Niat itu tempatnya dihati, bukan di lisan !Kisah indah penuhhikmah.
Pentingnya Menuntut
Ilmu Syar'i
Niat itu tempatnya di
hati, bukan di lisan !
Kisah indah penuh
hikmah.
Syaikh Muhammad bin
Shalih al-'Ustaimin
rahimahullaahu ta'ala
berkisah,
"Betapa eloknya cerita
tentang seorang,
sebagian orang telah
bercerita kepadaku
tentangnya,
'Ada seseorang yang
berada di Masjidil Haram
telah lama ia ingin
mendirikan shalat, ketika
iqamah dikumandangkan
ia pun berkata dengan
mengucapkan niatnya,
'Ya Allah, aku berniat
akan menunaikan shalat
Zhuhur empat raka'at
menjadi makmum
karena-Mu (dibelakang
imam Masjidil Haram)."
Namun tatkala ia hendak
mengangkat kedua
tangannya untuk
takbiratul ihram, ada
orang yang berkata
kepada si pengucap niat,
"Tunggu dulu masih ada
yang tersisa (kurang)!"
Pengucap niat menjawab,
"Apa yang tersisa?"
Dia berkata,
"Katakanlah (dalam
ucapan niatmu) pada hari
ini, pada tanggal ini, pada
bulan ini, pada tahun ini
sampai engkau tidak
abaikan satupun ini dan
itu."
Maka si pengucap niat
terheran-heran. Pada
hakekatnya pelajaran
penting dari kisah ini
adalah rasa heran si
pengucap niat.
Penegur berkata,
"Bukankah engkau tahu
Allah Maha Mengetahui
apa yang engkau
maksudkan dalam
hatimu?"
Pengucap niat menjawab,
"Tentu Allah tahu apa
yang terlintas dalam
jiwa."
Tidakkah engkau tahu
bahwa Allah
Mahamengetahui jumlah
bilangan raka'at dan
waktu-waktunya?"
Si pengucap niat pun
terdiam. Karena dia
meyadari tentang hal ini
bahwa niat itu
tempatnya di hati (bukan
di lisan)."
(Majmuu' Fatawa wa
Rasail Ibni 'Utsaimin,
XII/366)
Keterangan :
Dan pengucapan niat
seperti di atas (usholli
fardhu...dst) sebelum
shalat adalah perbuatan
bid'ah di dalam agama,
sebab hal tersebut tidak
pernah dilakukan dan
dicontohkan oleh
Rasulullah shallallaahu
'alaihi wa sallam, para
Shahabat maupun para
imam-imam mujtahid,
tentu jika perbuatan itu
baik dan lebih
mendatangkan
kekhusyukan niscaya
Rasulullah shallallaahu
'alaihi wa sallam adalah
orang yang pertama kali
mengucapkan atau
melafazhkan niat
tersebut, namun
ternyata beliau
shallallaahu 'alaihi wa
sallam tidak pernah
melakukan hal tersebut
yang berarti menandakan
perbuatan tersebut
tidaklah benar dan
memberatkan bagi
pelakunya.
Justru sebaliknya, ketika
hendak shalat beliau
shallallaahu 'alaihi wa 'ala
alihi wa sallam berdiri
menghadap kiblat dan
bertakbir (Allaahu akbar)
tanpa mengucapkan niat
seperti usholli
fardhu...dst.
Dari Abu Humaid as-Sa'idi
radhiyallaahu 'anhu, ia
berkata,
"Rasulullah shallallaahu
'alaihi wa sallam apabila
berdiri untuk melakukan
shalat, beliau menghadap
kiblat, mengangkat
kedua tangannya, dan
mengucapkan,
'Allaahu Akbar.'"
(HR. Ibnu Majah, no. 803,
dan Ibnu Hibbaan, no.
1867)
Dalam riwayat lain dari
jalan Shahabat, 'Ali bin
Thalib radhiyallaahu
'anhu, ia berkata,
"Kunci shalat itu adalah
bersuci, yang
mengharamkannya (dari
pekerjaan di luar shalat)
adalah takbir, dan yang
menghalalkannya (dari
pekerjaan di luar shalat)
adalah salam."
(HR. Asy-Syafi'i dalam al-
Umm, no. 196, Ahmad,
I/123, 129, Abu Dawud,
no. 61, 618, at-Tirmidzi,
no. 3, Ibnu Majah, no. 275,
ad-Darimi, I/175, dan al-
Baihaqi, II/173, 379)
Dari dua hadits di atas,
mahfumnya dapat
diketahui bahwa
mengucapkan niat
seperti, "usholli
fardhu...dst" adalah
perbuatan bid'ah di dalam
agama dan menyelisihi
Sunnah Rasulullah
shallallaahu 'alaihi wa 'ala
alihi wa sallam sebab
beliau bersabda,
"Shalatlah, kalian
sebagaimana kalian
melihat aku shalat."
(HR. Al-Bukhari, no. 631,
6008, 7246, ad-Darimi,
I/286, Ibnu Khuzaimah,
no. 397, Ibnu Hibbaan, no.
1656, 1869, ad-
Daraquthni, no. 1053,
1295, dan al-Baihaqi,
II/345)
2 jam yang lalu ยท Suka
like 36 orang menyukai ini.
Created at 2012-05-12 00:38:14
Back to posts