cara mengetahui aib diri sendiri
Ada empat cara bagi orang yang ingin mengetahui tentang aib dirinya:
1. Duduk di hadapan syaikh (guru/orang alim) yang sangat paham tentang aib-aib jiwa.
Orang alim itu akan memberi tahu aib-aib dirinya beserta terapi
pengobatannya. Akan tetapi, orang alim di zaman sekarang sangat jarang.
Oleh karena itu, jika seseorang menemukannya, berarti dia telah
mendapatkan seorang dokter yang mahir sehingga dia hendaknya tidak
berpisah darinya.
2. Mencari teman yang jujur, yang melek mata hatinya, dan bagus agamanya.
Teman yang seperti ini bisa dijadikan sebagai pengawas dirinya agar mengingatkannya dari perangai dan tingkah laku yang tidak baik.
Dahulu, Amirul Mukminin Umar bin al-Khaththab z berkata, “Semoga Allah l
memberi rahmat kepada seorang yang menunjukkan kepada kami
kekurangan-kekurangan kami.”
Adalah salaf (pendahulu umat ini) mencintai orang yang mengingatkan
kekurangan atau aibnya. Namun, di masa kita ini justru sebaliknya. Orang
yang menunjukkan aib kita pada umumnya dijadikan orang yang paling
tidak disukai. Ini menandakan lemahnya iman. Sesungguhnya, permisalan
perangai jelek itu seperti kalajengking. Seandainya ada seseorang
memberi tahu salah seorang kita bahwa di bawah pakaiannya ada
kalajengking, niscaya dia akan berterima kasih lalu menyibukkan diri
untuk membunuh kalajengking tersebut. Padahal perangai yang jelek lebih
berbahaya daripada kalajengking.
3. Menggali kekurangan dirinya dari ucapan (yang keluar) dari musuhnya
Penglihatan orang yang benci akan membongkar aib orang yang dibencinya.
Oleh karena itu, seseorang lebih banyak mengambil pelajaran dari
musuhnya yang menyebut-nyebut aibnya daripada temannya sendiri, yang seringnya berbasa-basi dan menyembunyikan kekurangannya.
4. Berbaur dengan manusia—yang baik—sehingga apa yang dipandang tercela
oleh mereka dia akan menjauhinya. (Dinukil secara ringkas dari Kitab
Mukhtashar Minhajul Qashidin hlm. 203—205)
22 Februari pukul 23:57 ·
Created at 2015-02-25 08:44
Back to posts