya! |
فِعْل Fi'il atau Kata Kerja dibagi atas dua
golongan besar menurut waktu terjadinya: Baik Fi'il Madhy maupun Fi'il
Mudhari', senantiasa mengalami perubahan bentuk sesuai dengan jenis Dhamir
dari Fa'il ( فَاعِل ) atau Pelaku pekerjaan itu.
Perlu diketahui, bahwa dalam sebuah JUMLAH FI'LIYYAH ( جُمْلَة فِعْلِيَّة ) atau Kalimat Verbal (kalimat sempurna yang mengandung Kata Kerja), letak Fa'il (Pelaku) bisa di depan dan bisa pula di belakang Fi'il (Kata Kerja). 1) Untuk Dhamir Ghaib atau "orang ketiga" ( هُنَّ - هُمْ - هُمَا - هِيَ - هُوَ ). a. Bila Fa'il mendahului Fi'il maka perubahan bentuk dari Fi'il tersebut harus mengikuti ketentuan Mudzakkar/Muannats dan Mufrad/Mutsanna/Jamak. Contoh Jumlah Fi'liyyah dengan Fi'il Madhy yang terletak setelah Fa'il:
Contoh Jumlah Fi'liyyah dengan Fi'il Mudhari' yang terletak setelah Fa'il:
b. Sedangkan bila Fi'il mendahului Fa'il, maka bentuk Fi'il tersebut selalu Mufrad, (meskipun Fa'il-nya Mutsanna atau Jamak). Tetapi untuk bentuk Mudzakkar dan Muannats tetap dibedakan dengan adanya huruf Ta Ta'nits ( ت تَأْنِيْث ) atau "Ta Penanda Muannats" pada Fi'il yang Fa'il-nya adalah Muannats. Contoh Jumlah Fi'liyyah dengan Fi'il Madhy yang terletak sebelum Fa'il:
Contoh Jumlah Fi'liyyah dengan Fi'il Mudhari' yang terletak sebelum Fa'il:
2) Untuk Fa'il lainnya ( أَنْتُنَّ - أَنْتُمْ - أَنْتُمَا - أَنْتَ - أَنْتِ - نَحْنُ - أَنَا ) tetap mengikuti pola perubahan bentuk Fi'il sebagaimana mestinya.
Carilah sebanyak-banyaknya contoh-contoh Fi'il Madhy dan Fi'il Mudhari' dalam ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits! |
فِعْل
اْلأمْر Fi'il Amar atau Kata Kerja Perintah adalah fi'il yang berisi pekerjaan yang dikehendaki oleh Mutakallim (pembicara) sebagai orang yang memerintah agar dilakukan oleh Mukhathab (lawan bicara) sebagai orang yang diperintah. Perlu diingat bahwa yang menjadi Fa'il (Pelaku) dari Fi'il Amar (Kata Kerja Perintah) adalah Dhamir Mukhathab (lawan bicara) atau "orang kedua" sebagai orang yang diperintah untuk melakukan pekerjaan tersebut. Dhamir Mukhathab terdiri dari: أَنْتُنَّ - أَنْتُمْ - أَنْتُمَا - أَنْتِ - أَنْتَ .
Contoh dalam kalimat: dari fi'il عَمِلَ (= beramal, bekerja) menjadi Fi'il Amar:
Dari fi'il أَقَامَ (=mendirikan) menjadi Fi'il Amar:
Dari fi'il كَبَّرَ (=membesarkan) menjadi Fi'il Amar:
Sebagai catatan, bila huruf akhir yang sukun dari sebuah Fi'il bertemu dengan awalan Alif-Lam dari sebuah Isim Ma'rifah, maka baris sukun dari huruf akhir fi'il tersebut berubah menjadi baris kasrah. Contoh:
Carilah contoh-contoh Fi'il Amar dalam ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits! |
فِعْل
النَّهْي Fi'il Nahy atau "kata kerja larangan" adalah bentuk negatif dari Fi'il Amar. Untuk membentuk Fi'il Nahy, kita tinggal menambahkan harf لاَ (=jangan) dan memasukkan huruf تَ di awal Fi'il Amar. Perhatikan polanya di bawah ini:
Contoh dalam kalimat: Dari fi'il خَافَ (= takut) dan fi'il حَزِنَ (= sedih) menjadi Fi'il Nahy:
Carilah contoh-contoh Fi'il Nahy dalam ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits! |
فِعْل
مَعْلُوْم -
فِعْل
مَجْهُوْل Dalam tata bahasa Indonesia, dikenal istilah Kata Kerja Aktif dan Kata Kerja Pasif. Perhatikan contoh berikut ini: Abubakar membuka pintu. -->
kata "membuka" disebut Kata Kerja Aktif. Dalam tata bahasa Arab, dikenal pula istilah Fi'il Ma'lum dan Fi'il Majhul yang fungsinya mirip dengan Kata Kerja Aktif dan Kata Kerja Pasif. Perhatikan contoh kalimat di bawah ini:
Fi'il ضَرَبَ (=memukul) adalah Fi'il Ma'lum (Kata Kerja Aktif). Fa'il atau Pelakunya adalah Umar bersifat aktif (melakukan pekerjaan yakni memukul). Fi'il ضُرِبَ (=dipukul) adalah Fi'il Majhul (Kata Kerja Pasif). Fa'il atau Pelakunya tidak diketahui (tidak disebutkan). Untuk itu, dalam Fi'il Majhul, dikenal istilah Naib al-Fa'il ( نَائِبُ الْفَاعِل ) atau Pengganti Fa'il (Pelaku). Dalam contoh di atas, Umar adalah Naib al-Fa'il (pengganti Pelaku). Fi'il Majhul dibentuk dari Fi'il
Ma'lum dengan perubahan sebagai berikut:
Contoh-contoh dalam kalimat: Fi'il Madhy أَمَرَ (=memerintah) menjadi Fi'il Majhul أُمِرَ (=diperintah):
Fi'il Mudhari' يَعْرِفُ (=mengenal) menjadi Fi'il Majhul يُعْرَفُ (=dikenal):
Carilah contoh-contoh Fi'il Majhul dalam ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits! |
حَرْف Harf adalah semua jenis kata selain Isim dan Fi'il, yang tidak bisa berdiri sendiri dan tidak memiliki arti yang jelas tanpa kata-kata lain dalam hubungan kalimat. Contoh Harf: وَ (=dan), مِنْ (=dari), عَنْ (=dari), إِلَى (=ke, kepada), فِيْ (=di, dalam), حَتَّى (=hingga), لاَ (=tidak, tidak ada), إِنْ (=jika), dan lain-lain. Sekilas catatan penting tentang penggunaan beberapa macam Harf: 1. Beberapa Harf, seperti بِـ (=dengan) di dalam kalimat kadang mempunyai arti, dan kadang hanya sebagai tambahan yang tidak mempunyai arti. Contoh:
2. Harf وَ mempunyai dua fungsi:
b) QASM (قَسْم}atau Kata Sumpah (=demi). Contoh:
Perlu dicamkan, bahwa di dalam al-Quran, Allah subhanahu wata'ala sering bersumpah dengan nama makhluq-Nya agar manusia mengambil pelajaran dari apa yang dijadikan sumpah tersebut. Adapun manusia, hanya boleh bersumpah dengan nama dan sifat Allah, tidak boleh bersumpah dengan nama makhluq. 3. Harf Lam لـ juga mempunyai beberapa fungsi: a) MILIK (مِلْك) atau kepunyaan.Contoh:
b) TA'LIL (تَعْلِيْل) atau peruntukan (=untuk). Contoh:
c) AMAR (أَمْر) atau perintah (=agar, supaya, hendaklah). Contoh:
d) TAUKID (تَوْكِيْد) atau penegasan (=sungguh, pasti). Contoh:
4. NUN TAUKID ( نُوْن تَوْكِيْد ) atau "Nun Penegasan" adalah huruf Nun Tasydid yang melekat di belakang Fi'il Mudhari' dan berfungsi untuk menegaskan atau memperkuat maknanya. Perhatikan contoh di bawah ini:
5. Harf إِنْ mempunyai dua macam arti: a) Berarti "jika". Contoh:
b) Berarti "tidak", bila sesudahnya terdapat kata إِلاَّ (=kecuali). Contoh:
6. Harf لاَ juga ada dua macam:
b. NAHY (نَهْي) atau pelarangan (=jangan). Contoh:
Demikianlah sekelumit contoh penggunaan Harf dan macam-macam artinya. Carilah contoh-contoh penggunaan Harf dalam ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits, pelajarilah aneka ragam fungsi dan artinya masing-masing! |
أَدَوَاتُ
الاِسْتِفْهَام Di bawah ini dicantumkan sejumlah Kata Tanya dengan contohnya masing-masing dalam kalimat beserta contoh jawabannya:
Buatlah sendiri kalimat-kalimat tanya dari setiap kata-kata tanya di atas! |
اِسْم
جَامِد Menurut asal kata dan pembentukannya, Isim atau Kata Benda terbagi dua: 1. ISIM JAMID ( اِسْم
جَامِد
) yaitu Isim yang tidak terbentuk dari kata lain. Isim Jamid terbagi dua: a) ISIM DZAT ( اِسْم
ذَات
) atau ISIM JINS ( اِسْم
جِنْس
) Mashdar adalah Isim yang menunjukkan peristiwa atau kejadian yang tidak disertai dengan penunjukan waktu. Berbeda dengan Fi'il yang terikat dengan waktu, apakah di waktu lampau, sekarang atau akan datang. Contoh: أُرِيْدُ أَنْ أُصَلِّيْ (= aku ingin shalat) --> أُصَلِّي (= aku shalat) : Fi'il Setiap Fi'il memiliki Mashdar. Dengan kata lain, Mashdar adalah bentuk Isim dari sebuah Fi'il. WAZAN (وَزْن) atau Timbangan (pola pembentukan) Mashdar sangat beragam. Perhatikan contoh pembentukan Mashdar di bawah ini:
Pahamilah baik-baik nama-nama dan bentuk-bentuk Isim yang terdapat dalam pelajaran ini sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya. |
اِسْم
مُشْتَق Isim Musytaq ialah Isim yang dibentuk dari kata lain dan memiliki makna yang berbeda dari kata pembentuknya. Isim Musytaq itu ada tujuh macam: 1. ISIM FA'IL ( اِسْم
فَاعِل
) atau Isim Pelaku (yang melakukan pekerjaan).
Disamping itu dikenal pula istilah bentuk MUBALAGHAH ( مُبَالَغَة ) dari Isim Fa'il yang berfungsi untuk menguatkan atau menyangatkan artinya. Contoh:
2. SIFAT MUSYABBAHAH ( صِفَة مُشَبَّهَة ) ialah Isim yang menyerupai Isim Fa'il tetapi lebih condong pada arti sifatnya yang tetap. Misalnya:
3. ISIM MAF'UL ( اِسْم مَفْعُوْل ) yaitu Isim yang dikenai pekerjaan.
4. ISIM TAFDHIL ( اِسْم تَفْضِيْل ) ialah Isim yang menunjukkan arti "lebih" atau "paling". Wazan (pola) umum Isim Tafdhil adalah: أَفْعَلُ . Contoh:
Disamping itu, terdapat pula bentuk yang sedikit agak berbeda, seperti:
5. ISIM ZAMAN ( اِسْم زَمَان ) yaitu Isim yang menunjukkan waktu dan ISIM MAKAN ( اِسْم مَكَان ) yaitu Isim yang menunjukkan tempat.
6. ISIM ALAT ( اِسْم آلَة ) yaitu Isim yang menunjukkan alat yang digunakan untuk melakukan suatu Fi'il atau pekerjaan.
Pahamilah baik-baik semua jenis-jenis Isim yang terdapat dalam pelajaran ini serta contoh-contohnya sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya. |
فِعْل
مُجَرَّد Menurut asal kata dan pembentukannya,
Fi'il terbagi dua: Fi'il Mujarrad pada umumnya terdiri dari tiga huruf sehingga dinamakan pula FI'IL MUJARRAD TSULATSI ( فِعْل مُجَرَّد ثُلاَثِي ) dan mempunyai enam wazan ( وَزْن ) atau timbangan (pola huruf dan harakat) yakni: 1. فَعَلَ
- يَفْعُلُ
misalnya:
نَصَرَ
- يَنْصُرُ
(=menolong) Disamping Fi'il Mujarrad Tsulatsi yang
terdiri dari tiga huruf, terdapat pula Fi'il Mujarrad Ruba'i ( فِعْل
مُجَرَّد
رُبَاعِي
) yang terdiri dari empat huruf. Fi'il Mujarrad Ruba'i ini
hanya mempunyai satu wazan yaitu: فَعْلَلَ
- يُفَعْلِلُ
. Carilah sebanyak-banyaknya contoh-contoh Fi'il Mujarrad Tsulatsi dari al-Quran dan al-Hadits untuk setiap wazan di atas, beserta artinya masing-masing. |
فِعْل
مَزِيْد Fi'il Mazid berasal dari Fi'il Mujarrad yang mendapat tambahan huruf: 1) Fi'il Mazid dengan tambahan satu huruf. Terdiri dari beberapa wazan seperti: a. أَفْعَلَ - يُفْعِلُ (huruf tambahannya: Hamzah di awal kata)
b. فَعَّلَ - يُفَعِّلُ (huruf tambahannya: huruf tengah yang digandakan/tasydid)
c. فَاعَلَ - يُفَاعِلُ (huruf tambahannya: Mad Alif setelah huruf pertama)
2. Fi'il Mazid dengan tambahan dua huruf. Terdiri dari beberapa wazan seperti: a. اِنْفَعَلَ - يَنْفَعِلُ (huruf tambahannya: Alif dan Nun di awal kata).
b. اِفْتَعَلَ - يَفْتَعِلُ (huruf tambahannya: Alif di awal dan Ta di tengah)
c. اِفْعَلَّ - يَفْعَلُّ (huruf tambahannya: Alif di awal dan huruf ganda di akhir)
d. تَفَاعَلَ - يَتَفَاعَلُ (huruf tambahan: Ta di awal dan Mad Alif di tengah)
e. تَفَعَّلَ - يَتَفَعَّلُ (huruf tambahannya: Ta di awal dan huruf ganda di tengah)
3. Fi'il Mazid dengan tambahan tiga huruf. Wazan yang biasa ditemukan adalah: اِسْتَفْعَلَ - يَسْتَفْعِلُ (huruf tambahannya: Alif, Sin dan Ta di awal kata).
Carilah contoh-contoh Fi'il Mazid dari al-Quran dan al-Hadits dan masukkan ke dalam wazan-wazan yang sesuai serta carilah artinya masing-masing. |
إِعْرَاب
اْلاِسْم I'rab ialah perubahan baris/bentuk yang terjadi di belakang sebuah kata sesuai dengan kedudukan kata tersebut dalam susunan kalimat. Pada dasarnya, Isim bisa mengalami tiga macam I'rab yaitu: 1. I'RAB RAFA' ( رَفْع ) atau Subjek; dengan tanda pokok: Dhammah ( ُ ) Perhatikan contoh dalam kalimat di bawah ini:
Isim الطُّلاَّب (=siswa-siswa) pada contoh di atas mengalami tiga macam I'rab: 1) I'rab Rafa' (Subjek) dengan tanda
Dhammah di huruf akhirnya ( الطُّلاَّبُ ) Alamat I'rab seperti ini dinamakan Alamat Ashliyyah (عَلاَمَات اْلأَصْلِيَّة) atau tanda-tanda asli (pokok). Perlu diketahui bahwa tidak semua Isim bisa mengalami I'rab atau perubahan baris/bentuk di akhir kata. Dalam hal ini, Isim terbagi dua: 1) ISIM MU'RAB ( اِسْم مُعْرَب ) yaitu Isim yang bisa mengalami I'rab. Kebanyakan Isim adalah Isim Mu'rab artinya bisa berubah bentuk/baris akhirnya, tergantung kedudukannya dalam kalimat. 2) ISIM MABNI ( اِسْم مَبْنِي ) yaitu Isim yang tidak terkena kaidah-kaidah I'rab. Yang termasuk Isim Mabni adalah: Isim Dhamir (Kata Ganti), Isim Isyarat (Kata Tunjuk), Isim Maushul (Kata Sambung), Isim Istifham (Kata Tanya). Perhatikan contoh Isim Mabni dalam kalimat-kalimat di bawah ini:
Dalam contoh-contoh di atas terlihat bahwa Isim Isyarah هَؤُلاَءِ (=ini) tidak mengalami I'rab atau perubahan baris/bentuk di akhir kata, meskipun kedudukannya dalam kalimat berubah-ubah, baik sebagai Subjek, Objek maupun Keterangan. Isim Isyarah termasuk diantara kelompok Isim Mabni. Bila anda telah memahami baik-baik tentang pengertian I'rab dan tanda-tanda aslinya, marilah kita melanjutkan pelajaran tentang Isim Mu'rab. |
اِسْم
مَرْفُوْع Isim yang mengalami I'rab Rafa' dinamakan Isim Marfu' yang terdiri dari: 1) Mubtada' (Subjek) dan Khabar (Predikat) pada Jumlah Ismiyyah (Kalimat Nominal). Perhatikan contoh-contoh Jumlah Ismiyyah di bawah ini:
Dalam contoh di atas terlihat bahwa semua Isim yang terdapat dalam Jumlah Ismiyyah adalah Marfu' (mengalami I'rab Rafa'), tandanya adalah Dhammah. 2) Fa'il (Subjek Pelaku) atau Naib al-Fa'il (Pengganti Subjek Pelaku) pada Jumlah Fi'liyyah (Kalimat Verbal). Contoh:
مُحَمَّدٌ
(=Muhammad) --> Fa'il --> Marfu' dengan tanda
Dhammah Pahamilah baik-baik semua kaidah-kaidah yang terdapat dalam pelajaran ini sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya. |
اِسْم
مَنْصُوْب Isim yang terkena I'rab Nashab disebut Isim Manshub. Yang menjadi Isim Manshub adalah semua Isim selain Fa'il atau Naib al-Fa'il dalam Jumlah Fi'liyyah. 1) MAF'UL (مَفْعُوْل) yakni Isim yang dikenai pekerjaan (Objek Penderita).
القُرْآنَ (= al-Quran) --> Maf'ul --> Manshub dengan tanda fathah. 2) MASHDAR ( مَصْدَر ) yakni Isim yang memiliki makna Fi'il dan berfungsi untuk menjelaskan atau menegaskan (menguatkan) arti dari Fi'il.
تَرْتِيْلاً (= perlahan-lahan) --> Mashdar --> Manshub dengan tanda fathah. 3) HAL ( حَال ) ialah Isim yang berfungsi untuk menjelaskan keadaan Fa'il atau Maf'ul ketika berlangsungnya pekerjaan.
خَاشِعًا (= orang yang khusyu') --> Hal --> Manshub dengan tanda fathah. 4) TAMYIZ ( تَمْيِيْز ) ialah Isim yang berfungsi menerangkan maksud dari Fi'il dalam hubungannya dengan keadaan Fa'il atau Maf'ul.
عِبَادَةً (= ibadah) --> Tamyiz --> Manshub dengan tanda fathah. 5) ZHARAF ZAMAN (ظَرْف زَمَان) atau Keterangan Waktu dan ZHARAF MAKAN (ظَرْف مَكَان) atau Keterangan Tempat.
لَيْلاً (= malam) --> Zharaf Zaman --> Manshub dengan tanda fathah. Diantara Zharaf Zaman: يَوْمَ
(=pada hari), اَلْيَوْمَ
(=pada hari ini), لَيْلاً
(=pada malam hari), نَهَارًا
(=pada siang hari), صَبَاحًا
(=pada pagi hari), مَسَاءً
(=pada sore hari), غَدًا
(=besok), اْلآنَ
(=sekarang), dan sebagainya. 6) Mudhaf yang berfungsi sebagai
MUNADA (مُنَادَى) atau Seruan/Panggilan.
Sedangkan bila Munada itu adalah Isim Mufrad yang bukan merupakan Mudhaf-Mudhaf Ilaih, maka Isim tersebut tetap dalam bentuk Marfu'. Contoh:
7) MUSTATSNA ( مُسْتَثْنَى ) atau Perkecualian ialah Isim yang terletak sesudah ISTITSNA (اِسْتِثْنَى ) atau Pengecuali. Contoh:
إِلاَّ
(=kecuali) --> Istitsna
(Pengecuali). Kata-kata yang biasa menjadi Istitsna
antara lain: Isim yang berkedudukan sebagai Mustatsna tidak selalu harus Manshub. Mustatsna bisa menjadi Marfu' dalam keadaan sebagai berikut: a) Bila berada dalam Kalimat Negatif dan Subjek yang dikecualikan darinya disebutkan. Maka Mustatsna boleh Manshub dan boleh Marfu'. Contoh:
Kalimat di atas adalah Kalimat Negatif (ada kata: tidak) dan disebutkan Subjek yang dikecualikan darinya yaitu الطُّلاَّبُ (=para siswa) maka Mustatsna boleh Manshub dan boleh pula Marfu' (زَيْدًا atau زَيْدٌ). b) Bila Mustatsna berada dalam kalimat Negatif dan Subjek yang dikecualikan darinya tidak disebutkan sedangkan Mustatsna itu berkedudukan sebagai Fa'il maka ia harus mengikuti kaidah I'rab yakni menjadi Marfu'. Contoh:
Mustatsna menjadi Marfu' karena berkedudukan sebagai Fa'il (زَيْدٌ) dan berada dalam Kalimat Negatif yang tidak disebutkan Subjek yang dikecualikan darinya. |
اِسْم
مَجْرُوْر Isim yang terkena I'rab Jarr disebut Isim Majrur yang terdiri dari: 1) Isim yang diawali dengan Harf Jarr. Yang termasuk Harf Jarr adalah: بِ (=dengan), لِ (=untuk), فِيْ (=di, dalam), عَلَى (=atas), إِلَى (=ke), مِنْ (=dari), كَـ (=bagai), حَتَّى (=hingga), وَ / تَـ untuk sumpah (=demi ...). Perhatikan contoh-contoh berikut:
الله / الْمَسْجِد/ الْعَصْر pada kalimat-kalimat di atas adalah Isim Majrur karena didahului/dimasuki oleh Harf Jarr. Tanda Majrurnya adalah Kasrah. 2) Isim yang berkedudukan sebagai Mudhaf Ilaih. Contoh: رَسُوْلُ اللهِ (=Rasul Allah) --> رَسُوْلُ [Mudhaf], اللهِ [Mudhaf Ilaih] Mudhaf Ilaih selalu sebagai Isim Majrur, sedangkan Mudhaf (Isim di depannya) bisa dalam bentuk Marfu', Manshub maupun Majrur, tergantung kedudukannya dalam kalimat. Perhatikan contoh-contoh kalimat di bawah ini:
Dalam contoh-contoh di atas, Isim رَسُوْل merupakan Mudhaf dan bentuknya bisa Marfu' (contoh pertama), Manshub (contoh kedua) maupun Majrur (contoh ketiga). Adapun kata الله sebagai Mudhaf Ilaih selalu dalam bentuk Majrur. 3) Termasuk dalam Mudhaf Ilaih adalah Isim yang mengikuti Zharaf.
Dalam contoh di atas, Isim الْبَيْتِ (=rumah) dan Isim الشَّجَرَةِ (=pohon) adalah Isim Majrur dengan tanda Kasrah karena terletak sesudah Zharaf أَمَامَ (=di depan) dan تَحْتَ (=di bawah). Dalam hal ini, kedua Zharaf tersebut merupakan Mudhaf sedang Isim yang mengikutinya merupakan Mudhaf Ilaih. Hafalkanlah istilah-istilah tata bahasa Arab yang terdapat dalam pelajaran ini sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya. |
إِنَّ
وَ كَانَ وَ أَخَوَاتُهُمَا Kata إِنَّ (=sesungguhnya) dan كَانَ (=adalah) serta kawan-kawannya sedikit mengubah kaidah I'rab yang telah kita pelajari sebelumnya sebagai berikut: 1) Bila Harf إِنَّ (=sesungguhnya) atau kawan-kawannya memasuki sebuah Jumlah Ismiyyah ataupun Jumlah Fi'liyyah maka Mubtada' atau Fa'il yang asalnya Isim Marfu' akan menjadi Isim Manshub. Perhatikan contoh di bawah ini:
Yang termasuk kawan-kawan إِنَّ antara lain: 2) Bila Fi'il كَانَ (=adalah) atau kawan-kawannya memasuki sebuah Jumlah Ismiyyah maka Khabar yang asalnya Isim Marfu' akan menjadi Isim Manshub.
Adapun yang termasuk kawan-kawan كَانَ
(=adalah) antara lain: Pahamilah baik-baik semua kaidah-kaidah yang terdapat dalam pelajaran ini sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya. |
عَلاَمَات
الْفَرْعِيَّة Dalam pelajaran-pelajaran yang lalu kita sudah melihat Alamat Ashliyyah atau tanda-tanda asli (pokok) dari I'rab yaitu baris Dhammah untuk I'rab Rafa', baris Fathah untuk I'rab Nashab, dan baris Kasrah untuk I'rab Jarr. Diantara bentuk-bentuk Isim, ada yang menggunakan tanda-tanda yang berbeda dari Alamat Ashliyyah untuk menunjukkan I'rab Rafa', Nashab atau Jarr tersebut, karena bentuknya yang khas, mereka menggunakan Alamat Far'iyyah yaitu: 1) Isim Mutsanna (Kata Benda Dual).
2) Isim Jamak Mudzakkar Salim (Kata
Benda Jamak Laki-laki Beraturan).
3) Al-Asma' al-Khamsah ( اَلأَسْمَاء
الْخَمْسَة
) atau "isim-isim yang lima" yakni: أَبٌ
(=ayah), أَخٌ
(=saudara), حَمٌ
(=ipar), ذُوْ
(=pemilik) dan فَمٌ
(=mulut). Isim-isim ini memiliki perubahan bentuk yang khas
sebagai berikut:
Hafalkanlah kelompok-kelompok Isim yang mempunyai tanda-tanda I'rab yang khas ini, sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya. |
اِسْم
غَيْرُ
مُنَوَّن Dalam kaitannya tentang Alamat I'rab Far'iyyah (tanda-tanda I'rab cabang), kita harus mempelajari golongan Isim yang huruf akhirnya tidak menerima baris tanwin maupun kasrah (hanya menerima baris dhammah dan fathah). Isim-isim ini dinamakan ISIM GHAIRU MUNAWWAN yang terdiri dari: 1) Semua Isim 'Alam (Nama) yang diakhiri dengan Ta Marbuthah (meskipun ia adalah Mudzakkar). Misalnya: فَاطِمَةُ (=Fatimah), آمِنَةُ (=Aminah), مَكَّةُ (=Makkah), مُعَاوِيَةُ (=Muawiyah), حَمْزَةُ (=Hamzah), dan sebagainya. 2) Semua Isim 'Alam Muannats (meskipun tidak diakhiri dengan Ta Marbuthah). Misalnya: خَدِيْجَةُ (=Khadijah), سَوْدَةُ (=Saudah), زَيْنَبُ (=Zainab), بَغْدَادُ (=Bagdad), دِمَشْقُ (=Damaskus), dan sebagainya. 3) Isim 'Alam yang merupakan kata serapan atau berasal dari bahasa 'ajam (bukan Arab). Misalnya: إِبْرَاهِيْمُ (=Ibrahim), دَاوُدُ (=Dawud), يُوْسُفُ (=Yusuf), فِرْعَوْنُ (=Fir'aun), قَارُوْنُ (=Qarun), dan sebagainya. 4) Isim 'Alam yang menggunakan wazan (pola/bentuk) Fi'il. Misalnya: يَزِيْدُ (=Yazid), أَحْمَدُ (=Ahmad), يَثْرِبُ (=Yatsrib), dan sebagainya. 5) Isim 'Alam yang menggunakan wazan فُعَل . Misalnya: عُمَرُ (=Umar), زُحَلُ (=Zuhal), جُحَا (=Juha), dan sebagainya. 6) Semua Isim, baik Isim 'Alam maupun bukan, yang diakhiri dengan huruf Alif-Nun. Misalnya: عُثْمَانُ (=Utsman), سُلَيْمَانُ (=Sulaiman), رَمَضَانُ (=Ramadhan), جَوْعَانُ (=lapar), غَضْبَانُ (=marah), dan sebagainya. 7) Semua Isim yang menggunakan wazan (pola/bentuk) أَفْعَل . Misalnya: أَفْضَلُ (=lebih utama), أَكْبَرُ (=lebih besar), أَسْوَدُ (=hitam), dan sebagainya. 8) Isim Jamak yang mempunyai wazan yang di tengahnya terdapat Mad Alif. Misalnya: رَسَائِلُ (=surat-surat), أَنَاشِيْدُ (=nasyid-nasyid), شَوَارِعُ (=jalan-jalan), قَبَائِلُ (=suku-suku), dan sebagainya. 9) Isim 'ADAD (عَدَد) atau Bilangan dari satu sampai sepuluh yang menggunakan wazan فَعَال atau مَفْعَل . Misalnya: ثُلاَثُ (=tiga), رُبَاعُ (=empat), خُمَاسُ (=lima), مَعْشَرُ (=kelompok), dan sebagainya. 10) Isim أُخَرُ (=yang lain) yang merupakan bentuk Jamak dari أُخْرَى . 11) Isim yang huruf akhirnya berupa Alif Mamdudah ( أَلِف مَمْدُوْدَة ) atau Alif Lurus ( اء ). Misalnya: زَهْرَاءُ (=yang berkilau), عُلَمَاءُ (=orang-orang berilmu), أَصْدِقَاءُ (=teman-teman), dan sebagainya. Seperti dinyatakan di awal tadi, Isim-isim di atas huruf akhirnya tidak menerima baris tanwin dan kasrah. Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan I'rab, Isim Ghairu Munawwan mempunyai alamat atau tanda-tanda I'rab sebagai berikut: a. I'rab Rafa' dan I'rab Nashab tetap menggunakan Alamat Ashliyyah yakni baris Dhammah untuk I'rab Rafa' dan baris Fathah untuk I'rab Nashab. b. I'rab Jarr tidak menggunakan baris Kasrah melainkan baris Fathah.
Sebagai perkecualian, bila Isim-isim tersebut menggunakan awalan Alif-Lam Ma'rifah, maka ia menerima baris kasrah bila terkena I'rab Jarr. Perhatikan:
Namun masih ada lagi kelompok Isim
Ghairu Munawwan yang huruf akhirnya selalu tetap, tidak mengalami perubahan
baris apapun. Yaitu: Isim-isim ini huruf akhirnya tidak pernah berubah, dalam keadaan I'rab apapun.
Hafalkanlah istilah-istilah tata bahasa Arab yang terdapat dalam pelajaran ini sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya. |
إِعْرَب فِعْل
الْمُضَارِع Fi'il Mudhari' juga mengalami I'rab atau perubahan baris/bentuk di akhir kata bila didahului oleh harf-harf tertentu. Fi'il Mudhari mengenal tiga macam I'rab: 1) I'RAB RAFA' ialah bentuk asal dari Fi'il Mudhari' dengan alamat (tanda): a. Baris Dhammah: أَفْعَلُ /
نَفْعَلُ
/ تَفْعَلُ /
يَفْعَلُ 2) I'RAB NASHAB bila dimasuki Harf Nashab. Alamatnya adalah: a. Baris Fathah: أَفْعَلَ
/ نَفْعَلَ / تَفْعَلَ
/ يَفْعَلَ Adapun yang termasuk Harf Nashab ialah: أَنْ (=bahwa), لَنْ (=tidak akan), إِذَنْ (=kalau begitu), كَيْ (=supaya), حَتَّى (=hingga), لـِ (=untuk). Perhatikan contoh-contohnya dalam kalimat:
3) I'RAB JAZM ( جَزْم ) bila dimasuki Harf Jazm. Alamatnya ada tiga: a. Baris Sukun: أَفْعَلْ / نَفْعَلْ
/ تَفْعَلْ /
يَفْعَلْ Adapun yang termasuk Harf Jazm terbagi dalam dua kelompok: 1. Harf Jazm yang men-jazm-kan satu fi'il saja yaitu: لَمْ (=tidak), لَمَّا (=belum), لِـ/لْـ untuk perintah (=hendaklah), لاَ untuk larangan (=jangan). Perhatikan contoh-contohnya dalam kalimat:
2. Harf Jazm yang men-jazm-kan dua fi'il yaitu: إِنْ (=jika), مَنْ (=siapa), مَا (=apa), مَهْمَا (=jangan), مَتَى (=kapan), أَيَّانَ (=kapan), أَيْنَ (=dimana), أَيْنَمَا (=dimana saja), أَنَّى (=darimana), حَيْثُمَا (=darimana saja), كَيْفَمَا (=bagaimana saja), أَيُّ (=yang mana).
Hafalkan dan fahamkan baik-baik jenis-jenis I'rab Fi'il di atas! |
عَدَد Mula-mula, anda harus mengafalkan sepuluh bentuk dasar dari 'Adad (Bilangan):
Dalam penggunaannya, bentuk-bentuk
dasar 'Adad tersebut akan mengalami sedikit perubahan dengan ketentuan
sebagai berikut:
Bilangan 3 sampai 10 terletak di depan Isim Jamak. Bila Isim Jamak tersebut adalah Mudzakkar maka bentuk 'Adad-nya adalah Muannats, sedang bila Isim Jamak tersebut adalah Muannats maka bentuk 'Adad-nya adalah Mudzakkar:
Adapun bilangan belasan (11 sampai 19) terletak di depan Isim Mufrad (Isim Tunggal) meskipun jumlahnya adalah jamak (banyak). Perhatikan pola Mudzakkar dan Muannatsnya serta tanda baris fathah di akhir setiap katanya:
Bilangan 20, 30, 40, dsb bentuknya
hanya satu macam yakni Mudzakkar, meskipun terletek di depan Isim Mudzakkar
maupun Muannats. Contoh:
Angka satuan dalam bilangan puluhan,
disebutkan sebelum angka puluhannya; dan perubahan bentuk (Mudzakkar atau
Muannats) angka satuan tersebut mengikuti perubahan bentuk Isim yang
dihitungnya dengan pola seperti berikut:
Bilangan ratusan dan ribuan terletak
di depan puluhan dan satuannya.
Adapun bilangan bertingkat (pertama,
kedua, ketiga, kesepuluh, dan seterusnya) mengalami sedikit perubahan bentuk
sebagai berikut:
Bila digunakan dalam bentuk kalimat,
memiliki bentuk Mudzakkar dan Muannats yang mengikuti Isim Mudzakkar dan
Muannats yang di depannya:
Untuk bilangan bertingkat di atas 10
(kesebelas, keduapuluh, dst) maka hanya angka satuannya saja yang mengikuti
perubahan bentuk seperti di atas. Contoh:
Agar lancar menyebut angka dengan Bahasa Arab, anda harus sering membaca setiap angka yang anda temukan dengan menggunakan Bahasa Arab. |
media islami lainnya yaitu : Rodja tv, Insan tv, Hang Tv, Surau tv, dll