Wira Mandiri Bachrun
FAEDAH: Di dapur tadi dapat faidah dari Ahmad Al Yafi'i bahwa dahulu Asy Syaikh Muqbil ternyata pernah mendoakan kejelekan bagi sebagian thullab yang tanpa udzur maunya hanya belajar saja tapi meninggalkan kewajiban piket dapur. Semoga Allah tidak memberikan keberkahan pada ilmunya.
Demikian juga yang ana pernah dengar dari para murid beliau seperti Syakir Al Kanadi bahwa beliau pernah marah besar ketika tahu ada thullab yang menghindar dari tugas ronda malam. Ini menunjukkan bahwa ilmu itu ndak cuma teori, belajar saja, tapi juga praktek penting.
Sebagian thullab ada yang menghindar dari tugas dapur karena gengsi melakukan pekerjaan yang dia anggap pekerjaan wanita. Maka di manakah posisi dia terhadap Hadits nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
"Barangsiapa yang tawadhu' merendah diri karena Allah maka Allah akan angkat derajatnya."
Sebagian lagi menolak tugas dapur karena mau hapalan Al Quran. Belum sampaikah dia pada firman Allah,
و تعاونوا على البر و التقوى
"Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketaqwaan…" (Al Maidah:2)
Syaikhuna Abdullah sering juga mengingatkan perkara ini dalam setiap pertemuan bulanan. Kata beliau, "Sebagaimana engkau ingin dilayani, begitu juga hendaknya engkau melayani ikhwan-ikhwan mu."
Alhamdulillah kasus seperti ini sepengetahuan saya belum pernah terjadi pada pelajar Indonesia. Kita patut senang karena dari kecil kita sudah dididik untuk bergotong-royong sehingga di manapun kita berada saling tolong menolong dalam kebaikan itu dengan mudah kita terapkan.
27 Oktober 2012 pukul 12:54 · Publik
sumber https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=4733348929409&id=1165366997