Pusat Bantuan
like
Anda dan Alang Palala menyukai ini.Alang Palala menyukai ini.
ᏰᏋᏦ ᏆᎡᏫᏋᏝ ᏰᏋᏦ ᏆᎡᏫᏋᏝ
Sholat dalam pandangan Salaf
Diposting oleh Ustadz Abu Fairuz pada 6 February
2011
Kategori: Tazkiyatun Nufus Tags: kaum salaf
dalam shalatnya , kisah shalat —
Salah seorang salaf mengatakan, Selama empat
puluh tahun, adzan tidak pernah dikumandangkan,
melainkan Sa’id bin al-Musayyib rahimahullah
telah berada di mesjid sebelumnya. [Tabaqat al
Hanabilah 1/141, Hilyat al Awliya 2/163, Sifat as
Safwah 2/80]
‘Umar radhiallahu ’anhu pingsan ketika ia ditikam,
dan berdasarkan al-muswar bin makhramah,
(bahwa ia berkata) “tidak ada yang dapat
membangunkannya kecuali adzan, jika ia masih
hidup”. Mereka mengatakan kepadanya, “Sholat
telah usai, hai amirul mukminin!”
Maka ia bangun dan mengatakan, “Sholatlah,
demi Allah! sesungguhnya tidak ada bagian dalam
islam bagi siapa saja yang meninggalkan sholat.”
(al-muswar berkata) “Dia menunaikan sholat
sedangkan luka yang dideritanya mengucurkan
darah.” [Sifat as Safwah 2/131, As Siyar 5/220]
Setelah Ar-Rabi’ bin Khaytham lumpuh, ia masih
tetap pergi ke mesjid dengan dibantu dua orang
lelaki. Dikatakan kepadanya: “Hai Abu Yazid!
Kamu memiliki udzur untuk mendirikan sholat di
rumahmu.”
Ia menjawab: “Benar, tapi aku mendengar ajakan
“hayya ‘alal falaah” (marilah kita menuju
kemenangan), dan aku kira, bagi siapa yang
mendengar hal ini, seharusnya menjawabnya
walaupun dengan merangkak!” [Hilyat al Awliya
2/113]
Adi bin Hatim (radhiallohu ‘anhu) mengatakan:
“Setiap kali datang waktu sholat, maka ia
mendatangiku ketika aku bersemangat
melakukannya dan aku siap untuk melakukannya
(telah menyempurnakan wudhu). [Az Zuhd by
Ahmad, p. 249]
Abu Bakar bin Abdulloh Al-Muzani mengatakan,
“Siapa yang sepertimu, Hai Anak Adam, kapanpun
kamu mengharapkan sesuatu, gunakanlah air
untuk berwudhu, pergilah ke tempat shalat(mu)
dan kemudian rasakanlah kehadiran Rabb-mu
tanpa adanya penerjemah atau halangan antara
dirimu dan diriNya.” [Al Bidayah wa an Nihayah
9/256]
Abul Aliyah mengatakan, “Aku akan bepergian
beberapa hari untuk menemui seseorang, dan
yang pertama kali akan kulihat darinya yaitu
sholatnya. Jika ia mendirikan sholat dengan
sempurna dan tepat waktu, maka aku akan
bersamanya, dan mengambil ilmu darinya. Jika
kutemukan ia tidak memperdulikan sholat, maka
aku akan meninggalkannya dan mengatakan
kepada diriku bahwa selain daripada itu (sholat),
pastilah dia lebih tidak peduli lagi”
Salah seorang salaf mengatakan, Ketika Ali bin
Al-Husain menyempurnakan wudhunya, rona-
wajahnya berubah. Maka keluarganya
menannyakan kepadanya tentang hal ini, maka ia
menjawab, “Tahukah kamu Siapa yang kelak akan
ku temui?”Yazid bin Abdulloh ditanya, ” Apakah
sebaiknya kita menambahkan atap kepada mesjid
kita ini?” maka ia menjawab, “murnikanlah hatimu
maka mesjidmu akan mencukupkanmu” [Hilyat al
Awliya 2/312]
Adi bin Hatim (radhiallohu ‘anhu) mengatakan,
“Sejak aku menjadi seorang muslim, aku selalu
memastikan bahwa aku telah berwudhu ketika
adzan dikumandangkan” [As Siyar 3/160]
Ubayd bin Ja’far mengatakan, “Aku tidak pernah
melihat pamanku, Bishr bin Masnur, melewatakan
takbir pertama (takbiratul ihram)…” [Sifat as
Safwah 3/376]
Ibnu Sama’ah berkata, “Selama empat puluh
tahun, aku hanya sekali melewatkan takbir
tahrimah (takbir pertama), yaitu ketika wafatnya
ibuku” [As Siyar 10/646]
Berkata seorang salafush shålih, “Jika engkau
mengetahui ada seseorang yang memandang
remeh takbir tahrimah, maka bersihkanlah dirimu
darinya (yakni menjauh darinya).” [As Siyar 5/65,
Sifat as Safwah 3/88]
Sufyan bin ‘Uyaynah berkata, “Termasuk
menghormati sholat yaitu datang sebelum iqomah
dikumandangkan” [Sifat as Safwah 2/235]
Maymun bin Mahran terlambat datang ke mesjid
dan ketika orang-orang memberitahunya bahwa
mereka telah menyempurnakan (menyelesaikan)
sholat, maka ia mengatakan, “Inna lilaahi wa
inna ilayhi rååji’uun… (Kita semua adalah milik
Allah, dan kepadaNya lah kita akan kembali)! Aku
lebih memilih hadir untuk sholat berjama’ah
ketimbang menjadi gubernur iraq!” [Mukashafat al
Qulub p 364]
Yunus bin ‘Abdulloh mengatakan, “Apa yang
terjadi padaku? Ketika aku kehilangan ayamku,
aku merasa khawatir, tapi ketika aku melewatkan
sholat berjama’ah, itu tidak menjadikanku
bersedih hati” [Hilyat al Awliya, 3/19]
Umar mengatakan, ketika ia berdiri diatas
mimbar, “Orang-orang mungkin memiliki rambut
putih dalam islam (– disebabkan karena ia telah
lama memeluk islam (muslim) sampai ia berumur
lanjut–), belum pernah menyempurnakan satu
pun ibadah kepada Allah Yang Maha Agung!
diapun ditanya “kenapa begitu?” Ia mengatakan,
“Ia tidak menyempurnakan sholatnya, karena
sholat diperlukan adanya khusyu’, khidmat
(sungguh-sungguh), serta menghadirkan hatinya
kepada Allah” [Al-Ihya 10/202]
Hammad bin Salamah mengatakan, “Aku tidak
pernah berdiri untuk sholat tanpa membayangkan
bahwa jahannam ada dihadapanku” [Tadhkirat al
Huffadh 1/219]
Muadz bin Jabal menasehati anaknya, “Hai
anakku! Sholatlah seperti sholatnya orang yang
akan pergi, dan bayangkanlah bahwa engkau
tidak akan sholat lagi. Ketahuilah, bahwa seorang
muslim itu mati diantara dua kebaikan, satu keika
ia mengerjakan (kebaikan/ibadah)nya, dan satu
lagi ketika ia sedang berniat
mengerjakannya.” [Sifatush Shafwah 1/496]
Bakar Al-Muzani berkata,“Jika engkau ingin
sholatmu bermanfaat bagimu, katakan kepada
dirimu, “aku tidak akan memiliki kesempatan
untuk melaksanakan sholat lagi (sholat
berikutnya)” [Jami` al `Ulum wal Hikam, p 466.]
Shubrumah mengatakan,“Kami menemani Karz
Al-Haritsi ketika safar. Kapan saja ia menentukan
tenda dalam satu daerah, ia sering kali
mengeceknya dengan seksama, dan ketika ia
menemukan tanah yang ia suka, maka ia akan
pergi kesana dan terus sholat disana, hingga
telah datang waktu untuk meninggalkannya
(tempat tersebut).” [Sifat as Safwah 3/120]
Al-Qosim bin Muhammad mengatakan,
“Kapansaja aku berjalan pada waktu pagi, Aku
selalu menemui ‘A-isyah radhiallohu ‘anha
(bibinya), dan menyapanya. Suatu ketika, aku
mendapatinya sedang melaksanakan sholat
dhuha, membaca ayat ini berulang-kali, menangis
dan memohon kepada Allah, “Maka Allah
memberikan karunia kepada kami dan memelihara
kami dari azab neraka. (At-Tur 52:27)” Aku tetap
berdiri, hingga aku merasa bosan, maka aku
meninggalkannya, dan pergi kepasar untuk
melakukan sesuatu, dan mengatakan kepada
diriku, “ketika aku menyelesaikannya, maka aku
akan kembali (ke kediaman ‘a-isyah radhiallohu
‘anha). Ketika aku menelesaikannya, aku masih
mendapatinya berdiri didalam sholatnya,
membaca ayat yang sama, menangis dan
memohon kepada Allah” [Al Ihya 4/436]
Maymun bin Hayyan mengatakan, “Aku tidak
pernah melihat Muslim bin Yasar menggerakkan
kepalanya ketika ia sedang sholat, apakah sholat
yang ringan maupun panjang. Pernah sekali, ada
salah satu bagian mesjid yang runtuh, bunyi
reruntuhan itu sampai-sampai menyebabkan
orang-orang dipasar ketakutan, sedangkan ia,
tidak takut, bahkan tidak menggerakkan
kepalanya dan tetap dalam sholatnya” [Az Zuhd
by Imam Ahmad p 359]
Salah seorang salaf mengatakan, “Aku menemani
‘Atho bin Robah selama delapan belas tahun.
Ketika ia tua renta, ia sering berdiri dalam
sholatnya dan membaca sekitar DUA RATUS
AYAT dari surat al-baqoroh sambil berdiri dengan
teguh dan mantap, sampai-sampai tidak ada
anggota tubuhnya terlihat bergerak” [As Siyar
5/87, Sifat as Safwah 2/213]
Abu Bakar bin ‘Aiyash mengatakan, “Jika engkau
melihat Habib bin Abu Tsabit dalam sujudnya,
maka kamu akan mengira ia telah wafat karena
lamanya sujudnya.” [As Siyar 5/291]
Ali bin Al-Fudhoil berkata, “Aku melihat Ats-
Tsauri dalam sujudnya ketika ia sholat, dan aku
pun melaksanakan tawaf mengelilingi ka’bah
tujuh kali sampai ia mengangkat kepalanya dari
sujudnya” [As Siyar 7/277]
Ketika Hatim Al-Asamm ditanyakan tentang
sholatnya, ia mengatakan, “Ketika telah dekat
waktu untuk sholat, maka aku menyempurnakan
wudhuku, dan pergi kemana aku akan
melaksanakan sholatku (mesjid). Kemudian aku
berdiri dan sholat, membayangkan bahwa ka’bah
ada dihadapanku, surga ada disebelah kananku,
neraka ada disebelah kiriku, dan malaikat maut
ada dibelakangku. Aku membayangkan bahwa
itulah sholat terakhir yang akan aku kerjakan, aku
berdiri dengan penuh harap (terhadap Jannah-
Nya dan pahala-Nya). dan takut (Neraka-Nya)
dan mengumandangkan takbir disertai niat yang
tulus dan ikhlas. Aku membacakan al-qur’an
dengan pelan, aku ruku’ dengan merendahkan
hati, kemudian sujud dengan khusyu’ dan
kemudian duduk diatas kaki kiriku, dengan kaki
kiriku terbaring ditanah dan meluruskan kaki
kananku (iftirasy’) dan sholat dengan penuh
keikhlasan. Kemudian, aku tidak tahu apakah
sholaku telah Diterima-Nya. [Al Ihya 1/179]
Salah seorang salaf mengatakan, “Hai anak
adam! jika engkau menginginkan/memerlukan
bagian dalam hidup ini, maka engkau lebih
memerlukan bagianmu untuk hari kemudian. Jika
engkau menjaga bagianmu dalam hidup ini, maka
kamu akan kehilangan bagianmu pada hari
kemudian, dan akan segera melilitkanmu dengan
kehilangan bagianmu dalam hidupmu ini pula.
Jika engkau menjaga bagianmu untuk hari
kemudian, maka kamu akan mendapatkan dan
memenangkan seluruh bagian dalam hidup ini
dengan mudah.” [Fada'il adh Dhikr by ibn al
Jawzi p. 19]
Oleh: Abdul Malik Al-Qasim , dialihbahasakan
oleh: Abu Zuhriy Al-Ghåråntaliy
http://www.abufairuz.com/2011/tazkiyatun-nufus/sholat-dalam-pandangan-salaf/
Sholat dalam pandangan Salaf
Diposting oleh Ustadz Abu Fairuz pada 6 February
2011
Kategori: Tazkiyatun Nufus Tags: kaum salaf
dalam shalatnya , kisah shalat —
Salah seorang salaf mengatakan, Selama empat
puluh tahun, adzan tidak pernah dikumandangkan,
melainkan Sa’id bin al-Musayyib rahimahullah
telah berada di mesjid sebelumnya. [Tabaqat al
Hanabilah 1/141, Hilyat al Awliya 2/163, Sifat as
Safwah 2/80]
‘Umar radhiallahu ’anhu pingsan ketika ia ditikam,
dan berdasarkan al-muswar bin makhramah,
(bahwa ia berkata) “tidak ada yang dapat
membangunkannya
hidup”. Mereka mengatakan kepadanya, “Sholat
telah usai, hai amirul mukminin!”
Maka ia bangun dan mengatakan, “Sholatlah,
demi Allah! sesungguhnya tidak ada bagian dalam
islam bagi siapa saja yang meninggalkan sholat.”
(al-muswar berkata) “Dia menunaikan sholat
sedangkan luka yang dideritanya mengucurkan
darah.” [Sifat as Safwah 2/131, As Siyar 5/220]
Setelah Ar-Rabi’ bin Khaytham lumpuh, ia masih
tetap pergi ke mesjid dengan dibantu dua orang
lelaki. Dikatakan kepadanya: “Hai Abu Yazid!
Kamu memiliki udzur untuk mendirikan sholat di
rumahmu.”
Ia menjawab: “Benar, tapi aku mendengar ajakan
“hayya ‘alal falaah” (marilah kita menuju
kemenangan), dan aku kira, bagi siapa yang
mendengar hal ini, seharusnya menjawabnya
walaupun dengan merangkak!” [Hilyat al Awliya
2/113]
Adi bin Hatim (radhiallohu ‘anhu) mengatakan:
“Setiap kali datang waktu sholat, maka ia
mendatangiku ketika aku bersemangat
melakukannya dan aku siap untuk melakukannya
(telah menyempurnakan wudhu). [Az Zuhd by
Ahmad, p. 249]
Abu Bakar bin Abdulloh Al-Muzani mengatakan,
“Siapa yang sepertimu, Hai Anak Adam, kapanpun
kamu mengharapkan sesuatu, gunakanlah air
untuk berwudhu, pergilah ke tempat shalat(mu)
dan kemudian rasakanlah kehadiran Rabb-mu
tanpa adanya penerjemah atau halangan antara
dirimu dan diriNya.” [Al Bidayah wa an Nihayah
9/256]
Abul Aliyah mengatakan, “Aku akan bepergian
beberapa hari untuk menemui seseorang, dan
yang pertama kali akan kulihat darinya yaitu
sholatnya. Jika ia mendirikan sholat dengan
sempurna dan tepat waktu, maka aku akan
bersamanya, dan mengambil ilmu darinya. Jika
kutemukan ia tidak memperdulikan sholat, maka
aku akan meninggalkannya
kepada diriku bahwa selain daripada itu (sholat),
pastilah dia lebih tidak peduli lagi”
Salah seorang salaf mengatakan, Ketika Ali bin
Al-Husain menyempurnakan wudhunya, rona-
wajahnya berubah. Maka keluarganya
menannyakan kepadanya tentang hal ini, maka ia
menjawab, “Tahukah kamu Siapa yang kelak akan
ku temui?”Yazid bin Abdulloh ditanya, ” Apakah
sebaiknya kita menambahkan atap kepada mesjid
kita ini?” maka ia menjawab, “murnikanlah hatimu
maka mesjidmu akan mencukupkanmu” [Hilyat al
Awliya 2/312]
Adi bin Hatim (radhiallohu ‘anhu) mengatakan,
“Sejak aku menjadi seorang muslim, aku selalu
memastikan bahwa aku telah berwudhu ketika
adzan dikumandangkan”
Ubayd bin Ja’far mengatakan, “Aku tidak pernah
melihat pamanku, Bishr bin Masnur, melewatakan
takbir pertama (takbiratul ihram)…” [Sifat as
Safwah 3/376]
Ibnu Sama’ah berkata, “Selama empat puluh
tahun, aku hanya sekali melewatkan takbir
tahrimah (takbir pertama), yaitu ketika wafatnya
ibuku” [As Siyar 10/646]
Berkata seorang salafush shålih, “Jika engkau
mengetahui ada seseorang yang memandang
remeh takbir tahrimah, maka bersihkanlah dirimu
darinya (yakni menjauh darinya).” [As Siyar 5/65,
Sifat as Safwah 3/88]
Sufyan bin ‘Uyaynah berkata, “Termasuk
menghormati sholat yaitu datang sebelum iqomah
dikumandangkan”
Maymun bin Mahran terlambat datang ke mesjid
dan ketika orang-orang memberitahunya bahwa
mereka telah menyempurnakan (menyelesaikan)
sholat, maka ia mengatakan, “Inna lilaahi wa
inna ilayhi rååji’uun… (Kita semua adalah milik
Allah, dan kepadaNya lah kita akan kembali)! Aku
lebih memilih hadir untuk sholat berjama’ah
ketimbang menjadi gubernur iraq!” [Mukashafat al
Qulub p 364]
Yunus bin ‘Abdulloh mengatakan, “Apa yang
terjadi padaku? Ketika aku kehilangan ayamku,
aku merasa khawatir, tapi ketika aku melewatkan
sholat berjama’ah, itu tidak menjadikanku
bersedih hati” [Hilyat al Awliya, 3/19]
Umar mengatakan, ketika ia berdiri diatas
mimbar, “Orang-orang mungkin memiliki rambut
putih dalam islam (– disebabkan karena ia telah
lama memeluk islam (muslim) sampai ia berumur
lanjut–), belum pernah menyempurnakan satu
pun ibadah kepada Allah Yang Maha Agung!
diapun ditanya “kenapa begitu?” Ia mengatakan,
“Ia tidak menyempurnakan sholatnya, karena
sholat diperlukan adanya khusyu’, khidmat
(sungguh-sunggu
kepada Allah” [Al-Ihya 10/202]
Hammad bin Salamah mengatakan, “Aku tidak
pernah berdiri untuk sholat tanpa membayangkan
bahwa jahannam ada dihadapanku” [Tadhkirat al
Huffadh 1/219]
Muadz bin Jabal menasehati anaknya, “Hai
anakku! Sholatlah seperti sholatnya orang yang
akan pergi, dan bayangkanlah bahwa engkau
tidak akan sholat lagi. Ketahuilah, bahwa seorang
muslim itu mati diantara dua kebaikan, satu keika
ia mengerjakan (kebaikan/
lagi ketika ia sedang berniat
mengerjakannya.
Bakar Al-Muzani berkata,“Jika engkau ingin
sholatmu bermanfaat bagimu, katakan kepada
dirimu, “aku tidak akan memiliki kesempatan
untuk melaksanakan sholat lagi (sholat
berikutnya)” [Jami` al `Ulum wal Hikam, p 466.]
Shubrumah mengatakan,“Kam
Al-Haritsi ketika safar. Kapan saja ia menentukan
tenda dalam satu daerah, ia sering kali
mengeceknya dengan seksama, dan ketika ia
menemukan tanah yang ia suka, maka ia akan
pergi kesana dan terus sholat disana, hingga
telah datang waktu untuk meninggalkannya
(tempat tersebut).” [Sifat as Safwah 3/120]
Al-Qosim bin Muhammad mengatakan,
“Kapansaja aku berjalan pada waktu pagi, Aku
selalu menemui ‘A-isyah radhiallohu ‘anha
(bibinya), dan menyapanya. Suatu ketika, aku
mendapatinya sedang melaksanakan sholat
dhuha, membaca ayat ini berulang-kali, menangis
dan memohon kepada Allah, “Maka Allah
memberikan karunia kepada kami dan memelihara
kami dari azab neraka. (At-Tur 52:27)” Aku tetap
berdiri, hingga aku merasa bosan, maka aku
meninggalkannya
melakukan sesuatu, dan mengatakan kepada
diriku, “ketika aku menyelesaikanny
akan kembali (ke kediaman ‘a-isyah radhiallohu
‘anha). Ketika aku menelesaikannya
mendapatinya berdiri didalam sholatnya,
membaca ayat yang sama, menangis dan
memohon kepada Allah” [Al Ihya 4/436]
Maymun bin Hayyan mengatakan, “Aku tidak
pernah melihat Muslim bin Yasar menggerakkan
kepalanya ketika ia sedang sholat, apakah sholat
yang ringan maupun panjang. Pernah sekali, ada
salah satu bagian mesjid yang runtuh, bunyi
reruntuhan itu sampai-sampai menyebabkan
orang-orang dipasar ketakutan, sedangkan ia,
tidak takut, bahkan tidak menggerakkan
kepalanya dan tetap dalam sholatnya” [Az Zuhd
by Imam Ahmad p 359]
Salah seorang salaf mengatakan, “Aku menemani
‘Atho bin Robah selama delapan belas tahun.
Ketika ia tua renta, ia sering berdiri dalam
sholatnya dan membaca sekitar DUA RATUS
AYAT dari surat al-baqoroh sambil berdiri dengan
teguh dan mantap, sampai-sampai tidak ada
anggota tubuhnya terlihat bergerak” [As Siyar
5/87, Sifat as Safwah 2/213]
Abu Bakar bin ‘Aiyash mengatakan, “Jika engkau
melihat Habib bin Abu Tsabit dalam sujudnya,
maka kamu akan mengira ia telah wafat karena
lamanya sujudnya.” [As Siyar 5/291]
Ali bin Al-Fudhoil berkata, “Aku melihat Ats-
Tsauri dalam sujudnya ketika ia sholat, dan aku
pun melaksanakan tawaf mengelilingi ka’bah
tujuh kali sampai ia mengangkat kepalanya dari
sujudnya” [As Siyar 7/277]
Ketika Hatim Al-Asamm ditanyakan tentang
sholatnya, ia mengatakan, “Ketika telah dekat
waktu untuk sholat, maka aku menyempurnakan
wudhuku, dan pergi kemana aku akan
melaksanakan sholatku (mesjid). Kemudian aku
berdiri dan sholat, membayangkan bahwa ka’bah
ada dihadapanku, surga ada disebelah kananku,
neraka ada disebelah kiriku, dan malaikat maut
ada dibelakangku. Aku membayangkan bahwa
itulah sholat terakhir yang akan aku kerjakan, aku
berdiri dengan penuh harap (terhadap Jannah-
Nya dan pahala-Nya). dan takut (Neraka-Nya)
dan mengumandangkan
tulus dan ikhlas. Aku membacakan al-qur’an
dengan pelan, aku ruku’ dengan merendahkan
hati, kemudian sujud dengan khusyu’ dan
kemudian duduk diatas kaki kiriku, dengan kaki
kiriku terbaring ditanah dan meluruskan kaki
kananku (iftirasy’) dan sholat dengan penuh
keikhlasan. Kemudian, aku tidak tahu apakah
sholaku telah Diterima-Nya. [Al Ihya 1/179]
Salah seorang salaf mengatakan, “Hai anak
adam! jika engkau menginginkan/
bagian dalam hidup ini, maka engkau lebih
memerlukan bagianmu untuk hari kemudian. Jika
engkau menjaga bagianmu dalam hidup ini, maka
kamu akan kehilangan bagianmu pada hari
kemudian, dan akan segera melilitkanmu dengan
kehilangan bagianmu dalam hidupmu ini pula.
Jika engkau menjaga bagianmu untuk hari
kemudian, maka kamu akan mendapatkan dan
memenangkan seluruh bagian dalam hidup ini
dengan mudah.” [Fada'il adh Dhikr by ibn al
Jawzi p. 19]
Oleh: Abdul Malik Al-Qasim , dialihbahasakan
oleh: Abu Zuhriy Al-Ghåråntaliy
http://
ᏰᏋᏦ ᏆᎡᏫᏋᏝ ᏰᏋᏦ ᏆᎡᏫᏋᏝ
Petuah Imam Syafi’i
Tentang Zuhud
Sekedar pengakuan belaka
ﻣﻦ ﺍﺩﻋﻰ ﺃﻧﻪ ﺟﻤﻊ ﺑﻴﻦ ﺣﺐ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﺣﺐ ﺧﺎﻟﻘﻬﺎ ﻓﻲ
ﻗﻠﺒﻪ ﻓﻘﺪ ﻛﺬﺏ
Barangsiapa mengaku dapat menggabungkan
dua cinta dalam hatinya, cinta dunia sekaligus
cinta Allah, maka dia telah berdusta.
ﺗﻌﺼﻲ ﺍﻻﻟﻪ ﻭﺃﻧﺖ ﺗﻈﻬﺮ ﺣﺒﻪ | ﻫﺬﺍ ﻣﺤﺎﻝ ﻓﻲ
ﺍﻟﻘﻴﺎﺱ ﺑﺪﻳﻊ
Kau bermaksiat lalu mengaku mencintai-Nya?
ini sungguh mustahil terjadi
ﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﺣﺒﻚ ﺻﺎﺩﻗﺎ ﻷﻃﻌﺘﻪ | ﺍﻥ ﺍﻟﻤﺤﺐ ﻟﻤﻦ ﻳﺤﺐ
ﻣﻄﻴﻊ
Andaikan cintamu itu sejati kau pasti menaati-
Nya! Sesungguhnya seorang pencinta akan
taat kepada yang dicintainya
Hakekat Dunia
ﺍﻥ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﺩﺣﺾ ﻣﺰﻟﺔ, ﻭﺩﺍﺭ ﻣﺬﻟﺔ , ﻋﻤﺮﺍﻧﻪ ﺍﻟﻰ ﺧﺮﺍﺋﺐ
ﺻﺎﺋﺮ , ﻭﺳﺎﻛﻨﻬﺎ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﻘﺒﻮﺭ ﺯﺍﺋﺮ , ﺷﻤﻠﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻔﺮﻕ
ﻣﻮﻗﻮﻑ , ﻭﻏﻨﺎﻫﺎ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﻔﻘﺮ ﻣﺼﺮﻭﻑ , ﺍﻻﻛﺜﺎﺭ ﻓﻴﻬﺎ
ﺍﻋﺴﺎﺭ , ﻭﺍﻻﻋﺴﺎﺭ ﻓﻴﻬﺎ ﻳﺴﺎﺭ
Dunia adalah batu yang licin dan kampung
yang kumuh. Bangunannya kelak roboh,
penduduknya adalah calon penghuni kubur,
apa yang dikumpulkan akan ditinggalkan, apa
yang dibanggakan akan disesalkan,
mengejarnya sulit, meninggalkannya mudah.
Dalam kesempatan lain:
ﻗﻴﻞ ﻟﻠﺸﺎﻓﻌﻲ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ : ﻣﺎ ﻟﻚ ﺗﻜﺜﺮ ﻣﻦ ﺍﻣﺴﺎﻙ
ﺍﻟﻌﺼﺎ , ﻭﻟﺴﺖ ﺑﻀﻌﻴﻒ؟
ﻗﺎﻝ : ﻷﺗﺬﻛﺮ ﺃﻧﻲ ﻣﺴﺎﻓﺮ
Seseorang bertanya kepada Imam Syafi’I:
“Mengapa engkau selalu membawa tongkat
padahal engkau bukanlah orang yang lemah?”
beliau menjawab: “Agar aku selalu teringat
bahwa aku adalah seorang musafir”.
Tentang Tazkiyatun Nufus
Si Hina dan Si Mulia
ﺗﻤﻮﺕ ﺍﻷﺳﺪ ﻓﻲ ﺍﻟﻐﺎﺑـﺎﺕ ﺟﻮﻋـﺎ | ﻭﻟﺤـﻢ ﺍﻟﻀـﺄﻥ
ﺗﺄﻛﻠـﻪ ﺍﻟـﻜـﻼﺏ
singa di hutan mati kelaparan
sedangkan daging kambing itu dimakan anjing
ﻭﻋﺒـﺪ ﻗـﺪ ﻳﻨـﺎﻡ ﻋﻠـﻰ ﺣـﺮﻳـﺮ | ﻭﺫﻭ ﻧﺴـﺐ ﻣﻔﺎﺭﺷـﻪ
ﺍﻟـﺘـﺮﺍﺏ
dan terkadang hamba itu tidur beralaskan
sutera
sementara si mulia itu berlantaikan tanah
Ketatapan hati
ﺍﺫﺍ ﺛﺒﺖ ﺍﻷﺻﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﻠﺐ, ﺃﺧﺒﺮ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ ﻋﻦ ﺍﻟﻔﺮﻭﻉ .
Jika akar sudah menetap di hati, maka lidah
akan mengabarkan cabangnya.
Celalah dirimu
ﻧﻌﻴـﺐ ﺯﻣﺎﻧﻨـﺎ ﻭﺍﻟﻌﻴـﺐ ﻓﻴـﻨـﺎ | ﻭﻣـﺎ ﻟﺰﻣﺎﻧﻨـﺎ ﻋـﻴـﺐ
ﺳـﻮﺍﻧـﺎ
kita menyalahkan masa, sedangkan kesalahan
itu pada kita
tidaklah masa itu bersalah melainkan kita
sendiri
ﻭﻧﻬﺠﻮ ﺫﺍ ﺍﻟﺰﻣـﺎﻥ ﺑﻐﻴـﺮ ﺫﻧـﺐ | ﻭﻟـﻮ ﻧﻄـﻖ ﺍﻟﺰﻣـﺎﻥ ﻟﻨـﺎ
ﻫﺠﺎﻧـﺎ
kita mencela masa sedangkan ia tiada berdosa
kalau masa itu mampu bertutur nescaya kita
dicelanya
ﻭﻟﻴﺲ ﺍﻟﺬﺋﺐ ﻳﺄﻛـﻞ ﻟﺤـﻢ ﺫﺋـﺐ | ﻭﻳﺄﻛـﻞ ﺑﻌﻀﻨـﺎ ﺑـﻌـﺾ
ﻋﻴـﺎﻧـﺎ
serigala itu tidaklah memakan daging serigala
sedangkan kita ‘memakan’ sesama kita
terang-terangan
Obat penyakit Ujub
ﺇﺫﺍ ﺧﻔﺖ ﻋﻠﻰ ﻋﻤﻠﻚ ﺍﻟﻌﺠﺐ
Jika engkau takut atas amalmu tercampur ujub
ﻓﺎﻧﻈﺮ ﺭﺿﻰ ﻣﻦ ﺗﻄﻠﺐ
Maka lihatlah keridhaan siapa yang engkau
cari?
ﺇﺫﺍ ﺧﻔﺖ ﻋﻠﻰ ﻋﻤﻠﻚ ﺍﻟﻌﺠﺐ
Jika engkau takut atas amalmu tercampur ujub
ﻭﻓﻲ ﺃﻱ ﺛﻮﺍﺏ ﺗﺮﻏﺐ
Maka kepada siapa engkau pantas
mengharap-harap balasan?
ﺇﺫﺍ ﺧﻔﺖ ﻋﻠﻰ ﻋﻤﻠﻚ ﺍﻟﻌﺠﺐ
Jika engkau takut atas amalmu tercampur
ujub…
ﻭﻣﻦ ﺃﻱ ﻋﻘﺎﺏ ﺗﺮﻫﺐ
Maka siapakah, yang engkau pantas takut
adzabnya?
ﻭﺃﻱ ﻋﺎﻓﻴﺔ ﺗﺸﻜﺮ
Maka kesehatan mana (yang telah diberiNya)
yang kau syukuri?
ﻭﺃﻱ ﺑﻼﺀ ﺗﺬﻛﺮ
Musibah mana (yang mana Dia telah
mengangkatnya) yang kau ingat?
ﻓﺎﻧﻚ ﺍﺫﺍ ﺗﻔﻜﺮﺕ ﻓﻲ ﻭﺍﺣﺪﺓ ﻣﻦ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺨﺼﺎﻝ , ﺻﻐﺮ
ﻓﻲ ﻋﻴﻨﻚ ﻋﻤﻠﻚ
Jika engkau memikirkan salah satu dari hal-
hal tersebut… maka akan terlihat kerdil
amalan-amalanmu.
Bukan untuk si pendosa
ﺷﻜﻮﺕُ ﺇﻟﻰ ﻭﻛﻴـﻊ ﺳـﻮﺀ ﺣﻔﻈـﻲ | ﻓﺄﺭﺷﺪﻧﻲ ﺇﻟـﻰ ﺗـﺮﻙ
ﺍﻟﻤﻌﺎﺻـﻲ
ku mengadu kepada Waqi’ masalah
ingatanku… maka beliau menasihatiku untuk
meninggalkan maksiat…
ﻭﺃﺧﺒﺮﻧـﻲ ﺑـﺄﻥ ﺍﻟﻌـﻠـﻢ ﻧــﻮﺭ | ﻭﻧـﻮﺭ ﺍﻟﻠﻪ ﻻ ﻳُـﻬـﺪﻯ
ﻟﻌـﺎﺻـﻲ
dan beliau khabarkan kepadaku bahawa ilmu
itu cahaya… dan cahaya Allah itu bukanlah
untuk si pendosa
Jauhi kekenyangan!
ﺍﻟﺸﺒﻊ ﺳﻴﺜﻘﻞ ﺍﻟﺒﺪﻥ , ﻭﻳﻘﺴﻲ ﺍﻟﻘﻠﺐ , ﻭﻳﺰﻳﻞ ﺍﻟﻔﻄﻨﺔ ,
ﻭﻳﺠﻠﺐ ﺍﻟﻨﻮﻡ , ﻭﻳﻀﻌﻒ ﻋﻦ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ .
Kekenyangan dapat memberatkan badan,
mengeraskan hati, mengusir kecerdasan,
mengundang tidur dan melemahkan semangat
ibadah
Yang tinggi kedudukannya dan yang paling
mulia
ﺃﺭﻓﻊ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻗﺪﺭﺍ ﻣﻦ ﻻ ﻳﺮﻯ ﻗﺪﺭﻩ, ﻭﺃﻛﺜﺮﻫﻢ ﻓﻀﻼ
ﻣﻦ ﻻ ﻳﺮﻯ ﻓﻀﻠﻪ .
Orang paling tinggi kedudukannya diantara
manusia adalah orang adalah yang tidak
pernah melihat kedudukannya. Orang paling
banyak keutamaannya adalah yang tidak
pernah melihat keutamaannya.
Mengabarkan umur
ﻟﻴﺲ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺮﻭﺀﺓ ﺃﻥ ﻳﺨﺒﺮ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺑﺴﻨﻪ , ﻷﻧﻪ ﺍﻥ ﻛﺎﻥ
ﺻﻐﻴﺮﺍ ﺍﺳﺘﺤﻘﺮﻭﻩ , ﻭﺍﻥ ﻛﺎﻥ ﻛﺒﻴﺮﺍ ﺍﺳﺘﻬﺮﻣﻮﻩ .
Tidak termasuk muru-ah (penjagaan
kehormatan diri), jika memberitahukan
umurnya kepada orang lain… karena jika ia
masih muda akan diremehkan, jika sudah tua
akan dilecehkan.
Tentang Ilmu
Ilmu sebelum segala sesuatu
ﺗﻔﻘّﻪ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﺗﺮﺃﺱ , ﻓﺎﺫﺍ ﺭﺃﺳﺖ ﻓﻼ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻰ
ﺍﻟﺘﻔﻘّﻪ .
Perdalamlah ilmu agama sebelum kau menjadi
pemimpin, karena saat kau menjadi pemimpin
maka tak ada lagi waktu untuk mendalami
ilmu.
Belajarlah!
ﺗﻌﻠّﻢ ﻓﻠﻴﺲ ﺍﻟﻤﺮﺀ ﻳﻮﻟﺪ ﻋﺎﻟﻤﺎ | ﻭﻟﻴﺲ ﺃﺧﻮ ﻋﻠﻢ ﻛﻤﻦ
ﻫﻮ ﺟﺎﻫﻞ
Belajarlah! Karena tak seorang pun yang
terlahir sebagai Ulama… Dan tidaklah sama
orang yang berilmu dengan orang yang
bodoh…
ﻭﺍﻥ ﻛﺒﻴﺮ ﺍﻟﻘﻮﻡ ﻻ ﻋﻠﻢ ﻋﻨﺪﻩ | ﺻﻐﻴﺮ ﺍﺫﺍ ﺍﻟﺘﻔّﺖ ﻋﻠﻴﻪ
ﺍﻟﺠﺤﺎﻓﻞ
Sesungguhnya pembesar suatu kaum yang
tidak berilmu itu nampak kecil… Apa bila
berada padanya suatu kumpulan
ﻭﺍﻥّ ﺻﻐﻴﺮ ﺍﻟﻘﻮﻡ ﻭﺍﻥ ﻛﺎﻥ ﻋﺎﻟﻤﺎ | ﻛﺒﻴﺮ ﺍﺫﺍ ﺭﺩّﺕ ﺍﻟﻴﻪ
ﺍﻟﻤﺤﺎﻓﻞ
Dan orang orang kecil dari suatu kaum akan
terlihat besar
Apabila berada padanya suartu kumpulan
Mencari tempat tinggal yang tepat
ﻻ ﺗﺴﻜﻨﻦ ﺑﻠﺪﺍ ﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﻓﻴﻪ ﻋﺎﻟﻢ ﻳﻔﺘﻴﻚ ﻋﻦ ﺩﻳﻨﻚ ,
ﻭﻻ ﻃﺒﻴﺐ ﻳﻨﺒﺌﻚ ﻋﻦ ﺃﻣﺮ ﺑﺪﻧﻚ
Janganlah kalian menetap di suatu negeri
yang di dalamnya tak ada seorang ulama yang
memberikan fatwa tentang agamamu, dan
seorang dokter yang memberitahu penyakitmu.
Wasiat kepada penuntut ilmu
ﺃﺧﻲ ﻟـﻦ ﺗﻨـﺎﻝ ﺍﻟﻌﻠـﻢ ﺇﻻ ﺑﺴﺘـﺔ | ﺳﺄﻧﺒﻴـﻚ ﻋـﻦ
ﺗﻔﺼﻴﻠﻬـﺎ ﺑﺒـﻴـﺎﻥ
saudaraku, kamu takkan memperoleh ilmu
melainkan dengan 6 hal.. ku khabarkan
kepadamu dengan penjelasan yang terperinci
ﺫﻛﺎﺀ ﻭﺣـﺮﺹ ﻭﺍﺟﺘﻬـﺎﺩ ﻭﺑﻠﻐـﺔ | ﻭﺻﺤﺒـﺔ ﺃﺳﺘـﺎﺫ
ﻭﻃـﻮﻝ ﺯﻣــﺎﻥ
cerdas, bersemangat, bersungguh-sungguh,
berkecukupan,
berguru kepada ustaadz, pada masa yang
panjang
Keutamaan ilmu dan hinanya kebodohan
ﻛﻔﻰ ﺑﺎﻟﻌﻠﻢ ﻓﻀﻴﻠﺔ ﺃﻥ ﻳﺪﻋﻴﻪ ﻣﻦ ﻟﻴﺲ ﻓﻴﻪ , ﻭﻳﻔﺮﺡ
ﺍﺫﺍ ﻧﺴﺐ ﺍﻟﻴﻪ
Cukuplah ilmu menjadi sebuah keutamaan saat
orang yang tak memiliki mengaku-ngaku
memilikinya dan merasa senang jika dipanggil
dengan gelar ilmuwan.
ﻭﻛﻔﻰ ﺑﺎﻟﺠﻬﻞ ﺷﻴﻨﺎ ﺃﻥ ﻳﺘﺒﺮﺃ ﻣﻨﻪ ﻣﻦ ﻫﻮ ﻓﻴﻪ ,
ﻭﻳﻐﻀﺐ ﺍﺫﺍ ﻧﺴﺐ ﺍﻟﻴﻪ
Cukuplah kebodohan menjadi aib saat orang
yang bodoh merasa terbebas darinya dan
marah jika digelari dengannya.
Dampak ilmu
ﻣﻦ ﺗﻌﻠﻢ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻋﻈﻤﺖ ﻗﻴﻤﺘﻪ .
Barangsiapa mempelajari Al Qur’an, akan naik
harga dirinya.
ﻭﻣﻦ ﺗﻜﻠﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﻔﻘﻪ ﻧﻤﺎ ﻗﺪﺭﻩ .
Barangsiapa mendalami Fikih, akan
berkembang kemampuannya.
ﻭﻣﻦ ﻛﺘﺐ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻗﻮﻳﺖ ﺣﺠﺘﻪ .
Barangsiapa menulis Hadits, akan kuat
argumentasinya.
ﻭﻣﻦ ﻧﻈﺮ ﻓﻲ ﺍﻟﻠﻐﺔ ﺭﻕّ ﻃﺒﻌﻪ .
Barangsiapa berkecimpung dalam Ilmu
Bahasa, akan lembut perasaannya.
ﻭﻣﻦ ﻧﻈﺮ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﺴﺎﺏ ﺟﺰﻝ ﺭﺃﻳﻪ .
Barangsiapa berkecimpung dalam Ilmu
Matematika, akan luas akalnya.
ﻭﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺼﻦ ﻧﻔﺴﻪ , ﻟﻢ ﻳﻨﻔﻌﻪ ﻋﻠﻤﻪ .
Barangsiapa tidak menjaga hawa nafsunya,
takkan bermanfaat ilmunya.
Keutamaan ahli bahasa arab
ﺃﺻﺤﺎﺏ ﺍﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﺟﻦّ ﺍﻻﻧﺲ, ﻳﺒﺼﺮﻭﻥ ﻣﺎ ﻻ ﻳﺒﺼﺮ
ﻏﻴﺮﻫﻢ .
Para ahli bahasa arab adalah jin-nya manusia,
mereka bisa melihat apa yang tidak dapat
dilihat oleh orang biasa.
Ilmu yang haq
ﻛُﻞُّ ﺍﻟْﻌُﻠُﻮْﻡِ ﺳِﻮَﻯ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﻣُﺸْﻐِﻠَﺔٌ | ﺇِﻻَّ ﺍﻟْﺤَﺪِﻳْﺚَ ﻭَ ﻋِﻠْﻢَ
ﺍﻟْﻔِﻘْﻪِ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦِ
Setiap ilmu selain Al Qur-an akan
menyibukkan, kecuali ilmu hadits dan fiqih…
ﺍَﻟْﻌِﻠْﻢُ ﻣَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﻓِﻴْﻪِ ﻗَﺎﻝَ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ | ﻭَ ﻣَﺎ ﺳِﻮَﻯ ﺫَﺍﻙَ
ﻭَﺳْﻮَﺱُ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴْﻦَ
Ilmu adalah sesuatu yang di dalamnya
terdapat ungkapan ‘Haddatsana’ (yaitu jelas
sanadnya)… Adapun ilmu selainnya, hal itu
hanyalah bisikan syaithan semata…
Mencegah tapi mencebur
ﻳﺎ ﻭﺍﻋﻆ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻋﻤّﺎ ﺃﻧﺖ ﻓﺎﻋﻠﻪ | ﻳﺎ ﻣﻦ ﻳﻌﺪّ ﻋﻠﻴﻪ
ﺍﻟﻌﻤﺮ ﺑﺎﻟﻨﻔﺲ
Wahai orang yang mencegah sementara dirinya
mencebur
Wahai orang yang menghitung usianya dalam
desahan nafas
ﺍﺣﻔﻆ ﻟﺸﻴﺒﻚ ﻣﻦ ﻋﻴﺐ ﻳﺪﻧّﺴﻪ | ﺍﻥ ﺍﻟﺒﻴﺎﺽ ﻗﻠﻴﻞ
ﺍﻟﺤﻤﻞ ﻟﻠﺪﻧﺲ
Jagalah ubanmu dari kotoran yang
mengotorinya
Karena warna putih itu mudah terkotori
ﻛﺤﺎﻣﻞ ﻟﺜﻴﺎﺏ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻳﻐﺴﻠﻬﺎ | ﻭﺛﻮﺑﻪ ﻏﺎﺭﻕ ﻓﻲ
ﺍﻟﺮﺟﺲ ﻭﺍﻟﻨﺠﺲ
Ibarat buruh yang membawa pakaian orang
lain untuk dicuci
Sementara pakaiannya sendiri kotor berlumur
noda dan najis
ﺗﺒﻐﻲ ﺍﻟﻨﺠﺎﺓ ﻭﻟﻢ ﺗﺴﻠﻚ ﻃﺮﻳﻘﺘﻬﺎ | ﺍﻥ ﺍﻟﺴﻔﻴﻨﺔ ﻻ
ﺗﺠﺮﻱ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻴﺒﺲ
Kau mengharap keselamatan tapi kau enggan
menempuh jalannya
Kapal itu tidak berlayar di daratan.
Tentang Pergaulan
Bersama orang shalih
ﻣﺎ ﺃﺣﺪ ﺍﻻ ﻭﻟﻪ ﻣﺤﺐ ﻭﻣﺒﻐﺾ, ﻓﺎﻥ ﻛﺎﻥ ﻻ ﺑﺪّ ﻣﻦ
ﺫﻟﻚ , ﻓﻠﻴﻜﻦ ﺍﻟﻤﺮﺀ ﻣﻊ ﺃﻫﻞ ﻃﺎﻋﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ .
Setiap orang pasti ada yang mencintai dan ada
yang membenci, karena engkau tidak dapat
menghindar dari hal tersebut… maka
bergabunglah bersama orang-orang yang ta’at
kepada Allaah
Tiga jenis manusia
ﺃُﺣِﺐُّ ﺍﻟﺼَّـﺎﻟِﺤِﻴﻦَ ﻭَﻟَﺴْﺖُ ﻣِﻨْـﻬُﻢْ | ﻟَﻌَﻠِّﻲ ﺃَﻥْ ﺃَﻧَـﺎﻝَ ﺑِـﻬِـﻢْ
ﺷَـﻔَﺎﻋَــــﻪْ
Aku mencintai orang-orang sholeh meskipun
aku bukan termasuk di antara mereka. Semoga
bersama mereka aku bisa mendapatkan
syafa’at kelak.
ﻭَﺃَﻛْﺮَﻩُ ﻣَﻦْ ﺑِﻀَـﺎﻋَﺘُـﻪُ ﺍﻟْﻤَﻌَـﺎﺻِﻲ | ﻭَﺇِﻥْ ﻛُـﻨَّـﺎ ﺳَـﻮَﺍﺀً ﻓِﻲ
ﺍﻟْﺒِـﻀَـﺎﻋَـــﻪْ
Aku membenci para pelaku maksiat meskipun
aku tak berbeda dengan mereka.
ﻭَﺃَﻛْﺮَﻩُ ﻣَﻦْ ﻳُﻀِـﻴﻊُ ﺍﻟْﻌُﻤْﺮَ ﻟَـﻬْـﻮﺍً | ﻭَﻟَﻮْ ﻛُـﻨْـﺖُ ﺍﻣْﺮَﺀﺍً ﺟَـﻢَّ
ﺍﻹِﺿَـﺎﻋَـــﻪْ
Aku membenci orang yang membuang-buang
usianya dalam kesia-siaan walaupun aku
sendiri adalah orang yang banyak menyia-
nyiakan usia.
Orang yang tertipu
ﺃﻇﻠﻢ ﺍﻟﻈﺎﻟﻤﻴﻦ ﻟﻨﻔﺴﻪ : ﻣﻦ ﺗﻮﺍﺿﻊ ﻟﻤﻦ ﻻ ﻳﻜﺮﻣﻪ ,
ﻭﺭﻏﺐ ﻓﻲ ﻣﻮﺩﺓ ﻣﻦ ﻻ ﻳﻨﻔﻌﻪ , ﻭﻗﺒﻞ ﻣﺪﺡ ﻣﻦ ﻻ
ﻳﻌﺮﻓﻪ.
Orang paling tertipu adalah: yang merendah di
hadapan orang yang tidak menghargainya,
yang mencintai orang yang tidak bermanfaat
baginya, yang bangga dengan pujian orang
yang tidak mengenalnya.
Terhadap aib orang lain
ﺇﺫﺍ ﺭﻣﺖ ﺃﻥ ﺗﺤﻴﺎ ﺳﻠﻴﻤﺎً ﻣﻦ ﺍﻟﺮﺩﻯ | ﻭﺩﻳﻨﻚ ﻣﻮﻓﻮﺭ
ﻭﻋﺮﺿﻚ ﺻﻴﻦ
ﻓﻼ ﻳﻨﻄﻘﻦ ﻣﻨﻚ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ ﺑﺴﻮﺃﺓٍ | ﻓﻜﻠﻚ ﺳﻮﺅﺍﺕ
ﻭﻟﻠﻨﺎﺱ ﺍﻟﺴﻦ
ﻭﻋﻴﻨﺎﻙ ﺇﻥ ﺃﺑﺪﺕ ﺇﻟﻴﻚ ﻣﻌﺎﻳﺒﺎً | ﻓﺪﻋﻬﺎ ﻭﻗﻞ ﻳﺎ ﻋﻴﻦ
ﻟﻠﻨﺎﺱ ﺃﻋﻴﻦ
ﻭﻋﺎﺷﺮ ﺑﻤﻌﺮﻭﻑٍ ﻭﺳﺎﻣﺢ ﻣﻦ ﺍﻋﺘﺪﻯ | ﻭﺩﺍﻓﻊ ﻭﻟﻜﻦ
ﺑﺎﻟﺘﻲ ﻫﻲ ﺃﺣﺴﻦ
ﺩﻳﻮﺍﻥ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ / 114
ﺍﻟﻤﺨﻼﺓ / 130
Jika engkau ingin hidup tanpa kehinaan…
(yang mana) Agama dan kehormatanmu
senantiasa terjaga…
Maka janganlah terucap darimu keburukan
seseorang…
Karena setiap yg ada padamu adalah aib dan
manusia memiliki lisan (untuk mengumbar
aibmu)…
Jika matamu menampakkan padamu aib-aib
orang lain…
Tinggalkanlah… dan katakan: “wahai mata
(yang melihat aib orang lain), mereka juga
punya mata (yang melihat aibku)..”
Dan bergaullah engkau dengan baik, serta
maafkan orang yg dzalim pdmu….
Boleh engkau lawan orang dzalim itu namun
dengan cara yg lebih bijak…
Bekal yang paling merugikan
ﺑﺌﺲ ﺍﻟﺰﺍﺩ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﻤﻌﺎﺩ ﺍﻟﻌﺪﻭﺍﻥ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩ .
Bekal paling merugikan untuk di bawa ke
akhirat adalah permusuhan.
Jawaban terhadap si dungu
ﻗﻞ ﺑﻤﺎ ﺷﺌﺖ ﻓﻲ ﻣﺴـﺒﺔ ﻋﺮﺿﻲ | ﻓﺴﻜﻮﺗﻲ ﻋـﻦ
ﺍﻟﻠﺌﻴـﻢ ﺟـﻮﺍﺏ
Katakanlah sesukamu ‘tuk mencela
kehormatanku… Maka diamku terhadap para
pencela adalah jawabanku
ﻣﺎ ﺃﻧﺎ ﻋــﺎﺩﻡ ﺍﻟﺠــﻮﺍﺏ | ﻭﻟﻜﻦ ﻣﺎ ﺿﺮ ﺍﻷﺳﺪ ﺃﻥ ﺗﺠﻴﺐ
ﺍﻟﻜﻼﺏ
Bukannya diriku tak punya jawaban… Namun
tidak layak seekor singa melayani anjing-
anjing
Sikap terhadap si dungu
ﺍﺫﺍ ﻧﻄﻖ ﺍﻟﺴﻔﻴﻪ ﻓﻼ ﺗﺠﺒﻪ | ﻓﺨﻴﺮ ﻣﻦ ﺍﺟﺎﺑﺘﻪ
ﺍﻟﺴﻜﻮﺕ
Jika orang bodoh mengoceh tak perlu kau
jawab… Karena jawaban terbaik adalah diam
ﻳﺨـﺎﻃﺒﻨﻲ ﺍﻟﺴﻔـﻴﻪ ﺑﻜﻞ ﻗﺒـﺢ | ﻓـﺄﻛـﺮﻩ ﺃﻥ ﺃﻛـﻮﻥ ﻟـﻪ
ﻣﺠـﻴـﺒـﺎ
Orang dungu mengajakku berbicara dengan
kasar… Maka aku benci untuk melayaninya…
ﻳﺰﻳﺪ ﺳـﻔﺎﻫﺔ ﻓﺄﺯﻳﺪ ﺣـﻠﻤـﺎ | ﻛـﻌـﻮﺩ ﺯﺍﺩﻩ ﺍﻻﺣـﺮﺍﻕ
ﻃـﻴـﺒـﺎ
Ia tambah kedunguannya dan makinku
berlembut
Layaknya gaharu, semakin dibakar, semakin
harum semerbak
Menyikapi orang yang memusuhimu
ﻟﻤﺎ ﻋﻔﻮﺕ ﻭﻟﻢ ﺃﺣﻘﺪ ﻋﻠﻰ ﺃﺣﺪ | ﺃﺭﺣﺖ ﻧﻔﺴﻲ ﻣﻦ
ﻫـﻢّ ﺍﻟﻌـﺪﺍﻭﺍﺕ
Kala mema’afkan, aku (berusaha untuk) tidak
iri pada siapa pun… Aku tenangkan jiwaku dari
keinginan bermusuhan
ﺍﻧﻲ ﺃﺣﻴﻲّ ﻋﺪﻭﻱ ﻋﻨﺪ ﺭﺅﻳﺘـﻪ | ﻷﺩﻓﻊ ﺍﻟﺸـﺮّ ﻋﻨﻲ
ﺑـﺎﻟﺘـﺤﻴّـﺎﺕ
Sesungguhnya aku ucapkan selamat pada
musuhku saat melihatnya… Agar dapat
menangkal kejahatannya dengan ucapan-
ucapan selamat tersebut
Nasehat kepada saudara
ﻣﻦ ﻭﺍﻋﻆ ﺃﺧﺎﻩ ﺳﺮﺍ , ﻓﻘﺪ ﻧﺼﺤﻪ ﻭﺯﺍﻧﻪ , ﻭﻣﻦ ﻭﻋﻈﻪ
ﻋﻼﻧﻴﺔ , ﻓﻘﺪ ﻓﻀﺤﻪ ﻭﺧﺎﻧﻪ .
Barangsiapa menasehati saudaranya ketika
sendirian berarti ia mencintainya, barangsiapa
menasehatinya dalam keramaian berarti ia
membongkar aib dan mengkhianatinya.
Sikapmu terhadap saudaramu
ﺍِﺫَﺍ ﻛَﺎﻥَ ﻟَﻚَ ﺻَﺪِﻳْﻖٌ ﻓَﺸُﺪَّ ﺑِﻴَﺪَﻳْﻚَ ﺑِﻪِ , ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﺗِّﺨَﺎﺫَ
ﺍﻟﺼَّﺪِﻳْﻖِ ﺻَﻌْﺐٌ , ﻭَﻣُﻔَﺎﺭَﻗَﺘُﻪُ ﺳَﻬْﻞٌ
“Jika engkau memiliki sahabat maka
peganglah kedua tangannya erat-erat, karena
mencari sahabat (sejati) sangatlah sulit,
adapun meninggalkan sahabat perkara yang
mudah”
ﻣَﻦْ ﺻَﺪَﻕَ ﻓِﻲ ﺃُﺧُﻮَّﺓِ ﺃَﺧِﻴْﻪِ : ﻗَﺒِﻞَ ﻋِﻠَﻠَﻪُ, ﻭَﺳَﺪَّ ﺧَﻠَﻠَﻪُ ,
ﻭَﻋَﻔَﺎ ﻋَﻦْ ﺯَﻻَّﺗِﻪِ
“Siapa yang JUJUR dalam menjalin
UKHUWWAH (persaudaraan) dengan
saudaranya… maka ia akan menerima
‘kecacatan’nya, mengisi kekurangannya, dan
memaafkan ketergelincirannya”
ﻣَﻦْ ﻧَﻢَّ ﻟَﻚَ ﻧَﻢَّ ﻋَﻠَﻴْﻚَ , ﻭَﻣَﻦْ ﻧَﻘَﻞَ ﺇِﻟَﻴْﻚَ ﻧَﻘَﻞَ ﻋَﻨْﻚَ
“Barangsiapa yang menyebarkan namimah
(mengadu domba) kepadamu maka ia akan
bernamimah tentangmu. Barangsiapa yang
berkata (tentang kejelekan orang lain)
kepadamu, maka ia akan mengatakan
kejelekanmu (kepada orang lain)”
(dari artikel ustadz firanda )
Jagalah lidahmu!
ﺍﺣﻔﻆ ﻟﺴﺎﻧﻚ ﺃﻳﻬﺎ ﺍﻻﻧﺴﺎﻥ | ﻻ ﻳﻠﺪﻏﻨّﻚ ﺍﻧـﻪ ﺛﻌﺒـﺎﻥ
Jagalah lidahmu wahai manusia, jangan
sampai ia mematukmu karena ia adalah ular.
ﻛﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻘﺎﺑﺮ ﻣﻦ ﻗﺘﻴﻞ ﻟﺴﺎﻧﻪ | ﻛﺎﻧﺖ ﺗﻬﺎﺏ ﻟﻘﺎﺀﻩ
ﺍﻷﻗﺮﺍﻥ
Berapa banyak kuburan yang dipenuhi oleh
korban lidah.
Dahulu teman-temannya enggan berjumpa
dengannya.
Juga diriwayatkan:
ﺳﺌﻞ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻦ ﻣﺴﺄﻟﺔ .
Imam Syafi’I rahimahullaah pernah ditanya
tentang suatu masalah…
ﻓﻘﻴﻞ ﻟﻪ : ﺃﻻ ﺗﺠﻴﺐ ﺭﺣﻤﻚ ﺍﻟﻠﻪ !
Dikatakan keapdanya “Mengapa engkau tidak
menjawab pertanyaan -semoga Allaah
merahmatimu- ?”
ﻓﻘﺎﻝ : ﺣﺘﻰ ﺃﺩﺭﻱ ﺍﻟﻔﻀﻞ ﻓﻲ ﺳﻜﻮﺗﻲ ﺃﻭ ﻓﻲ
ﺟﻮﺍﺑﻲ .
Beliau menjawab: “Sampai aku dapat
mengetahui… mana yang lebih utama… diamku
atau jawabku”
Sumber: 1, 2, 3, 4 (pada kolom komentarnya)
http://abuzuhriy.com/petuah-imam-syafii/
Petuah Imam Syafi’i
Tentang Zuhud
Sekedar pengakuan belaka
ﻣﻦ ﺍﺩﻋﻰ ﺃﻧﻪ ﺟﻤﻊ ﺑﻴﻦ ﺣﺐ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﺣﺐ ﺧﺎﻟﻘﻬﺎ ﻓﻲ
ﻗﻠﺒﻪ ﻓﻘﺪ ﻛﺬﺏ
Barangsiapa mengaku dapat menggabungkan
dua cinta dalam hatinya, cinta dunia sekaligus
cinta Allah, maka dia telah berdusta.
ﺗﻌﺼﻲ ﺍﻻﻟﻪ ﻭﺃﻧﺖ ﺗﻈﻬﺮ ﺣﺒﻪ | ﻫﺬﺍ ﻣﺤﺎﻝ ﻓﻲ
ﺍﻟﻘﻴﺎﺱ ﺑﺪﻳﻊ
Kau bermaksiat lalu mengaku mencintai-Nya?
ini sungguh mustahil terjadi
ﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﺣﺒﻚ ﺻﺎﺩﻗﺎ ﻷﻃﻌﺘﻪ | ﺍﻥ ﺍﻟﻤﺤﺐ ﻟﻤﻦ ﻳﺤﺐ
ﻣﻄﻴﻊ
Andaikan cintamu itu sejati kau pasti menaati-
Nya! Sesungguhnya seorang pencinta akan
taat kepada yang dicintainya
Hakekat Dunia
ﺍﻥ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﺩﺣﺾ ﻣﺰﻟﺔ, ﻭﺩﺍﺭ ﻣﺬﻟﺔ , ﻋﻤﺮﺍﻧﻪ ﺍﻟﻰ ﺧﺮﺍﺋﺐ
ﺻﺎﺋﺮ , ﻭﺳﺎﻛﻨﻬﺎ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﻘﺒﻮﺭ ﺯﺍﺋﺮ , ﺷﻤﻠﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻔﺮﻕ
ﻣﻮﻗﻮﻑ , ﻭﻏﻨﺎﻫﺎ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﻔﻘﺮ ﻣﺼﺮﻭﻑ , ﺍﻻﻛﺜﺎﺭ ﻓﻴﻬﺎ
ﺍﻋﺴﺎﺭ , ﻭﺍﻻﻋﺴﺎﺭ ﻓﻴﻬﺎ ﻳﺴﺎﺭ
Dunia adalah batu yang licin dan kampung
yang kumuh. Bangunannya kelak roboh,
penduduknya adalah calon penghuni kubur,
apa yang dikumpulkan akan ditinggalkan, apa
yang dibanggakan akan disesalkan,
mengejarnya sulit, meninggalkannya
Dalam kesempatan lain:
ﻗﻴﻞ ﻟﻠﺸﺎﻓﻌﻲ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ : ﻣﺎ ﻟﻚ ﺗﻜﺜﺮ ﻣﻦ ﺍﻣﺴﺎﻙ
ﺍﻟﻌﺼﺎ , ﻭﻟﺴﺖ ﺑﻀﻌﻴﻒ؟
ﻗﺎﻝ : ﻷﺗﺬﻛﺮ ﺃﻧﻲ ﻣﺴﺎﻓﺮ
Seseorang bertanya kepada Imam Syafi’I:
“Mengapa engkau selalu membawa tongkat
padahal engkau bukanlah orang yang lemah?”
beliau menjawab: “Agar aku selalu teringat
bahwa aku adalah seorang musafir”.
Tentang Tazkiyatun Nufus
Si Hina dan Si Mulia
ﺗﻤﻮﺕ ﺍﻷﺳﺪ ﻓﻲ ﺍﻟﻐﺎﺑـﺎﺕ ﺟﻮﻋـﺎ | ﻭﻟﺤـﻢ ﺍﻟﻀـﺄﻥ
ﺗﺄﻛﻠـﻪ ﺍﻟـﻜـﻼﺏ
singa di hutan mati kelaparan
sedangkan daging kambing itu dimakan anjing
ﻭﻋﺒـﺪ ﻗـﺪ ﻳﻨـﺎﻡ ﻋﻠـﻰ ﺣـﺮﻳـﺮ | ﻭﺫﻭ ﻧﺴـﺐ ﻣﻔﺎﺭﺷـﻪ
ﺍﻟـﺘـﺮﺍﺏ
dan terkadang hamba itu tidur beralaskan
sutera
sementara si mulia itu berlantaikan tanah
Ketatapan hati
ﺍﺫﺍ ﺛﺒﺖ ﺍﻷﺻﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﻠﺐ, ﺃﺧﺒﺮ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ ﻋﻦ ﺍﻟﻔﺮﻭﻉ .
Jika akar sudah menetap di hati, maka lidah
akan mengabarkan cabangnya.
Celalah dirimu
ﻧﻌﻴـﺐ ﺯﻣﺎﻧﻨـﺎ ﻭﺍﻟﻌﻴـﺐ ﻓﻴـﻨـﺎ | ﻭﻣـﺎ ﻟﺰﻣﺎﻧﻨـﺎ ﻋـﻴـﺐ
ﺳـﻮﺍﻧـﺎ
kita menyalahkan masa, sedangkan kesalahan
itu pada kita
tidaklah masa itu bersalah melainkan kita
sendiri
ﻭﻧﻬﺠﻮ ﺫﺍ ﺍﻟﺰﻣـﺎﻥ ﺑﻐﻴـﺮ ﺫﻧـﺐ | ﻭﻟـﻮ ﻧﻄـﻖ ﺍﻟﺰﻣـﺎﻥ ﻟﻨـﺎ
ﻫﺠﺎﻧـﺎ
kita mencela masa sedangkan ia tiada berdosa
kalau masa itu mampu bertutur nescaya kita
dicelanya
ﻭﻟﻴﺲ ﺍﻟﺬﺋﺐ ﻳﺄﻛـﻞ ﻟﺤـﻢ ﺫﺋـﺐ | ﻭﻳﺄﻛـﻞ ﺑﻌﻀﻨـﺎ ﺑـﻌـﺾ
ﻋﻴـﺎﻧـﺎ
serigala itu tidaklah memakan daging serigala
sedangkan kita ‘memakan’ sesama kita
terang-terangan
Obat penyakit Ujub
ﺇﺫﺍ ﺧﻔﺖ ﻋﻠﻰ ﻋﻤﻠﻚ ﺍﻟﻌﺠﺐ
Jika engkau takut atas amalmu tercampur ujub
ﻓﺎﻧﻈﺮ ﺭﺿﻰ ﻣﻦ ﺗﻄﻠﺐ
Maka lihatlah keridhaan siapa yang engkau
cari?
ﺇﺫﺍ ﺧﻔﺖ ﻋﻠﻰ ﻋﻤﻠﻚ ﺍﻟﻌﺠﺐ
Jika engkau takut atas amalmu tercampur ujub
ﻭﻓﻲ ﺃﻱ ﺛﻮﺍﺏ ﺗﺮﻏﺐ
Maka kepada siapa engkau pantas
mengharap-harap
ﺇﺫﺍ ﺧﻔﺖ ﻋﻠﻰ ﻋﻤﻠﻚ ﺍﻟﻌﺠﺐ
Jika engkau takut atas amalmu tercampur
ujub…
ﻭﻣﻦ ﺃﻱ ﻋﻘﺎﺏ ﺗﺮﻫﺐ
Maka siapakah, yang engkau pantas takut
adzabnya?
ﻭﺃﻱ ﻋﺎﻓﻴﺔ ﺗﺸﻜﺮ
Maka kesehatan mana (yang telah diberiNya)
yang kau syukuri?
ﻭﺃﻱ ﺑﻼﺀ ﺗﺬﻛﺮ
Musibah mana (yang mana Dia telah
mengangkatnya) yang kau ingat?
ﻓﺎﻧﻚ ﺍﺫﺍ ﺗﻔﻜﺮﺕ ﻓﻲ ﻭﺍﺣﺪﺓ ﻣﻦ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺨﺼﺎﻝ , ﺻﻐﺮ
ﻓﻲ ﻋﻴﻨﻚ ﻋﻤﻠﻚ
Jika engkau memikirkan salah satu dari hal-
hal tersebut… maka akan terlihat kerdil
amalan-amalanmu
Bukan untuk si pendosa
ﺷﻜﻮﺕُ ﺇﻟﻰ ﻭﻛﻴـﻊ ﺳـﻮﺀ ﺣﻔﻈـﻲ | ﻓﺄﺭﺷﺪﻧﻲ ﺇﻟـﻰ ﺗـﺮﻙ
ﺍﻟﻤﻌﺎﺻـﻲ
ku mengadu kepada Waqi’ masalah
ingatanku… maka beliau menasihatiku untuk
meninggalkan maksiat…
ﻭﺃﺧﺒﺮﻧـﻲ ﺑـﺄﻥ ﺍﻟﻌـﻠـﻢ ﻧــﻮﺭ | ﻭﻧـﻮﺭ ﺍﻟﻠﻪ ﻻ ﻳُـﻬـﺪﻯ
ﻟﻌـﺎﺻـﻲ
dan beliau khabarkan kepadaku bahawa ilmu
itu cahaya… dan cahaya Allah itu bukanlah
untuk si pendosa
Jauhi kekenyangan!
ﺍﻟﺸﺒﻊ ﺳﻴﺜﻘﻞ ﺍﻟﺒﺪﻥ , ﻭﻳﻘﺴﻲ ﺍﻟﻘﻠﺐ , ﻭﻳﺰﻳﻞ ﺍﻟﻔﻄﻨﺔ ,
ﻭﻳﺠﻠﺐ ﺍﻟﻨﻮﻡ , ﻭﻳﻀﻌﻒ ﻋﻦ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ .
Kekenyangan dapat memberatkan badan,
mengeraskan hati, mengusir kecerdasan,
mengundang tidur dan melemahkan semangat
ibadah
Yang tinggi kedudukannya dan yang paling
mulia
ﺃﺭﻓﻊ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻗﺪﺭﺍ ﻣﻦ ﻻ ﻳﺮﻯ ﻗﺪﺭﻩ, ﻭﺃﻛﺜﺮﻫﻢ ﻓﻀﻼ
ﻣﻦ ﻻ ﻳﺮﻯ ﻓﻀﻠﻪ .
Orang paling tinggi kedudukannya diantara
manusia adalah orang adalah yang tidak
pernah melihat kedudukannya. Orang paling
banyak keutamaannya adalah yang tidak
pernah melihat keutamaannya.
Mengabarkan umur
ﻟﻴﺲ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺮﻭﺀﺓ ﺃﻥ ﻳﺨﺒﺮ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺑﺴﻨﻪ , ﻷﻧﻪ ﺍﻥ ﻛﺎﻥ
ﺻﻐﻴﺮﺍ ﺍﺳﺘﺤﻘﺮﻭﻩ , ﻭﺍﻥ ﻛﺎﻥ ﻛﺒﻴﺮﺍ ﺍﺳﺘﻬﺮﻣﻮﻩ .
Tidak termasuk muru-ah (penjagaan
kehormatan diri), jika memberitahukan
umurnya kepada orang lain… karena jika ia
masih muda akan diremehkan, jika sudah tua
akan dilecehkan.
Tentang Ilmu
Ilmu sebelum segala sesuatu
ﺗﻔﻘّﻪ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﺗﺮﺃﺱ , ﻓﺎﺫﺍ ﺭﺃﺳﺖ ﻓﻼ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻰ
ﺍﻟﺘﻔﻘّﻪ .
Perdalamlah ilmu agama sebelum kau menjadi
pemimpin, karena saat kau menjadi pemimpin
maka tak ada lagi waktu untuk mendalami
ilmu.
Belajarlah!
ﺗﻌﻠّﻢ ﻓﻠﻴﺲ ﺍﻟﻤﺮﺀ ﻳﻮﻟﺪ ﻋﺎﻟﻤﺎ | ﻭﻟﻴﺲ ﺃﺧﻮ ﻋﻠﻢ ﻛﻤﻦ
ﻫﻮ ﺟﺎﻫﻞ
Belajarlah! Karena tak seorang pun yang
terlahir sebagai Ulama… Dan tidaklah sama
orang yang berilmu dengan orang yang
bodoh…
ﻭﺍﻥ ﻛﺒﻴﺮ ﺍﻟﻘﻮﻡ ﻻ ﻋﻠﻢ ﻋﻨﺪﻩ | ﺻﻐﻴﺮ ﺍﺫﺍ ﺍﻟﺘﻔّﺖ ﻋﻠﻴﻪ
ﺍﻟﺠﺤﺎﻓﻞ
Sesungguhnya pembesar suatu kaum yang
tidak berilmu itu nampak kecil… Apa bila
berada padanya suatu kumpulan
ﻭﺍﻥّ ﺻﻐﻴﺮ ﺍﻟﻘﻮﻡ ﻭﺍﻥ ﻛﺎﻥ ﻋﺎﻟﻤﺎ | ﻛﺒﻴﺮ ﺍﺫﺍ ﺭﺩّﺕ ﺍﻟﻴﻪ
ﺍﻟﻤﺤﺎﻓﻞ
Dan orang orang kecil dari suatu kaum akan
terlihat besar
Apabila berada padanya suartu kumpulan
Mencari tempat tinggal yang tepat
ﻻ ﺗﺴﻜﻨﻦ ﺑﻠﺪﺍ ﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﻓﻴﻪ ﻋﺎﻟﻢ ﻳﻔﺘﻴﻚ ﻋﻦ ﺩﻳﻨﻚ ,
ﻭﻻ ﻃﺒﻴﺐ ﻳﻨﺒﺌﻚ ﻋﻦ ﺃﻣﺮ ﺑﺪﻧﻚ
Janganlah kalian menetap di suatu negeri
yang di dalamnya tak ada seorang ulama yang
memberikan fatwa tentang agamamu, dan
seorang dokter yang memberitahu penyakitmu.
Wasiat kepada penuntut ilmu
ﺃﺧﻲ ﻟـﻦ ﺗﻨـﺎﻝ ﺍﻟﻌﻠـﻢ ﺇﻻ ﺑﺴﺘـﺔ | ﺳﺄﻧﺒﻴـﻚ ﻋـﻦ
ﺗﻔﺼﻴﻠﻬـﺎ ﺑﺒـﻴـﺎﻥ
saudaraku, kamu takkan memperoleh ilmu
melainkan dengan 6 hal.. ku khabarkan
kepadamu dengan penjelasan yang terperinci
ﺫﻛﺎﺀ ﻭﺣـﺮﺹ ﻭﺍﺟﺘﻬـﺎﺩ ﻭﺑﻠﻐـﺔ | ﻭﺻﺤﺒـﺔ ﺃﺳﺘـﺎﺫ
ﻭﻃـﻮﻝ ﺯﻣــﺎﻥ
cerdas, bersemangat, bersungguh-sung
berkecukupan,
berguru kepada ustaadz, pada masa yang
panjang
Keutamaan ilmu dan hinanya kebodohan
ﻛﻔﻰ ﺑﺎﻟﻌﻠﻢ ﻓﻀﻴﻠﺔ ﺃﻥ ﻳﺪﻋﻴﻪ ﻣﻦ ﻟﻴﺲ ﻓﻴﻪ , ﻭﻳﻔﺮﺡ
ﺍﺫﺍ ﻧﺴﺐ ﺍﻟﻴﻪ
Cukuplah ilmu menjadi sebuah keutamaan saat
orang yang tak memiliki mengaku-ngaku
memilikinya dan merasa senang jika dipanggil
dengan gelar ilmuwan.
ﻭﻛﻔﻰ ﺑﺎﻟﺠﻬﻞ ﺷﻴﻨﺎ ﺃﻥ ﻳﺘﺒﺮﺃ ﻣﻨﻪ ﻣﻦ ﻫﻮ ﻓﻴﻪ ,
ﻭﻳﻐﻀﺐ ﺍﺫﺍ ﻧﺴﺐ ﺍﻟﻴﻪ
Cukuplah kebodohan menjadi aib saat orang
yang bodoh merasa terbebas darinya dan
marah jika digelari dengannya.
Dampak ilmu
ﻣﻦ ﺗﻌﻠﻢ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻋﻈﻤﺖ ﻗﻴﻤﺘﻪ .
Barangsiapa mempelajari Al Qur’an, akan naik
harga dirinya.
ﻭﻣﻦ ﺗﻜﻠﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﻔﻘﻪ ﻧﻤﺎ ﻗﺪﺭﻩ .
Barangsiapa mendalami Fikih, akan
berkembang kemampuannya.
ﻭﻣﻦ ﻛﺘﺐ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻗﻮﻳﺖ ﺣﺠﺘﻪ .
Barangsiapa menulis Hadits, akan kuat
argumentasinya.
ﻭﻣﻦ ﻧﻈﺮ ﻓﻲ ﺍﻟﻠﻐﺔ ﺭﻕّ ﻃﺒﻌﻪ .
Barangsiapa berkecimpung dalam Ilmu
Bahasa, akan lembut perasaannya.
ﻭﻣﻦ ﻧﻈﺮ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﺴﺎﺏ ﺟﺰﻝ ﺭﺃﻳﻪ .
Barangsiapa berkecimpung dalam Ilmu
Matematika, akan luas akalnya.
ﻭﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺼﻦ ﻧﻔﺴﻪ , ﻟﻢ ﻳﻨﻔﻌﻪ ﻋﻠﻤﻪ .
Barangsiapa tidak menjaga hawa nafsunya,
takkan bermanfaat ilmunya.
Keutamaan ahli bahasa arab
ﺃﺻﺤﺎﺏ ﺍﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﺟﻦّ ﺍﻻﻧﺲ, ﻳﺒﺼﺮﻭﻥ ﻣﺎ ﻻ ﻳﺒﺼﺮ
ﻏﻴﺮﻫﻢ .
Para ahli bahasa arab adalah jin-nya manusia,
mereka bisa melihat apa yang tidak dapat
dilihat oleh orang biasa.
Ilmu yang haq
ﻛُﻞُّ ﺍﻟْﻌُﻠُﻮْﻡِ ﺳِﻮَﻯ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﻣُﺸْﻐِﻠَﺔٌ | ﺇِﻻَّ ﺍﻟْﺤَﺪِﻳْﺚَ ﻭَ ﻋِﻠْﻢَ
ﺍﻟْﻔِﻘْﻪِ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦِ
Setiap ilmu selain Al Qur-an akan
menyibukkan, kecuali ilmu hadits dan fiqih…
ﺍَﻟْﻌِﻠْﻢُ ﻣَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﻓِﻴْﻪِ ﻗَﺎﻝَ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ | ﻭَ ﻣَﺎ ﺳِﻮَﻯ ﺫَﺍﻙَ
ﻭَﺳْﻮَﺱُ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴْﻦَ
Ilmu adalah sesuatu yang di dalamnya
terdapat ungkapan ‘Haddatsana’ (yaitu jelas
sanadnya)… Adapun ilmu selainnya, hal itu
hanyalah bisikan syaithan semata…
Mencegah tapi mencebur
ﻳﺎ ﻭﺍﻋﻆ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻋﻤّﺎ ﺃﻧﺖ ﻓﺎﻋﻠﻪ | ﻳﺎ ﻣﻦ ﻳﻌﺪّ ﻋﻠﻴﻪ
ﺍﻟﻌﻤﺮ ﺑﺎﻟﻨﻔﺲ
Wahai orang yang mencegah sementara dirinya
mencebur
Wahai orang yang menghitung usianya dalam
desahan nafas
ﺍﺣﻔﻆ ﻟﺸﻴﺒﻚ ﻣﻦ ﻋﻴﺐ ﻳﺪﻧّﺴﻪ | ﺍﻥ ﺍﻟﺒﻴﺎﺽ ﻗﻠﻴﻞ
ﺍﻟﺤﻤﻞ ﻟﻠﺪﻧﺲ
Jagalah ubanmu dari kotoran yang
mengotorinya
Karena warna putih itu mudah terkotori
ﻛﺤﺎﻣﻞ ﻟﺜﻴﺎﺏ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻳﻐﺴﻠﻬﺎ | ﻭﺛﻮﺑﻪ ﻏﺎﺭﻕ ﻓﻲ
ﺍﻟﺮﺟﺲ ﻭﺍﻟﻨﺠﺲ
Ibarat buruh yang membawa pakaian orang
lain untuk dicuci
Sementara pakaiannya sendiri kotor berlumur
noda dan najis
ﺗﺒﻐﻲ ﺍﻟﻨﺠﺎﺓ ﻭﻟﻢ ﺗﺴﻠﻚ ﻃﺮﻳﻘﺘﻬﺎ | ﺍﻥ ﺍﻟﺴﻔﻴﻨﺔ ﻻ
ﺗﺠﺮﻱ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻴﺒﺲ
Kau mengharap keselamatan tapi kau enggan
menempuh jalannya
Kapal itu tidak berlayar di daratan.
Tentang Pergaulan
Bersama orang shalih
ﻣﺎ ﺃﺣﺪ ﺍﻻ ﻭﻟﻪ ﻣﺤﺐ ﻭﻣﺒﻐﺾ, ﻓﺎﻥ ﻛﺎﻥ ﻻ ﺑﺪّ ﻣﻦ
ﺫﻟﻚ , ﻓﻠﻴﻜﻦ ﺍﻟﻤﺮﺀ ﻣﻊ ﺃﻫﻞ ﻃﺎﻋﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ .
Setiap orang pasti ada yang mencintai dan ada
yang membenci, karena engkau tidak dapat
menghindar dari hal tersebut… maka
bergabunglah bersama orang-orang yang ta’at
kepada Allaah
Tiga jenis manusia
ﺃُﺣِﺐُّ ﺍﻟﺼَّـﺎﻟِﺤِﻴﻦَ ﻭَﻟَﺴْﺖُ ﻣِﻨْـﻬُﻢْ | ﻟَﻌَﻠِّﻲ ﺃَﻥْ ﺃَﻧَـﺎﻝَ ﺑِـﻬِـﻢْ
ﺷَـﻔَﺎﻋَــــﻪْ
Aku mencintai orang-orang sholeh meskipun
aku bukan termasuk di antara mereka. Semoga
bersama mereka aku bisa mendapatkan
syafa’at kelak.
ﻭَﺃَﻛْﺮَﻩُ ﻣَﻦْ ﺑِﻀَـﺎﻋَﺘُـﻪُ ﺍﻟْﻤَﻌَـﺎﺻِﻲ | ﻭَﺇِﻥْ ﻛُـﻨَّـﺎ ﺳَـﻮَﺍﺀً ﻓِﻲ
ﺍﻟْﺒِـﻀَـﺎﻋَـــ
Aku membenci para pelaku maksiat meskipun
aku tak berbeda dengan mereka.
ﻭَﺃَﻛْﺮَﻩُ ﻣَﻦْ ﻳُﻀِـﻴﻊُ ﺍﻟْﻌُﻤْﺮَ ﻟَـﻬْـﻮﺍً | ﻭَﻟَﻮْ ﻛُـﻨْـﺖُ ﺍﻣْﺮَﺀﺍً ﺟَـﻢَّ
ﺍﻹِﺿَـﺎﻋَـــﻪْ
Aku membenci orang yang membuang-buang
usianya dalam kesia-siaan walaupun aku
sendiri adalah orang yang banyak menyia-
nyiakan usia.
Orang yang tertipu
ﺃﻇﻠﻢ ﺍﻟﻈﺎﻟﻤﻴﻦ ﻟﻨﻔﺴﻪ : ﻣﻦ ﺗﻮﺍﺿﻊ ﻟﻤﻦ ﻻ ﻳﻜﺮﻣﻪ ,
ﻭﺭﻏﺐ ﻓﻲ ﻣﻮﺩﺓ ﻣﻦ ﻻ ﻳﻨﻔﻌﻪ , ﻭﻗﺒﻞ ﻣﺪﺡ ﻣﻦ ﻻ
ﻳﻌﺮﻓﻪ.
Orang paling tertipu adalah: yang merendah di
hadapan orang yang tidak menghargainya,
yang mencintai orang yang tidak bermanfaat
baginya, yang bangga dengan pujian orang
yang tidak mengenalnya.
Terhadap aib orang lain
ﺇﺫﺍ ﺭﻣﺖ ﺃﻥ ﺗﺤﻴﺎ ﺳﻠﻴﻤﺎً ﻣﻦ ﺍﻟﺮﺩﻯ | ﻭﺩﻳﻨﻚ ﻣﻮﻓﻮﺭ
ﻭﻋﺮﺿﻚ ﺻﻴﻦ
ﻓﻼ ﻳﻨﻄﻘﻦ ﻣﻨﻚ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ ﺑﺴﻮﺃﺓٍ | ﻓﻜﻠﻚ ﺳﻮﺅﺍﺕ
ﻭﻟﻠﻨﺎﺱ ﺍﻟﺴﻦ
ﻭﻋﻴﻨﺎﻙ ﺇﻥ ﺃﺑﺪﺕ ﺇﻟﻴﻚ ﻣﻌﺎﻳﺒﺎً | ﻓﺪﻋﻬﺎ ﻭﻗﻞ ﻳﺎ ﻋﻴﻦ
ﻟﻠﻨﺎﺱ ﺃﻋﻴﻦ
ﻭﻋﺎﺷﺮ ﺑﻤﻌﺮﻭﻑٍ ﻭﺳﺎﻣﺢ ﻣﻦ ﺍﻋﺘﺪﻯ | ﻭﺩﺍﻓﻊ ﻭﻟﻜﻦ
ﺑﺎﻟﺘﻲ ﻫﻲ ﺃﺣﺴﻦ
ﺩﻳﻮﺍﻥ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ / 114
ﺍﻟﻤﺨﻼﺓ / 130
Jika engkau ingin hidup tanpa kehinaan…
(yang mana) Agama dan kehormatanmu
senantiasa terjaga…
Maka janganlah terucap darimu keburukan
seseorang…
Karena setiap yg ada padamu adalah aib dan
manusia memiliki lisan (untuk mengumbar
aibmu)…
Jika matamu menampakkan padamu aib-aib
orang lain…
Tinggalkanlah… dan katakan: “wahai mata
(yang melihat aib orang lain), mereka juga
punya mata (yang melihat aibku)..”
Dan bergaullah engkau dengan baik, serta
maafkan orang yg dzalim pdmu….
Boleh engkau lawan orang dzalim itu namun
dengan cara yg lebih bijak…
Bekal yang paling merugikan
ﺑﺌﺲ ﺍﻟﺰﺍﺩ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﻤﻌﺎﺩ ﺍﻟﻌﺪﻭﺍﻥ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩ .
Bekal paling merugikan untuk di bawa ke
akhirat adalah permusuhan.
Jawaban terhadap si dungu
ﻗﻞ ﺑﻤﺎ ﺷﺌﺖ ﻓﻲ ﻣﺴـﺒﺔ ﻋﺮﺿﻲ | ﻓﺴﻜﻮﺗﻲ ﻋـﻦ
ﺍﻟﻠﺌﻴـﻢ ﺟـﻮﺍﺏ
Katakanlah sesukamu ‘tuk mencela
kehormatanku… Maka diamku terhadap para
pencela adalah jawabanku
ﻣﺎ ﺃﻧﺎ ﻋــﺎﺩﻡ ﺍﻟﺠــﻮﺍﺏ | ﻭﻟﻜﻦ ﻣﺎ ﺿﺮ ﺍﻷﺳﺪ ﺃﻥ ﺗﺠﻴﺐ
ﺍﻟﻜﻼﺏ
Bukannya diriku tak punya jawaban… Namun
tidak layak seekor singa melayani anjing-
anjing
Sikap terhadap si dungu
ﺍﺫﺍ ﻧﻄﻖ ﺍﻟﺴﻔﻴﻪ ﻓﻼ ﺗﺠﺒﻪ | ﻓﺨﻴﺮ ﻣﻦ ﺍﺟﺎﺑﺘﻪ
ﺍﻟﺴﻜﻮﺕ
Jika orang bodoh mengoceh tak perlu kau
jawab… Karena jawaban terbaik adalah diam
ﻳﺨـﺎﻃﺒﻨﻲ ﺍﻟﺴﻔـﻴﻪ ﺑﻜﻞ ﻗﺒـﺢ | ﻓـﺄﻛـﺮﻩ ﺃﻥ ﺃﻛـﻮﻥ ﻟـﻪ
ﻣﺠـﻴـﺒـﺎ
Orang dungu mengajakku berbicara dengan
kasar… Maka aku benci untuk melayaninya…
ﻳﺰﻳﺪ ﺳـﻔﺎﻫﺔ ﻓﺄﺯﻳﺪ ﺣـﻠﻤـﺎ | ﻛـﻌـﻮﺩ ﺯﺍﺩﻩ ﺍﻻﺣـﺮﺍﻕ
ﻃـﻴـﺒـﺎ
Ia tambah kedunguannya dan makinku
berlembut
Layaknya gaharu, semakin dibakar, semakin
harum semerbak
Menyikapi orang yang memusuhimu
ﻟﻤﺎ ﻋﻔﻮﺕ ﻭﻟﻢ ﺃﺣﻘﺪ ﻋﻠﻰ ﺃﺣﺪ | ﺃﺭﺣﺖ ﻧﻔﺴﻲ ﻣﻦ
ﻫـﻢّ ﺍﻟﻌـﺪﺍﻭﺍﺕ
Kala mema’afkan, aku (berusaha untuk) tidak
iri pada siapa pun… Aku tenangkan jiwaku dari
keinginan bermusuhan
ﺍﻧﻲ ﺃﺣﻴﻲّ ﻋﺪﻭﻱ ﻋﻨﺪ ﺭﺅﻳﺘـﻪ | ﻷﺩﻓﻊ ﺍﻟﺸـﺮّ ﻋﻨﻲ
ﺑـﺎﻟﺘـﺤﻴّـﺎﺕ
Sesungguhnya aku ucapkan selamat pada
musuhku saat melihatnya… Agar dapat
menangkal kejahatannya dengan ucapan-
ucapan selamat tersebut
Nasehat kepada saudara
ﻣﻦ ﻭﺍﻋﻆ ﺃﺧﺎﻩ ﺳﺮﺍ , ﻓﻘﺪ ﻧﺼﺤﻪ ﻭﺯﺍﻧﻪ , ﻭﻣﻦ ﻭﻋﻈﻪ
ﻋﻼﻧﻴﺔ , ﻓﻘﺪ ﻓﻀﺤﻪ ﻭﺧﺎﻧﻪ .
Barangsiapa menasehati saudaranya ketika
sendirian berarti ia mencintainya, barangsiapa
menasehatinya dalam keramaian berarti ia
membongkar aib dan mengkhianatinya
Sikapmu terhadap saudaramu
ﺍِﺫَﺍ ﻛَﺎﻥَ ﻟَﻚَ ﺻَﺪِﻳْﻖٌ ﻓَﺸُﺪَّ ﺑِﻴَﺪَﻳْﻚَ ﺑِﻪِ , ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﺗِّﺨَﺎﺫَ
ﺍﻟﺼَّﺪِﻳْﻖِ ﺻَﻌْﺐٌ , ﻭَﻣُﻔَﺎﺭَﻗَﺘُﻪُ
“Jika engkau memiliki sahabat maka
peganglah kedua tangannya erat-erat, karena
mencari sahabat (sejati) sangatlah sulit,
adapun meninggalkan sahabat perkara yang
mudah”
ﻣَﻦْ ﺻَﺪَﻕَ ﻓِﻲ ﺃُﺧُﻮَّﺓِ ﺃَﺧِﻴْﻪِ : ﻗَﺒِﻞَ ﻋِﻠَﻠَﻪُ, ﻭَﺳَﺪَّ ﺧَﻠَﻠَﻪُ ,
ﻭَﻋَﻔَﺎ ﻋَﻦْ ﺯَﻻَّﺗِﻪِ
“Siapa yang JUJUR dalam menjalin
UKHUWWAH (persaudaraan) dengan
saudaranya… maka ia akan menerima
‘kecacatan’nya,
memaafkan ketergelinciran
ﻣَﻦْ ﻧَﻢَّ ﻟَﻚَ ﻧَﻢَّ ﻋَﻠَﻴْﻚَ , ﻭَﻣَﻦْ ﻧَﻘَﻞَ ﺇِﻟَﻴْﻚَ ﻧَﻘَﻞَ ﻋَﻨْﻚَ
“Barangsiapa yang menyebarkan namimah
(mengadu domba) kepadamu maka ia akan
bernamimah tentangmu. Barangsiapa yang
berkata (tentang kejelekan orang lain)
kepadamu, maka ia akan mengatakan
kejelekanmu (kepada orang lain)”
(dari artikel ustadz firanda )
Jagalah lidahmu!
ﺍﺣﻔﻆ ﻟﺴﺎﻧﻚ ﺃﻳﻬﺎ ﺍﻻﻧﺴﺎﻥ | ﻻ ﻳﻠﺪﻏﻨّﻚ ﺍﻧـﻪ ﺛﻌﺒـﺎﻥ
Jagalah lidahmu wahai manusia, jangan
sampai ia mematukmu karena ia adalah ular.
ﻛﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻘﺎﺑﺮ ﻣﻦ ﻗﺘﻴﻞ ﻟﺴﺎﻧﻪ | ﻛﺎﻧﺖ ﺗﻬﺎﺏ ﻟﻘﺎﺀﻩ
ﺍﻷﻗﺮﺍﻥ
Berapa banyak kuburan yang dipenuhi oleh
korban lidah.
Dahulu teman-temannya enggan berjumpa
dengannya.
Juga diriwayatkan:
ﺳﺌﻞ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻦ ﻣﺴﺄﻟﺔ .
Imam Syafi’I rahimahullaah pernah ditanya
tentang suatu masalah…
ﻓﻘﻴﻞ ﻟﻪ : ﺃﻻ ﺗﺠﻴﺐ ﺭﺣﻤﻚ ﺍﻟﻠﻪ !
Dikatakan keapdanya “Mengapa engkau tidak
menjawab pertanyaan -semoga Allaah
merahmatimu- ?”
ﻓﻘﺎﻝ : ﺣﺘﻰ ﺃﺩﺭﻱ ﺍﻟﻔﻀﻞ ﻓﻲ ﺳﻜﻮﺗﻲ ﺃﻭ ﻓﻲ
ﺟﻮﺍﺑﻲ .
Beliau menjawab: “Sampai aku dapat
mengetahui… mana yang lebih utama… diamku
atau jawabku”
Sumber: 1, 2, 3, 4 (pada kolom komentarnya)
http://
ᏰᏋᏦ ᏆᎡᏫᏋᏝ ᏰᏋᏦ ᏆᎡᏫᏋᏝ
Kembali Kepada Sunnah Ditulis Oleh Web Admin Sabarkan dirimu di atas sunnah, bersikaplah seperti halnya para shahabatNabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, berpendapatlah dengan pendapat mereka dan tahanlah dirimu dari hal-hal yang mereka jauhi, tempuhlah jalan pendahulumu yang shalih, karena sesungguhnya agama ini cukup bagimu sebagaimana cukup bagi mereka.
[ Al-Imam Al-Auza'i rahimahulloh ] < Sebelumnya PERMATA SALAF .. Ibnu ‘Abbas radhiallahu 'anhuma berkata:
“Tetaplah kamu beristiqamah dan berpegang dengan atsar serta jauhilah bid’ah.” (Al-I’tisham, 1/112)
#
Teguh di atas As-Sunnah Ditulis Oleh Web Admin "Berpegang dengan As-Sunnah adalah keselamatan" (Al-Lalikai 1/94 no.136) [ Al-Imam Az-Zuhri rahimahulloh ]< Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. Al-Imam Malik rahimahullahu berkata:
“Tidak boleh seseorang mengambil ilmu dari empat (jenis manusia) dan boleh mengambilnya dari selain mereka (yaitu): (1) Ilmu tidak diambil dari orang-orang bodoh, (2) Tidak diambil dari pengekor hawa nafsu yang menyeru manusia kepada hawa nafsunya, (3) Tidak pula dari seorang pendusta yang biasa berdusta dalam pembicaraan-pembicaraan manusia meskipun tidak tertuduh berdusta pada hadits-hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, (4) Tidak pula dari seorang syaikh yang memiliki keutamaan, keshalihan serta ahli ibadah tetapi dia tidak lagi mengetahui apa yang tengah dibicarakannya.” (An-Nubadz fi ‘Adab Thalabil ‘Ilmi, hal. 22-23)
#
"Islam adalah As-Sunnah dan As- Sunnah adalah Islam" (Syarh As- Sunnah) [ Al Imam Al Barbahari rohimahulloh ] < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF.. Ibnu Mas’ud radhiallahu 'anhu berkata:
“Sederhana dalam As-Sunnah lebih baikdaripada bersungguh-sungguh di dalam bid’ah.” (Ibnu Nashr, 30, Al- Lalikai 1/88 no. 114, dan Al-Ibanah 1/320 no. 161)
#
“Sungguh aku mempelajari satu bab dari ilmu lalu aku mengajarkannya kepada seorang muslim di jalan Allah (yaitu mempelajari dan mengajarkannya karena Allah semata) lebih aku cintai daripada aku mempunyai dunia seluruhnya.” [ Al- Hasan Al-Bashriy rohimahulloh ] < Sebelumnya Berikutnya> PERMATA SALAF .. Abdullah bin Mas’ud berkata:
“Jangan ada dari kalian taklid kepada siapapun dalam perkara agama sehingga bila ia beriman (kamu) ikut beriman dan bila ia kafir (kamu) ikut pula kafir. Jika kamu ingin berteladan, ambillah contoh orang-orang yang telah mati, sebab yang masih hidup tidak amandari fitnah”.
#
"Tetesan air mata yang keluar dari mataku karena takut kepada Allah lebih aku sukai daripada aku bersedekah seribu dinar!" (Jawahir shifatis shofwah)
[ 'Amr bin al 'Ash ] < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. Abdullah bin ‘Athiyah berkata:
“Tidaklah suatu kaum berbuat bid’ah dalam agama kecuali Allah akan mencabut dari mereka satu Sunnah yang semisalnya. Dan Sunnah itu tidak akan kembali kepada mereka sampai hari kiamat”.
#
"Jika engkau bisa, jadilah seorang ulama. Jika engkau tidak mampu, maka jadilah penuntut ilmu. Bila engkau tidak bisa menjadi seorang penuntut ilmu, maka cintailah mereka. Dan jika kau tidak mencintai mereka, janganlah engkau benci mereka." [ 'Umar bin 'Abdul Aziz rahimahulloh ] < Sebelumnya Berikutnya> PERMATA SALAF .. Ibnu ‘Abbas radhiallahu 'anhuma berkata:
“Tetaplah kamu beristiqamah dan berpegang dengan atsar serta jauhilah bid’ah.” (Al-I’tisham, 1/112)
#
“Setiap kebaikan karena Ittiba’ (mengikuti) pada orang terdahulu (Salaf), Setiap kejelekan karena perbuatan bid’ah orang-orang belakangan (kholaf)"
[ Imam Malik rahimahulloh ] < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF.. Abdullah bin Ad-Dailamy berkata:
“Sebab pertama hilangnya agama ini adalah ditinggalkannya As Sunnah (ajaran Nabi). Agama ini akan hilang Sunah demi Sunnah sebagaimana lepasnya tali seutas demi seutas”.
#
Ditulis Oleh Redaksi A sy-Syariah.Com ‘Alibin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata:
“Janganlah kalian terburu-buru dalam menyampaikan berita serta tergesa- gesa dalam menebarkan berbagai kekejian. Jangan pula menjadi orang yang tidak bisa menyimpan rahasia dan gemar menyebarkannya. Karena sungguh, di belakang kalian menanti malapetaka yang teramat dahsyat, kesempitan hidup, kekejian, azab yang pedih, siksaan berat yang melelahkan dan melemahkan, di mana
manusia menjadi sangat ketakutan dan dibuat sengsara karenanya, yang diikuti oleh fitnah yang besar, berat, dan berkepanjangan.”(Syarah Shahih Al-Adabul Mufrad, 1/421-422, Rasysyul Barad Syarah Al-Adabul Mufrad hal. 172-173) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. “Sungguh aku mempelajari satu bab dari ilmu lalu aku mengajarkannya kepada seorang muslimdi jalan Allah (yaitu mempelajari dan mengajarkannya karena Allah semata) lebih aku cintai daripada aku mempunyai dunia seluruhnya.” [ Al- Hasan Al-Bashriy rohimahulloh ]
#
Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin “Kelebihan dunia adalah kekejian di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala pada hari kiamat.” Beliau ditanya, “Apa yang dimaksud dengan kelebihan dunia?” Beliau menjawab, “Yakni engkau memiliki kelebihan pakaian sedangkan saudaramu telanjang; dan engkau memiliki kelebihan sepatu sementara saudaramu tidak memiliki alas kaki.” (Mawa’izh, hal. 76) [ Al- Imam Sufyan Ats-Tsauri ] < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. Al-Imam Ahmad rahimahullahu berkata kepada sebagian muridnya:
“Hati-hati engkau, (jangan, -pen.) mengucapkan satu masalah pun (dalam agama pen.) yang engkau tidak memiliki imam (salaf, -pen.) dalam masalah tersebut.”
Beliau rahimahullahu juga berkata dalamriwayat Al-Maimuni:
“Barangsiapa mengatakan sesuatu yang tidak ada imam atasnya, aku khawatir dia akan salah.”
#
Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin ‘Isa bin Maryam ‘alaihissalam bersabda: “Cinta dunia adalah pangkal segala kesalahan, dan pada harta terdapat penyakit yang sangat banyak.”
Beliau ditanya: “Wahai ruh (ciptaan) Allah, apa penyakit-penyakitnya?”
Beliau menjawab: “Tidak ditunaikan haknya.”
Mereka menukas: “Jika haknya sudah ditunaikan?”
Beliau menjawab: “Tidak selamat dari membanggakannya dan menyombongkannya.”
Mereka menimpali: “Jika selamat dari bangga dan sombong?”
Beliau menjawab: “Memperindah dan mempermegahnya akan menyibukkan dari dzikrullah (mengingat Allah Subhanahu wa Ta'ala).”
(Mawa’izh Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri, hal. 81) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. Abdullah bin Mas’ud berkata:
“Jangan ada dari kalian taklid kepada siapapun dalam perkara agama sehingga bila ia beriman (kamu) ikut beriman dan bila ia kafir (kamu) ikut pula kafir. Jika kamu ingin berteladan, ambillah contoh orang-orang yang telah mati, sebab yang masih hidup tidak amandari fitnah”.
#
Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin “Adapun para imam dan para ulama ahlul hadits, sungguh mereka semua mengikuti hadits yang shahih apa adanyabila hadits tersebut diamalkan oleh para sahabat, generasi sesudah mereka (tabi’in) atau sekelompok dari mereka. Adapun sesuatu yang disepakati oleh salafush shalih untuk ditinggalkan maka tidak boleh dikerjakan. Karena sesungguhnya tidaklah mereka meninggalkannya melainkan atas dasar ilmu bahwa perkara tersebut tidak (pantas, -pen.) dikerjakan.” (An-Nubadz Fi Adabi Thalabil ‘Ilmi, hal. 113-115) [ Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah ] < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF.. Wahai saudaraku, jika engkau menerima sesuatu dari manusia maka engkaupun memotong lisanmu (tidak berani bicara di saat wajib menegur mereka). Dan engkau memuliakan sebagian orang kemudian merendahkan sebagian yang lain, padahal ada balasan yang akan menimpamu di hari kiamat. Maka harta
yang diberikan oleh seseorang kepadamu hakikatnya adalah kotoran
dia, dan tafsir dari kotoran dia adalah pembersihan amalannya dari dosa- dosa.
Jika engkau menerima sesuatu dari manusia, maka saat mereka mengajakmu kepada kemungkaran engkaupun menyambutnya. Sehingga, sungguh orang yang memakan kotoran manusia bagaikan orang yang memiliki sekutu-sekutu dalam suatu perkara yang mau tidak mau dia akan menjadi bagian dari mereka.
(kitab Mawa’izh Lil Imam Sufyan Ats- Tsaury, hal. 82-84)
#
Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin Al-Imam Ahmad rahimahullahu berkata kepada sebagian muridnya:
“Hati-hati engkau, (jangan, -pen.) mengucapkan satu masalah pun (dalam agama pen.) yang engkau tidak memiliki imam (salaf, -pen.) dalam masalah tersebut.”
Beliau rahimahullahu juga berkata dalamriwayat Al-Maimuni:
“Barangsiapa mengatakan sesuatu yang tidak ada imam atasnya, aku khawatir dia akan salah.” < SebelumnyaBerikutnya > PERMATA SALAF .. Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu berkata:
“Siapa saja yang mengatakan sesuatu dengan hawa nafsunya, yang tidak ada seorang imampun yang mendahuluinya dalam permasalahan tersebut, baik Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ataupun para sahabat
beliau, maka sungguh dia telah mengadakan perkara baru dalam Islam. Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: ‘Barangsiapa yang mengada-ada atau membuat-buat perkara baru dalam Islammaka baginya laknat Allah Subhanahu waTa'ala, para malaikat, dan manusia seluruhnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak menerima infaq dan tebusan apapun darinya’.
#
Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu berkata:
“Siapa saja yang mengatakan sesuatu dengan hawa nafsunya, yang tidak ada seorang imampun yang mendahuluinya dalam permasalahan tersebut, baik Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ataupun para sahabat
beliau, maka sungguh dia telah mengadakan perkara baru dalam Islam. Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: ‘Barangsiapa yang mengada-ada atau membuat-buat perkara baru dalam Islammaka baginya laknat Allah Subhanahu waTa'ala, para malaikat, dan manusia seluruhnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak menerima infaq dan tebusan apapun darinya’.” < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. Di antara sebab terbesar yang membantu seseorang untuk tetap giat menuntut ilmu, memahaminya dan tidak jemu, adalah memakan sedikit dari sesuatu yang halal.
Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu berkata: “Aku tidak pernah kenyang semenjak 16 tahun lalu.
#
"Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah. Dan aku (Rasulullah) adalah sebaik-baik Salaf bagimu." (H.R Muslim) [ Fathimah bintu Rosulillah rodliyallohu 'anha ] < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. Abdurrahman bin Mahdi rahimahullahu berkata:
“Ada tiga (golongan) yang tidak boleh diambil ilmunya, (yakni): (1) Seseorang yang tertuduh dengan kedustaan, (2) Ahlul bid’ah yang mengajak (manusia) kepada kebid’ahannya, dan (3) seseorang yang dirinya didominasi oleh keraguan serta kesalahan- kesalahan.”
#
Ditulis Oleh redaksi Asysyariah.Com ‘Umar radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada para syaikh dari kalangan bani ‘Abbas:
“Dengan apa kalian memerangi manusia?” Mereka menjawab: “Dengan kesabaran. Tidaklah kami menjumpai suatu kaum (musuh, pen.) melainkan kami bersabar menghadapi
mereka sebagaimana mereka bersabar menghadapi kami.” Sebagian salaf berkata:
“Masing-masing dari kami tidaklah menyukai kematian dan sakitnya luka-luka, akan tetapi kami diberi kelebihan dengan kesabaran.” < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF.. ‘Umar radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada para syaikh dari kalangan bani ‘Abbas:
“Dengan apa kalian memerangi manusia?” Mereka menjawab: “Dengan kesabaran. Tidaklah kami menjumpai suatu kaum (musuh, pen.) melainkan kami bersabar menghadapi
mereka sebagaimana mereka bersabar menghadapi kami.” Sebagian salaf berkata:
“Masing-masing dari kami tidaklah menyukai kematian dan sakitnya luka-luka, akan tetapi kami diberi kelebihan dengan kesabaran.”
#
Ditulis Oleh redaksi Asysyariah.Com Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullahu menerangkan: “Ini dalam jihad memerangi musuh yang dhahir (lahir) yakni jihad melawan orang-orang kafir. Seperti itu pula dalam jihad memerangi musuh yang batin yakni jihad melawan (kejahatan) jiwa dan hawa nafsu. Maka sungguh berjihad pada keduanya (dhahir dan batin) merupakan seagung-agungnya jihad. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: ِﻪﻠﻟﺍ ﻲِﻓ ُﻪَﺴْﻔَﻧَﺪَﻫﺎَﺟ ْﻦَﻣ ُﺪِﻫﺎَﺠـُﻤـْﻟﺍ “Seorang mujahid adalah orang yang memerangi jiwanya karena Allah.” (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, hal. 516) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF.. Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri rahimahullahu berkata:
“Tiga perkara yang merupakan bagian dari kesabaran; engkau tidak menceritakan musibah yang tengah menimpamu, tidak pula sakit yang engkau derita, serta tidak merekomendasikan dirimu sendiri.” (Mawa’izh Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri, hal. 81)
#
Lakukanlah Hal-hal yg bermanfaat2 Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin ‘Umarbin Qais Al-Mula’i rahimahullahu berkata:
Seseorang melewati Luqman (Al- Hakim) di saat manusia berkerumun di
sisinya. Orang tersebut berkata kepada Luqman: “Bukankah engkau dahulu budak bani Fulan?” Luqman menjawab: “Benar.” Orang itu berkata lagi, “Engkau yang dulu menggembala (ternak) di sekitar gunung ini dan itu?” Luqman menjawab: “Benar.” Orang itubertanya lagi: “Lalu apa yang menyebabkanmu meraih kedudukan sebagaimana yang aku lihat ini?” Luqman menjawab: “Selalu jujur dalam
berucap dan banyak berdiam dari perkara-perkara yang tiada berfaedah
bagi diriku.” < Sebelumnya Berikutnya >
#
Lakukanlah Hal-hal yg bermanfaat3 Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin Abu ‘Ubaidah meriwayatkan dari Al- Hasan Al-Bashri rahimahullahu bahwasanya beliau berkata:
“Termasuk tanda-tanda berpalingnya Allah Subhanahu wa Ta'ala dari seorang hamba adalah Allah Subhanahu wa Ta'alamenjadikan kesibukannya dalam perkara-perkara yang tidak berguna bagidirinya.” < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata:
“Jika engkau ingin dikelompokkan dalam golongan orang-orang yang jujur, maka wajib bagimu untuk zuhud2 dalam dunia ini dan menahan diri dari (menyakiti) manusia.” (Maraji’: Tafsir Ibnu Katsir (2/525-526)
#
Lakukanlah Hal-hal yg bermanfaat4 Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin Sahl At-Tustari rahimahullahu berkata:
“Barangsiapa (suka) berbicara mengenai permasalahan yang tidak ada manfaatnya niscaya diharamkan baginyakejujuran.” < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri rahimahullahu berkata:
“Telah sampai kepadaku bahwasanya akan datang satu masa kepada umat manusia di mana pada masa itu hati- hatimanusia dipenuhi oleh kecintaan terhadap dunia, sehingga hati-hati tersebut tidak dapat dimasuki rasa takut terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala. Danitu dapat engkau ketahui apabila engkau memenuhi sebuah kantong kulit dengan sesuatu hingga penuh, kemudian engkau bermaksud memasukkan barang lain ke dalamnya namun engkau tidak mendapati tempat untuknya.”
#
Lakukanlah Hal-hal yg bermanfaat5 Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin Ma’ruf rahimahullahu berkata: “Pembicaraan seorang hamba tentang masalah-masalah yang tidak ada faedahnya merupakan kehinaan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala (untuknya).” (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam 1/290-294) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. Al-Hafizh An-Nawawi rahimahullahu berkata:
“Yang pertama kali dimulai adalah menghafal Al-Qur’an yang mulia, di mana itu adalah ilmu yang terpenting di antara ilmu-ilmu yang ada. Adalah para salaf dahulu tidak mengajarkan ilmu-ilmuhadits dan fiqih kecuali kepada orang yang telah menghafal Al-Qur’an. Apabila telah menghafalnya, hendaklah waspada dari menyibukkan diri dengan ilmu hadits dan fiqih serta selain keduanya dengan kesibukan yang dapat menyebabkan lupa terhadap sesuatu dari Al-Qur’an tersebut, atau waspadalah dari hal-hal yang dapat menyeret pada kelalaian terhadapnya (Al-Qur’an).” (An-Nubadz fi Adabi Thalabil ‘Ilmi hal. 60-61)
#
Sempurnanya Suatu Amalan Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin Abu Abdillah An-Nabaji rahimahullahu
berkata: "Ada lima karakter yang dengannya akan sempurna suatu amalan: (1) keimanan yang disertai pengetahuan yang benar tentang Allah Subhanahu wa Ta'ala, (2) mengenal al-haq, (3) mengikhlaskan seluruh amalan hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala, (4) beramal sesuai Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan (5) makan dari makanan yang halal. Apabila salah satu dari lima karakter ini hilang, maka
tidak akan terangkat amalan- amalannya.Jika engkau mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala namun tidak mengetahui al-haq, maka tidak ada manfaatnya. Dan andaikata engkau mengetahui al-haq namun tidak mengenal Allah Subhanahu wa Ta'ala, juga tidak bermanfaat. Dan jikaengkau mengenal Allah Subhanahu wa Ta'ala, mengetahui al-haq, namun tidak ikhlas dalam amalan-amalanmu, maka tidak ada gunanya. Atau, engkau mengenal Allah Subhanahu wa Ta'ala, mengetahui al-haq, ikhlas dalam amalan-amalanmu, namun tidak sesuai dengan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam maka tidak ada faedahnya. Dan andaikan keempat perkara tersebut terpenuhi, namun engkau tidak mengonsumsi makanan yang halal, makatidak ada manfaatnya." (Jami’ul Ulum wal Hikam, hal. 257-258) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. Abu ‘Ubaidah meriwayatkan dari Al- Hasan Al-Bashri rahimahullahu bahwasanya beliau berkata:
“Termasuk tanda-tanda berpalingnya Allah Subhanahu wa Ta'ala dari seorang hamba adalah Allah Subhanahu wa Ta'alamenjadikan kesibukannya dalam perkara-perkara yang tidak berguna bagidirinya.”
#
Sabar Saat Mendapat Musibah1 Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata:
“Kebaikan yang tiada kejelekan padanya adalah bersyukur ketika sehat wal afiat, serta bersabar ketika diuji dengan musibah. Betapa banyak manusia yang dianugerahi berbagai kenikmatan namun tiada mensyukurinya.Dan betapa banyak manusia yang ditimpa suatu musibah akan tetapi tidak bersabar atasnya.” (Mawa’izh Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri, hal. 158) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF.. Wahai saudaraku, kelaparan dan ibadah yang sedikit itu lebih baik daripada engkau kenyang dengan kotoran-kotoran manusia sekalipun banyak beribadah. Sungguh telah sampaikepada kami bahwa Rasulullah bersabda,“Andai salah seorang dari kalian mengambil seutas tali lalu mengumpulkan kayu bakar kemudian memikulnya di belakang punggungnya, niscaya lebih baik baginya daripada menetapi (terus- menerus) meminta kepada saudaranya, atau mengharap darinya.”
(Dinukil dari kitab Mawa’izh Lil Imam Sufyan Ats-Tsaury, hal. 82-84)
#
Sabar Saat Mendapat Musibah2 Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin “Tidaklah seorang hamba menahan sesuatu yang lebih besar daripada menahan al-hilm (kesantunan) di kala marah dan menahan kesabaran ketika ditimpa musibah.” (Mawa’izh Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri, hal. 62) < SebelumnyaBerikutnya > PERMATA SALAF .. Al-Hafizh An-Nawawi rahimahullahu berkata:
“Yang pertama kali dimulai adalah menghafal Al-Qur’an yang mulia, di mana itu adalah ilmu yang terpenting di antara ilmu-ilmu yang ada. Adalah para salaf dahulu tidak mengajarkan ilmu-ilmuhadits dan fiqih kecuali kepada orang yang telah menghafal Al-Qur’an. Apabila telah menghafalnya, hendaklah waspada dari menyibukkan diri dengan ilmu hadits dan fiqih serta selain keduanya dengan kesibukan yang dapat menyebabkan lupa terhadap sesuatu dari Al-Qur’an tersebut, atau waspadalah dari hal-hal yang dapat menyeret pada kelalaian terhadapnya (Al-Qur’an).” (An-Nubadz fi Adabi Thalabil ‘Ilmi hal. 60-61)
#
Sabar Saat Mendapat Musibah3 Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri rahimahullahu berkata:
“Tiga perkara yang merupakan bagian dari kesabaran; engkau tidak menceritakan musibah yang tengah menimpamu, tidak pula sakit yang engkau derita, serta tidak merekomendasikan dirimu sendiri.” (Mawa’izh Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri, hal. 81) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. Ibnu ‘Abbas radhiallahu 'anhuma berkata:
“Tetaplah kamu beristiqamah dan berpegang dengan atsar serta jauhilah bid’ah.” (Al-I’tisham, 1/112)
#
Cinta Dunia Merupakan Dosa Besar1 Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin “Tidaklah aku merasa heran terhadap sesuatu seperti keherananku atas orang yang tidak menganggap cinta dunia sebagai bagian dari dosa besar. Demi Allah! Sungguh, mencintainya benar-benar termasuk dosa yang terbesar. Dan tidaklah dosa-dosa menjadi bercabang-cabang melainkan
karena cinta dunia. Bukankah sebab disembahnya patung-patung serta dimaksiatinya Ar-Rahman tak lain karena cinta dunia dan lebih mengutamakannya?”
(Mawa’izh Al-Imam Al-Hasan Al- Bashri, hal. 138) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. Abdullah bin ‘Athiyah berkata:
“Tidaklah suatu kaum berbuat bid’ah dalam agama kecuali Allah akan mencabut dari mereka satu Sunnah yang semisalnya. Dan Sunnah itu tidak akan kembali kepada mereka sampai hari kiamat”.
#
Cinta Dunia Merupakan Dosa Besar2 Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri rahimahullahuberkata:
“Telah sampai kepadaku bahwasanya akan datang satu masa kepada umat manusia di mana pada masa itu hati- hatimanusia dipenuhi oleh kecintaan terhadap dunia, sehingga hati-hati tersebut tidak dapat dimasuki rasa takut terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala. Danitu dapat engkau ketahui apabila engkau memenuhi sebuah kantong kulit dengan sesuatu hingga penuh, kemudian engkau bermaksud memasukkan barang lain ke dalamnya namun engkau tidak mendapati tempat untuknya.” < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF.. "Jika engkau bisa, jadilah seorang ulama. Jika engkau tidak mampu, maka jadilah penuntut ilmu. Bila engkau tidak bisa menjadi seorang penuntut ilmu, maka cintailah mereka. Dan jika kau tidakmencintai mereka, janganlah engkau benci mereka." [ 'Umar bin 'Abdul Aziz rahimahulloh ]
#
Cinta Dunia Merupakan Dosa Besar3 Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin “Sungguh aku benar-benar dapat mengenali kecintaan seseorang terhadap dunia dari (cara) penghormatannya kepada ahli dunia.”
(Mawa’izh Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri, hal. 120) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. Al-Khathib Al-Baghdadi rahimahullahu berkata:
“Semestinya seorang penuntut ilmu memulai dengan menghafal Kitabullah, dimana itu merupakan ilmu yang paling mulia dan yang paling utama untuk didahulukan dan dikedepankan.”
#
Hakekat Umur Kita Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin “Wahai anak Adam, (masa) siangmu adalah tamumu, maka berbuat baiklah
terhadapnya. Karena sungguh, jika engkau berbuat baik kepadanya, niscaya dia akan pergi dengan memujimu. Dan apabila engkau berbuat buruk terhadapnya maka dia akan pergi dengan mencercamu, begitu pula dengan malammu.” “Wahai anak Adam, injaklah bumi ini dengan kakimu. Sungguh, sekecil apapun dia, pasti bakal menguburmu. Sesungguhnya engkau itu senantiasa sedang mengurangi usiamu, semenjak engkau dilahirkan dari perut ibumu. ”Wahai anak Adam, engkau dapati pagimu berada di antara dua waktu, yang keduanya tak mungkin meninggalkanmu, yakni bahayanya malam dan bahayanya siang. Sampai engkau mendatangi negeri akhirat, yang bisa jadi engkau datang ke al-jannah (surga) dan bisa jadi engkau ke an-nar (neraka). Maka siapakah yang lebih besarbahayanya daripada dirimu sendiri?” Wahai anak Adam, engkau hanyalah (laksana) hari-hari yang setiap kali berlalu satu hari maka hilanglah pula sebagian dari dirimu.” (Mawa’izh Lil Imam Al- Hasan Al-Bashri, hal. 35) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF.. Sahl At-Tustari rahimahullahu berkata:
“Barangsiapa (suka) berbicara mengenai permasalahan yang tidak ada manfaatnya niscaya diharamkan baginyakejujuran.”
#
Kewajiban Mengikuti Sunnah1 Ditulis Olehredaksi Asysyariah.Com Ibnu Mas’ud radhiallahu 'anhu berkata:
“Sederhana dalam As-Sunnah lebih baikdaripada bersungguh-sungguh di dalam bid’ah.” (Ibnu Nashr, 30, Al- Lalikai 1/88 no. 114, dan Al-Ibanah 1/320 no. 161) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATASALAF .. Wahai saudaraku, jika engkau menerima sesuatu dari manusia maka engkaupun memotong lisanmu (tidak berani bicara di saat wajib menegur mereka). Dan engkau memuliakan sebagian orang kemudian merendahkan sebagian yang lain, padahal ada balasan yang akan menimpamu di hari kiamat. Maka harta
yang diberikan oleh seseorang kepadamu hakikatnya adalah kotoran
dia, dan tafsir dari kotoran dia adalah pembersihan amalannya dari dosa- dosa.
Jika engkau menerima sesuatu dari manusia, maka saat mereka mengajakmu kepada kemungkaran engkaupun menyambutnya. Sehingga, sungguh orang yang memakan kotoran manusia bagaikan orang yang memiliki sekutu-sekutu dalam suatu perkara yang mau tidak mau dia akan menjadi bagian dari mereka.
(kitab Mawa’izh Lil Imam Sufyan Ats- Tsaury, hal. 82-84)
#
Kewajiban Mengikuti Sunnah2 Ditulis Olehredaksi Asysyariah.Com Ibnu ‘Abbas radhiallahu 'anhuma berkata:
“Tetaplah kamu beristiqamah dan berpegang dengan atsar serta jauhilah bid’ah.” (Al-I’tisham, 1/112) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF.. Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata:
“Kebaikan yang tiada kejelekan padanya adalah bersyukur ketika sehat wal afiat, serta bersabar ketika diuji dengan musibah. Betapa banyak manusia yang dianugerahi berbagai kenikmatan namun tiada mensyukurinya.Dan betapa banyak manusia yang ditimpa suatu musibah akan tetapi tidak bersabar atasnya.” (Mawa’izh Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri, hal. 158)
#
Kewajiban Mengikuti Sunnah3 Ditulis Olehredaksi Asysyariah.Com Al-Imam Az-Zuhrirahimahullah berkata:
Ulama kita yang terdahulu selalu mengatakan: “Berpegang dengan As- Sunnah adalah keselamatan. Ilmu itu tercabut dengan segera, maka tegaknya ilmu adalah kekokohan Islam sedangkan dengan perginya para ulama akan hilang pula semua itu
(ilmu dan agama).” (Al-Lalikai 1/94 no. 136 dan Ad-Darimi, 1/58 no. 16) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF.. Ibnu Mas’ud radhiallahu 'anhu berkata:
“Sederhana dalam As-Sunnah lebih baikdaripada bersungguh-sungguh di dalam bid’ah.” (Ibnu Nashr, 30, Al- Lalikai 1/88 no. 114, dan Al-Ibanah 1/320 no. 161)
#
Kewajiban Mengikuti Sunnah4 Ditulis Olehredaksi Asysyariah.Com Al-Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah berkata:
“Berhati-hatilah kamu, jangan sampai menulis masalah apapun dari ahli ahwa’, sedikit atau pun banyak. Berpeganglah dengan Ahlul Atsar dan Ahlus Sunnah.” (As-Siyar, 11/231) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF.. Ibnu ‘Abbas radhiallahu 'anhuma berkata:
“Tetaplah kamu beristiqamah dan berpegang dengan atsar serta jauhilah bid’ah.” (Al-I’tisham, 1/112)
#
PERMATA SALAF .. Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu berkata:
“Siapa saja yang mengatakan sesuatu dengan hawa nafsunya, yang tidak ada seorang imampun yang mendahuluinya dalam permasalahan tersebut, baik Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ataupun para sahabat
beliau, maka sungguh dia telah mengadakan perkara baru dalam Islam. Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: ‘Barangsiapa yang mengada-ada atau membuat-buat perkara baru dalam Islammaka baginya laknat Allah Subhanahu waTa'ala, para malaikat, dan manusia seluruhnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak menerima infaq dan tebusan apapun darinya’.”
#
Jujurlah2 Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin Ibnu Katsir rahimahullahu berkata:
“Jujurlah engkau dan pegang erat- erat kejujuran itu. Niscaya engkau akan menjadi orang yang jujur dan selamat dari hal-hal yang membinasakanmu. Dan niscaya Allah Subhanahu wa Ta'ala akan menjadikan untukmu kelapangan berikut jalan keluar bagi (segala) urusanmu.” < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF.. “Tidaklah seorang hamba menahan sesuatu yang lebih besar daripada menahan al-hilm (kesantunan) di kala marah dan menahan kesabaran ketika ditimpa musibah.” (Mawa’izh Al-ImamAl-Hasan Al-Bashri, hal. 62)
#
Jujurlah3 Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata:
“Jika engkau ingin dikelompokkan dalam golongan orang-orang yang jujur, maka wajib bagimu untuk zuhud2 dalam dunia ini dan menahan diri dari (menyakiti) manusia.” (Maraji’: Tafsir Ibnu Katsir (2/525-526) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. "Tetesan air mata yang keluar dari mataku karena takut kepada Allah lebih aku sukai daripada aku bersedekah seribu dinar!" (Jawahir shifatis shofwah)
[ 'Amr bin al 'Ash ]
#
Al-Yakin Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul ArifinAl-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata: “Tidaklah seorang hamba meyakini surga dan neraka dengan keyakinan yang sebenar-benarnya melainkan (pasti menjadi) khusyu’, kurus-layu, istiqamah, dan sederhana hingga datang maut menjemputnya.”
Dan beliau berkata: "Wahai anak Adam, sesungguhnya di antara (tanda) lemahnya keyakinanmu adalah engkau lebih percaya dengan apa yang berada ditanganmu daripada apa yang berada di tangan Allah Subhanahu Wata ala.” (Mawa’izh Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri, hal. 77-78) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. “Sungguh aku benar-benar dapat mengenali kecintaan seseorang terhadap dunia dari (cara) penghormatannya kepada ahli dunia.”
(Mawa’izh Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri, hal. 120)
#
Menuntut Ilmu1 Ditulis Oleh redaksi Asysyariah.Com Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata:
“Apabila seseorang menuntut ilmu, maka hal itu akan terlihat pada khusyu’nya, pandangannya, lisannya, tangannya, shalatnya, dan zuhudnya.
Apabila seseorang meraih salah satu babilmu lalu dia amalkan, hal itu lebih baik baginya daripada dunia dan seisinya.” < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. “Kelebihan dunia adalah kekejian di sisi Allah Subhanahu wa Ta'alapada hari kiamat.” Beliau ditanya, “Apa yang dimaksud dengan kelebihan dunia?” Beliau menjawab, “Yakni engkau memiliki kelebihan pakaian sedangkan saudaramu telanjang; dan engkau memiliki kelebihan sepatu sementara saudaramu tidak memiliki alas kaki.” (Mawa’izh, hal. 76) [ Al- Imam Sufyan Ats-Tsauri ]
#
Menuntut Ilmu2 Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin Sahnun bin Sa’id rahimahullah berkata:
“Orang yang paling berani berfatwa adalah yang paling sedikit ilmunya. (Yakni) seseorang memiliki ilmu satu bab saja, lalu dia menyangka bahwa seluruh kebenaran ada pada dirinya.” < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF.. Al-Imam Al-Auza’i rahimahullah berkata:
“Berpeganglah dengan atsar Salafus Shalih meskipun seluruh manusia menolakmu dan jauhilah pendapat orang-orang (selain mereka) meskipun mereka menghiasi perkataannya terhadapmu.” (Asy- Syari’ah hal. 63) (Lammuddurril Mantsur minal Qaulil Ma`tsur, karya Abu Abdillah Jamal bin Furaihan Al- Haritsi)
#
Menuntut Ilmu3 Ditulis Oleh redaksi Asysyariah.Com Az-Zuhri rahimahullah berkata kepada
Yunus bin Yazid:
“Janganlah engkau merasa sombong terhadap ilmu, karena ilmu adalah lembah-lembah. Yang manapun engkau tempuh, dia akan mengalahkanmu sebelum engkau mencapainya. Akan tetapi ambillah ilmu itu bersamaan dengan perjalanan siang dan malam. Danjanganlah engkau mengambil ilmu sekaligus, karena barangsiapa yang mengambil ilmu sekaligus, akan hilang pula sekaligus. Akan tetapi ambillah ilmu sedikit demi sedikit, bersamaan dengan perjalanan siang dan malam.”
(Diambil dari ‘Awa`iq Ath-Thalab, hal. 54-55, karya Asy-Syaikh Abdussalam bin Barjas) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. “Wahai anak Adam, (masa) siangmu adalah tamumu, maka berbuat baiklah
terhadapnya. Karena sungguh, jika engkau berbuat baik kepadanya, niscaya dia akan pergi dengan memujimu. Dan apabila engkau berbuat buruk terhadapnya maka dia akan pergi dengan mencercamu, begitu pula dengan malammu.” “Wahai anak Adam, injaklah bumi ini dengan kakimu. Sungguh, sekecil apapun dia, pasti bakal menguburmu. Sesungguhnya engkau itu senantiasa sedang mengurangi usiamu, semenjak engkau dilahirkan dari perut ibumu. ”Wahai anak Adam, engkau dapati pagimu berada di antara dua waktu, yang keduanya tak mungkin meninggalkanmu, yakni bahayanya malam dan bahayanya siang. Sampai engkau mendatangi negeri akhirat, yang bisa jadi engkau datang ke al-jannah (surga) dan bisa jadi engkau ke an-nar (neraka). Maka siapakah yang lebih besarbahayanya daripada dirimu sendiri?” Wahai anak Adam, engkau hanyalah (laksana) hari-hari yang setiap kali berlalu satu hari maka hilanglah pula sebagian dari dirimu.” (Mawa’izh Lil Imam Al- Hasan Al-Bashri, hal. 35)
#
Orang yang tidak boleh diambil
Ilmunya1 Ditulis Oleh redaksi Asysyariah.Com Abdurrahman bin Mahdi rahimahullahu berkata:
“Ada tiga (golongan) yang tidak boleh diambil ilmunya, (yakni): (1) Seseorang yang tertuduh dengan kedustaan, (2) Ahlul bid’ah yang mengajak (manusia) kepada kebid’ahannya, dan (3) seseorang yang dirinya didominasi oleh keraguan serta kesalahan- kesalahan.” < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. Al-Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah berkata:
“Berhati-hatilah kamu, jangan sampai menulis masalah apapun dari ahli ahwa’, sedikit atau pun banyak. Berpeganglah dengan Ahlul Atsar dan Ahlus Sunnah.” (As-Siyar, 11/231)
#
Orang yang tidak boleh diambil
Ilmunya2 Ditulis Oleh redaksi Asysyariah.Com Al-Imam Malik rahimahullahu berkata:
“Tidak boleh seseorang mengambil ilmu dari empat (jenis manusia) dan boleh mengambilnya dari selain mereka (yaitu): (1) Ilmu tidak diambil dari orang-orang bodoh, (2) Tidak diambil dari pengekor hawa nafsu yang menyeru manusia kepada hawa nafsunya, (3) Tidak pula dari seorang pendusta yang biasa berdusta dalam pembicaraan-pembicaraan manusia meskipun tidak tertuduh berdusta pada hadits-hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, (4) Tidak pula dari seorang syaikh yang memiliki keutamaan, keshalihan serta ahli ibadah tetapi dia tidak lagi mengetahui apa yang tengah dibicarakannya.” (An-Nubadz fi ‘Adab Thalabil ‘Ilmi, hal. 22-23) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. Wahai saudaraku, kelaparan dan ibadah yang sedikit itu lebih baik daripada engkau kenyang dengan kotoran-kotoran manusia sekalipun banyak beribadah. Sungguh telah sampai kepada kami bahwa Rasulullah bersabda, “Andai salah seorang dari kalian mengambil seutas tali lalu mengumpulkan kayu bakar kemudian memikulnya di belakang punggungnya, niscaya lebih baik baginya daripada menetapi (terus- menerus) meminta kepada saudaranya, atau mengharap darinya.”
(Dinukil dari kitab Mawa’izh Lil Imam Sufyan Ats-Tsaury, hal. 82-84)
#
Hafalkan Al-Quran Terlebih Dahulu1 Ditulis Oleh Web Admin Abu Umar bin Abdil Barr rahimahullahu berkata:
“Menuntut ilmu itu ada tahapan- tahapannya. Ada marhalah-marhalah dan tingkatan-tingkatannya. Tidak sepantasnya bagi penuntut ilmu untuk melanggar/melampaui urutan- urutan tersebut. Barangsiapa secara sekaligus melanggarnya, berarti telah melanggar jalan yang telah ditempuh oleh as-salafusshalih rahimahumullah. Dan barangsiapa melanggar jalan yang mereka tempuh secara sengaja, maka dia telah salah jalan, dan siapa saja yang melanggarnya karena sebab ijtihad maka dia telah tergelincir.
Ilmu yang pertama kali dipelajari adalah menghafal Kitabullah serta berusaha memahaminya. Segala hal yang dapat membantu dalam memahaminya juga merupakan suatu kewajiban untuk dipelajari bersamaan dengannya. Saya tidak mengatakan bahwa wajib untuk menghafal keseluruhannya. Namun saya katakan
bahwasanya hal itu adalah kewajiban yang mesti bagi orang yang ingin untuk menjadi seorang yang alim, dan bukan termasuk dari bab kewajiban yang diharuskan.” < Sebelumnya Berikutnya> PERMATA SALAF .. Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata:
“Jika engkau ingin dikelompokkan dalam golongan orang-orang yang jujur, maka wajib bagimu untuk zuhud2 dalam dunia ini dan menahan diri dari (menyakiti) manusia.” (Maraji’: Tafsir Ibnu Katsir (2/525-526)
#
Hafalkan Al-Quran Terlebih Dahulu1 Ditulis Oleh Web Admin Abu Umar bin Abdil Barr rahimahullahu berkata:
“Menuntut ilmu itu ada tahapan- tahapannya. Ada marhalah-marhalah dan tingkatan-tingkatannya. Tidak sepantasnya bagi penuntut ilmu untuk melanggar/melampaui urutan- urutan tersebut. Barangsiapa secara sekaligus melanggarnya, berarti telah melanggar jalan yang telah ditempuh oleh as-salafusshalih rahimahumullah. Dan barangsiapa melanggar jalan yang mereka tempuh secara sengaja, maka dia telah salah jalan, dan siapa saja yang melanggarnya karena sebab ijtihad maka dia telah tergelincir.
Ilmu yang pertama kali dipelajari adalah menghafal Kitabullah serta berusaha memahaminya. Segala hal yang dapat membantu dalam memahaminya juga merupakan suatu kewajiban untuk dipelajari bersamaan dengannya. Saya tidak mengatakan bahwa wajib untuk menghafal keseluruhannya. Namun saya katakan
bahwasanya hal itu adalah kewajiban yang mesti bagi orang yang ingin untuk menjadi seorang yang alim, dan bukan termasuk dari bab kewajiban yang diharuskan.” < Sebelumnya Berikutnya> PERMATA SALAF .. Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata:
“Jika engkau ingin dikelompokkan dalam golongan orang-orang yang jujur, maka wajib bagimu untuk zuhud2 dalam dunia ini dan menahan diri dari (menyakiti) manusia.” (Maraji’: Tafsir Ibnu Katsir (2/525-526)
#
Hafalkan Al-Quran Terlebih Dahulu2 Ditulis Oleh redaksi Asysyariah.Com Al-Khathib Al-Baghdadi rahimahullahu berkata:
“Semestinya seorang penuntut ilmu memulai dengan menghafal Kitabullah, dimana itu merupakan ilmu yang paling mulia dan yang paling utama untuk didahulukan dan dikedepankan.” < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF.. “Sungguh aku benar-benar dapat mengenali kecintaan seseorang terhadap dunia dari (cara) penghormatannya kepada ahli dunia.”
(Mawa’izh Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri, hal. 120)
#
Hafalkan Al-Quran Terlebih Dahulu3 Ditulis Oleh Web Admin Al-Hafizh An-Nawawi rahimahullahu berkata:
“Yang pertama kali dimulai adalah menghafal Al-Qur’an yang mulia, di mana itu adalah ilmu yang terpenting di antara ilmu-ilmu yang ada. Adalah para salaf dahulu tidak mengajarkan ilmu-ilmuhadits dan fiqih kecuali kepada orang yang telah menghafal Al-Qur’an. Apabila telah menghafalnya, hendaklah waspada dari menyibukkan diri dengan ilmu hadits dan fiqih serta selain keduanya dengan kesibukan yang dapat menyebabkan lupa terhadap sesuatu dari Al-Qur’an tersebut, atau waspadalah dari hal-hal yang dapat menyeret pada kelalaian terhadapnya (Al-Qur’an).” (An-Nubadz fi Adabi Thalabil ‘Ilmi hal. 60-61) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. Al-Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah berkata:
“Berhati-hatilah kamu, jangan sampai menulis masalah apapun dari ahli ahwa’, sedikit atau pun banyak. Berpeganglah dengan Ahlul Atsar dan Ahlus Sunnah.” (As-Siyar, 11/231)
#
Bekerja dan Beramal1 Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin Wahai saudaraku, hendaknya engkau memiliki pekerjaan dan penghasilan yang halal yang kamu peroleh dengan tanganmu. Hindari memakan atau mengenakan kotoran-kotoran manusia (maksudnya pemberianmanusia -ed). Karena sesungguhnya orang yang memakan kotoran manusia, permisalannya laksana orang yang memiliki sebuah kamar di bagian atas, sedangkan yang di bawahnya bukan miliknya. Ia selalu dalam ketakutan akan terjatuh ke bawah dan takut kamarnya roboh. Sehingga orang yang memakan kotoran-kotoran manusia akan berbicara sesuai hawa nafsu. Dan dia merendahkan dirinya di hadapan manusia karena khawatir mereka akan menghentikan (bantuan) untuknya.
(kitab Mawa’izh Lil Imam Sufyan Ats- Tsaury, hal. 82-84) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. Abu ‘Ubaidah meriwayatkan dari Al- Hasan Al-Bashri rahimahullahu bahwasanya beliau berkata:
“Termasuk tanda-tanda berpalingnya Allah Subhanahu wa Ta'ala dari seorang hamba adalah Allah Subhanahu wa Ta'alamenjadikan kesibukannya dalam perkara-perkara yang tidak berguna bagidirinya.”
#
Bekerja dan Beramal2 Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin Wahai saudaraku, jika engkau menerima sesuatu dari manusia maka engkaupun memotong lisanmu (tidak berani bicara di saat wajib menegur mereka). Dan engkau memuliakan sebagian orang kemudian merendahkan sebagian yang lain, padahal ada balasan yang akan menimpamu di hari kiamat. Maka harta
yang diberikan oleh seseorang kepadamu hakikatnya adalah kotoran
dia, dan tafsir dari kotoran dia adalah pembersihan amalannya dari dosa- dosa.
Jika engkau menerima sesuatu dari manusia, maka saat mereka mengajakmu kepada kemungkaran engkaupun menyambutnya. Sehingga, sungguh orang yang memakan kotoran manusia bagaikan orang yang memiliki sekutu-sekutu dalam suatu perkara yang mau tidak mau dia akan menjadi bagian dari mereka.
(kitab Mawa’izh Lil Imam Sufyan Ats- Tsaury, hal. 82-84) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. ‘Umar binAbdul ‘Aziz rahimahullahu berkata:
“Barangsiapa beranggapan perkataannya merupakan bagian dari perbuatannya (niscaya) menjadi sedikit perkataannya, kecuali dalam perkara yang bermanfaat baginya.”
#
Bekerja dan Beramal3 Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin Wahai saudaraku, kelaparan dan ibadah yang sedikit itu lebih baik daripada engkau kenyang dengan kotoran-kotoran manusia sekalipun banyak beribadah. Sungguh telah sampai kepada kami bahwa Rasulullah bersabda, “Andai salah seorang dari kalian mengambil seutas tali lalu mengumpulkan kayu bakar kemudian memikulnya di belakang punggungnya, niscaya lebih baik baginya daripada menetapi (terus- menerus) meminta kepada saudaranya, atau mengharap darinya.”
(Dinukil dari kitab Mawa’izh Lil Imam Sufyan Ats-Tsaury, hal. 82-84) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF.. “Sungguh aku benar-benar dapat mengenali kecintaan seseorang terhadap dunia dari (cara) penghormatannya kepada ahli dunia.”
(Mawa’izh Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri, hal. 120)
#
Sebab Hilangnya Agama1 Ditulis Oleh AbuAbdillah Jamal bin
Furaihan Al Haritsy Abdullah bin Mas’ud berkata:
“Jangan ada dari kalian taklid kepada siapapun dalam perkara agama sehingga bila ia beriman (kamu) ikut beriman dan bila ia kafir (kamu) ikut pula kafir. Jika kamu ingin berteladan, ambillah contoh orang-orang yang telah mati, sebab yang masih hidup tidak amandari fitnah”. < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. Al-Imam Al-Mubarakfuri rahimahullahu mengatakan (Tuhfatul Ahwadzi hal. 206): “Yakni memaksa jiwanya yang suka memerintahkan kepada kejelekan untuk tunduk kepada apa yang mengandung keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dalam bentuk melaksanakan amalan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan- kemaksiatan. Jihad terhadap jiwa tersebut juga merupakan fondasi dari segala macam jihad. Karena sesungguhnya selama seseorang belum berjihad untuk menundukkan jiwanya sendiri, tidaklah mungkin baginya untuk dapat berjihad memerangi musuh yang di luar jiwanya (musuh yang dhahir).”
#
Sebab Hilangnya Agama2 Ditulis Oleh AbuAbdillah Jamal bin
Furaihan Al Haritsy Abdullah bin Ad-Dailamy berkata:
“Sebab pertama hilangnya agama ini adalah ditinggalkannya As Sunnah (ajaran Nabi). Agama ini akan hilang Sunah demi Sunnah sebagaimana lepasnya tali seutas demi seutas”. < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF.. ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhuberkata:
“Janganlah kalian terburu-buru dalam menyampaikan berita serta tergesa- gesa dalam menebarkan berbagai kekejian. Jangan pula menjadi orang yang tidak bisa menyimpan rahasia dan gemar menyebarkannya. Karena sungguh, di belakang kalian menanti malapetaka yang teramat dahsyat, kesempitan hidup, kekejian, azab yang pedih, siksaan berat yang melelahkan dan melemahkan, di mana
manusia menjadi sangat ketakutan dan dibuat sengsara karenanya, yang diikuti oleh fitnah yang besar, berat, dan berkepanjangan.”(Syarah Shahih Al-Adabul Mufrad, 1/421-422, Rasysyul Barad Syarah Al-Adabul Mufrad hal. 172-173)
#
Sebab Hilangnya Agama3 Ditulis Oleh AbuAbdillah Jamal bin
Furaihan Al Haritsy Abdullah bin ‘Athiyah berkata:
“Tidaklah suatu kaum berbuat bid’ah dalam agama kecuali Allah akan mencabut dari mereka satu Sunnah yang semisalnya. Dan Sunnah itu tidak akan kembali kepada mereka sampai hari kiamat”. < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. Abdurrahman bin Mahdi rahimahullahu berkata:
“Ada tiga (golongan) yang tidak boleh diambil ilmunya, (yakni): (1) Seseorang yang tertuduh dengan kedustaan, (2) Ahlul bid’ah yang mengajak (manusia) kepada kebid’ahannya, dan (3) seseorang yang dirinya didominasi oleh keraguan serta kesalahan- kesalahan.”
#
Sebab Hilangnya Agama4 Ditulis Oleh AbuAbdillah Jamal bin
Furaihan Al Haritsy Az-Zuhri berkata:
“Ulama kami yang terdahulu selalu mengingatkan bahwa berpegang teguh dengan As-Sunnah adalah keselamatan. Ilmu akan dicabut dengan segera. Tegaknya ilmu adalah kekokohan agama dan dunia sedangkan hilangnya ilmu maka hilang pula semuanya”.
Diambil dari kitab Lammudurul Mantsur Minal Qaulil Ma’tsur yang disusun oleh Abu Abdillah Jamal bin Furaihan Al Haritsy. < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. “Tidaklah seorang hamba menahan sesuatu yang lebih besar daripada menahan al-hilm (kesantunan) di kala marah dan menahan kesabaran ketika ditimpa musibah.” (Mawa’izh Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri, hal. 62)
#
Menghindari Banyak Makan Ditulis Oleh redaksi Asysyariah.Com Di antara sebab terbesar yang membantu seseorang untuk tetap giat menuntut ilmu, memahaminya dan tidak jemu, adalah memakan sedikit dari sesuatu yang halal.
Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu berkata: “Aku tidak pernah kenyang semenjak 16 tahun lalu.
Karena, banyak makan akan menyebabkan banyak minum, sedangkanbanyak minum akan membangkitkan keinginan untuk tidur, menyebabkan kebodohan dan menurunnya kemampuan berpikir, lemahnya semangat, serta malasnya badan. Ini belum termasuk makruhnya banyak makan dari tinjauan syariat dan timbulnya penyakit jasmani yang membahayakan.”
Sebagaimana dikatakan dalam sebuah
syair: ِﻭَﺃ ِﻡﺎَﻌَّﻄﻟﺍ َﻦِﻣ ُﻥﻮُﻜَﻳ ُﻩﺍَﺮَﺗ ﺎَﻣ َﺮَﺜْﻛَﺃ َﺀﺍَّﺪﻟﺍ َّﻥِﺈَﻓ ِﺏﺍَﺮَّﺸﻟﺍ Sesungguhnya penyakit, kebanyakan yang engkau lihat terjadi karena makanan atau minuman
Seandainya tidak ada keburukan dari banyak makan dan minum kecuali menyebabkan sering ke toilet, hal itu sudah cukup bagi orang yang berakal dan cerdas untuk menjaga diri darinya. Barangsiapa yang menginginkan keberhasilan dalam menuntut ilmu dan mendapatkan bekal hidup dari ilmu, namun disertai dengan banyak makan dan minum serta tidur, sungguh dia telahmengusahakan sesuatu yang mustahil
menurut kebiasaan.
(Tadzkiratus Sami’ wal Mutakallim fi Adabil ‘Alim wal Muta’allim, hal. 73-74, Al-Imam Badruddin Muhammad bin Ibrahim bin Sa’dillah bin Jamaah Al- Kinani rahimahullahu, dengan beberapa perubahan)
* URL sumber Permata Salaf ! < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF.. Wahai saudaraku, jika engkau menerima sesuatu dari manusia maka engkaupun memotong lisanmu (tidak berani bicara di saat wajib menegur mereka). Dan engkau memuliakan sebagian orang kemudian merendahkan sebagian yang lain, padahal ada balasan yang akan menimpamu di hari kiamat. Maka harta
yang diberikan oleh seseorang kepadamu hakikatnya adalah kotoran
dia, dan tafsir dari kotoran dia adalah pembersihan amalannya dari dosa- dosa.
Jika engkau menerima sesuatu dari manusia, maka saat mereka mengajakmu kepada kemungkaran engkaupun menyambutnya. Sehingga, sungguh orang yang memakan kotoran manusia bagaikan orang yang memiliki sekutu-sekutu dalam suatu perkara yang mau tidak mau dia akan menjadi bagian dari mereka.
(kitab Mawa’izh Lil Imam Sufyan Ats- Tsaury, hal. 82-84)
#
3 Rukun Hizbiyyah Ditulis Oleh Web AdminTelah kita ketahui dari beberapa
RUKUN HIZBIYYAH sebagaimana yang
dikatakan oleh Imam Muqbil -semoga
Alloh merahmatinya- dalam “An-
Nashihatu wal Bayan” (hal. 116):
Rukun hizbiyyah ada tiga: Pertama: Dusta,Kedua: Tipu muslihat, dan
Ketiga: Talbis (menyamarkan antara
yang al-haq dengan yang al-bathil). Beliau rohimahulloh berkata juga, sebagaimana dalam “Ghorotul Asyrithoh” (1/15): “Oleh karena itu wajib bagi Ahlul ‘ilmi untuk menyingkapkebusukan- kebusukannya dan memperingatkan muslimin darinya. Sungguh hizbiyyah ini telah mengubah pemuda muslim dan menyia-nyiakan umur mereka, memporak-porandakan kekuatan mereka, serta menjadikan mereka berpecah belah dan berkelompok- kelompok. Hizbiyyah juga menyebabkan kaum muslimin sibuk dengan diri mereka sendiri dan lalai dengan musuh-musuh mereka “ < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF.. Al-Hafizh An-Nawawi rahimahullahu berkata:
“Yang pertama kali dimulai adalah menghafal Al-Qur’an yang mulia, di mana itu adalah ilmu yang terpenting di antara ilmu-ilmu yang ada. Adalah para salaf dahulu tidak mengajarkan ilmu-ilmuhadits dan fiqih kecuali kepada orang yang telah menghafal Al-Qur’an. Apabila telah menghafalnya, hendaklah waspada dari menyibukkan diri dengan ilmu hadits dan fiqih serta selain keduanya dengan kesibukan yang dapat menyebabkan lupa terhadap sesuatu dari Al-Qur’an tersebut, atau waspadalah dari hal-hal yang dapat menyeret pada kelalaian terhadapnya (Al-Qur’an).” (An-Nubadz fi Adabi Thalabil ‘Ilmi hal. 60-61)
#
Berikutnya > PERMATA SALAF .. Al-Imam Al-Mubarakfuri rahimahullahu mengatakan (Tuhfatul Ahwadzi hal. 206): “Yakni memaksa jiwanya yang suka memerintahkan kepada kejelekan untuk tunduk kepada apa yang mengandung keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dalam bentuk melaksanakan amalan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan- kemaksiatan. Jihad terhadap jiwa tersebut juga merupakan fondasi dari segala macam jihad. Karena sesungguhnya selama seseorang belum berjihad untuk menundukkan jiwanya sendiri, tidaklah mungkin baginya untuk dapat berjihad memerangi musuh yang di luar jiwanya (musuh yang dhahir).”###
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
http://ibnulqoyyim.com/content/view/2/
Kembali Kepada Sunnah Ditulis Oleh Web Admin Sabarkan dirimu di atas sunnah, bersikaplah seperti halnya para shahabatNabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, berpendapatlah dengan pendapat mereka dan tahanlah dirimu dari hal-hal yang mereka jauhi, tempuhlah jalan pendahulumu yang shalih, karena sesungguhnya agama ini cukup bagimu sebagaimana cukup bagi mereka.
[ Al-Imam Al-Auza'i rahimahulloh ] < Sebelumnya PERMATA SALAF .. Ibnu ‘Abbas radhiallahu 'anhuma berkata:
“Tetaplah kamu beristiqamah dan berpegang dengan atsar serta jauhilah bid’ah.” (Al-I’tisham, 1/112)
#
Teguh di atas As-Sunnah Ditulis Oleh Web Admin "Berpegang dengan As-Sunnah adalah keselamatan" (Al-Lalikai 1/94 no.136) [ Al-Imam Az-Zuhri rahimahulloh ]< Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. Al-Imam Malik rahimahullahu berkata:
“Tidak boleh seseorang mengambil ilmu dari empat (jenis manusia) dan boleh mengambilnya dari selain mereka (yaitu): (1) Ilmu tidak diambil dari orang-orang bodoh, (2) Tidak diambil dari pengekor hawa nafsu yang menyeru manusia kepada hawa nafsunya, (3) Tidak pula dari seorang pendusta yang biasa berdusta dalam pembicaraan-pem
#
"Islam adalah As-Sunnah dan As- Sunnah adalah Islam" (Syarh As- Sunnah) [ Al Imam Al Barbahari rohimahulloh ] < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF.. Ibnu Mas’ud radhiallahu 'anhu berkata:
“Sederhana dalam As-Sunnah lebih baikdaripada bersungguh-sung
#
“Sungguh aku mempelajari satu bab dari ilmu lalu aku mengajarkannya kepada seorang muslim di jalan Allah (yaitu mempelajari dan mengajarkannya karena Allah semata) lebih aku cintai daripada aku mempunyai dunia seluruhnya.” [ Al- Hasan Al-Bashriy rohimahulloh ] < Sebelumnya Berikutnya> PERMATA SALAF .. Abdullah bin Mas’ud berkata:
“Jangan ada dari kalian taklid kepada siapapun dalam perkara agama sehingga bila ia beriman (kamu) ikut beriman dan bila ia kafir (kamu) ikut pula kafir. Jika kamu ingin berteladan, ambillah contoh orang-orang yang telah mati, sebab yang masih hidup tidak amandari fitnah”.
#
"Tetesan air mata yang keluar dari mataku karena takut kepada Allah lebih aku sukai daripada aku bersedekah seribu dinar!" (Jawahir shifatis shofwah)
[ 'Amr bin al 'Ash ] < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. Abdullah bin ‘Athiyah berkata:
“Tidaklah suatu kaum berbuat bid’ah dalam agama kecuali Allah akan mencabut dari mereka satu Sunnah yang semisalnya. Dan Sunnah itu tidak akan kembali kepada mereka sampai hari kiamat”.
#
"Jika engkau bisa, jadilah seorang ulama. Jika engkau tidak mampu, maka jadilah penuntut ilmu. Bila engkau tidak bisa menjadi seorang penuntut ilmu, maka cintailah mereka. Dan jika kau tidak mencintai mereka, janganlah engkau benci mereka." [ 'Umar bin 'Abdul Aziz rahimahulloh ] < Sebelumnya Berikutnya> PERMATA SALAF .. Ibnu ‘Abbas radhiallahu 'anhuma berkata:
“Tetaplah kamu beristiqamah dan berpegang dengan atsar serta jauhilah bid’ah.” (Al-I’tisham, 1/112)
#
“Setiap kebaikan karena Ittiba’ (mengikuti) pada orang terdahulu (Salaf), Setiap kejelekan karena perbuatan bid’ah orang-orang belakangan (kholaf)"
[ Imam Malik rahimahulloh ] < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF.. Abdullah bin Ad-Dailamy berkata:
“Sebab pertama hilangnya agama ini adalah ditinggalkannya
#
Ditulis Oleh Redaksi A sy-Syariah.Com ‘Alibin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata:
“Janganlah kalian terburu-buru dalam menyampaikan berita serta tergesa- gesa dalam menebarkan berbagai kekejian. Jangan pula menjadi orang yang tidak bisa menyimpan rahasia dan gemar menyebarkannya.
manusia menjadi sangat ketakutan dan dibuat sengsara karenanya, yang diikuti oleh fitnah yang besar, berat, dan berkepanjangan.
#
Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin “Kelebihan dunia adalah kekejian di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala pada hari kiamat.” Beliau ditanya, “Apa yang dimaksud dengan kelebihan dunia?” Beliau menjawab, “Yakni engkau memiliki kelebihan pakaian sedangkan saudaramu telanjang; dan engkau memiliki kelebihan sepatu sementara saudaramu tidak memiliki alas kaki.” (Mawa’izh, hal. 76) [ Al- Imam Sufyan Ats-Tsauri ] < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. Al-Imam Ahmad rahimahullahu berkata kepada sebagian muridnya:
“Hati-hati engkau, (jangan, -pen.) mengucapkan satu masalah pun (dalam agama pen.) yang engkau tidak memiliki imam (salaf, -pen.) dalam masalah tersebut.”
Beliau rahimahullahu juga berkata dalamriwayat Al-Maimuni:
“Barangsiapa mengatakan sesuatu yang tidak ada imam atasnya, aku khawatir dia akan salah.”
#
Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin ‘Isa bin Maryam ‘alaihissalam bersabda: “Cinta dunia adalah pangkal segala kesalahan, dan pada harta terdapat penyakit yang sangat banyak.”
Beliau ditanya: “Wahai ruh (ciptaan) Allah, apa penyakit-penyak
Beliau menjawab: “Tidak ditunaikan haknya.”
Mereka menukas: “Jika haknya sudah ditunaikan?”
Beliau menjawab: “Tidak selamat dari membanggakannya
Mereka menimpali: “Jika selamat dari bangga dan sombong?”
Beliau menjawab: “Memperindah dan mempermegahnya akan menyibukkan dari dzikrullah (mengingat Allah Subhanahu wa Ta'ala).”
(Mawa’izh Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri, hal. 81) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. Abdullah bin Mas’ud berkata:
“Jangan ada dari kalian taklid kepada siapapun dalam perkara agama sehingga bila ia beriman (kamu) ikut beriman dan bila ia kafir (kamu) ikut pula kafir. Jika kamu ingin berteladan, ambillah contoh orang-orang yang telah mati, sebab yang masih hidup tidak amandari fitnah”.
#
Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin “Adapun para imam dan para ulama ahlul hadits, sungguh mereka semua mengikuti hadits yang shahih apa adanyabila hadits tersebut diamalkan oleh para sahabat, generasi sesudah mereka (tabi’in) atau sekelompok dari mereka. Adapun sesuatu yang disepakati oleh salafush shalih untuk ditinggalkan maka tidak boleh dikerjakan. Karena sesungguhnya tidaklah mereka meninggalkannya
yang diberikan oleh seseorang kepadamu hakikatnya adalah kotoran
dia, dan tafsir dari kotoran dia adalah pembersihan amalannya dari dosa- dosa.
Jika engkau menerima sesuatu dari manusia, maka saat mereka mengajakmu kepada kemungkaran engkaupun menyambutnya. Sehingga, sungguh orang yang memakan kotoran manusia bagaikan orang yang memiliki sekutu-sekutu dalam suatu perkara yang mau tidak mau dia akan menjadi bagian dari mereka.
(kitab Mawa’izh Lil Imam Sufyan Ats- Tsaury, hal. 82-84)
#
Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin Al-Imam Ahmad rahimahullahu berkata kepada sebagian muridnya:
“Hati-hati engkau, (jangan, -pen.) mengucapkan satu masalah pun (dalam agama pen.) yang engkau tidak memiliki imam (salaf, -pen.) dalam masalah tersebut.”
Beliau rahimahullahu juga berkata dalamriwayat Al-Maimuni:
“Barangsiapa mengatakan sesuatu yang tidak ada imam atasnya, aku khawatir dia akan salah.” < SebelumnyaBerik
“Siapa saja yang mengatakan sesuatu dengan hawa nafsunya, yang tidak ada seorang imampun yang mendahuluinya dalam permasalahan tersebut, baik Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ataupun para sahabat
beliau, maka sungguh dia telah mengadakan perkara baru dalam Islam. Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: ‘Barangsiapa yang mengada-ada atau membuat-buat perkara baru dalam Islammaka baginya laknat Allah Subhanahu waTa'ala, para malaikat, dan manusia seluruhnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak menerima infaq dan tebusan apapun darinya’.
#
Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu berkata:
“Siapa saja yang mengatakan sesuatu dengan hawa nafsunya, yang tidak ada seorang imampun yang mendahuluinya dalam permasalahan tersebut, baik Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ataupun para sahabat
beliau, maka sungguh dia telah mengadakan perkara baru dalam Islam. Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: ‘Barangsiapa yang mengada-ada atau membuat-buat perkara baru dalam Islammaka baginya laknat Allah Subhanahu waTa'ala, para malaikat, dan manusia seluruhnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak menerima infaq dan tebusan apapun darinya’.” < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. Di antara sebab terbesar yang membantu seseorang untuk tetap giat menuntut ilmu, memahaminya dan tidak jemu, adalah memakan sedikit dari sesuatu yang halal.
Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu berkata: “Aku tidak pernah kenyang semenjak 16 tahun lalu.
#
"Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah. Dan aku (Rasulullah) adalah sebaik-baik Salaf bagimu." (H.R Muslim) [ Fathimah bintu Rosulillah rodliyallohu 'anha ] < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. Abdurrahman bin Mahdi rahimahullahu berkata:
“Ada tiga (golongan) yang tidak boleh diambil ilmunya, (yakni): (1) Seseorang yang tertuduh dengan kedustaan, (2) Ahlul bid’ah yang mengajak (manusia) kepada kebid’ahannya, dan (3) seseorang yang dirinya didominasi oleh keraguan serta kesalahan- kesalahan.”
#
Ditulis Oleh redaksi Asysyariah.Com ‘Umar radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada para syaikh dari kalangan bani ‘Abbas:
“Dengan apa kalian memerangi manusia?” Mereka menjawab: “Dengan kesabaran. Tidaklah kami menjumpai suatu kaum (musuh, pen.) melainkan kami bersabar menghadapi
mereka sebagaimana mereka bersabar menghadapi kami.” Sebagian salaf berkata:
“Masing-masing dari kami tidaklah menyukai kematian dan sakitnya luka-luka, akan tetapi kami diberi kelebihan dengan kesabaran.” < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF.. ‘Umar radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada para syaikh dari kalangan bani ‘Abbas:
“Dengan apa kalian memerangi manusia?” Mereka menjawab: “Dengan kesabaran. Tidaklah kami menjumpai suatu kaum (musuh, pen.) melainkan kami bersabar menghadapi
mereka sebagaimana mereka bersabar menghadapi kami.” Sebagian salaf berkata:
“Masing-masing dari kami tidaklah menyukai kematian dan sakitnya luka-luka, akan tetapi kami diberi kelebihan dengan kesabaran.”
#
Ditulis Oleh redaksi Asysyariah.Com Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullahu menerangkan: “Ini dalam jihad memerangi musuh yang dhahir (lahir) yakni jihad melawan orang-orang kafir. Seperti itu pula dalam jihad memerangi musuh yang batin yakni jihad melawan (kejahatan) jiwa dan hawa nafsu. Maka sungguh berjihad pada keduanya (dhahir dan batin) merupakan seagung-agungny
“Tiga perkara yang merupakan bagian dari kesabaran; engkau tidak menceritakan musibah yang tengah menimpamu, tidak pula sakit yang engkau derita, serta tidak merekomendasika
#
Lakukanlah Hal-hal yg bermanfaat2 Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin ‘Umarbin Qais Al-Mula’i rahimahullahu berkata:
Seseorang melewati Luqman (Al- Hakim) di saat manusia berkerumun di
sisinya. Orang tersebut berkata kepada Luqman: “Bukankah engkau dahulu budak bani Fulan?” Luqman menjawab: “Benar.” Orang itu berkata lagi, “Engkau yang dulu menggembala (ternak) di sekitar gunung ini dan itu?” Luqman menjawab: “Benar.” Orang itubertanya lagi: “Lalu apa yang menyebabkanmu meraih kedudukan sebagaimana yang aku lihat ini?” Luqman menjawab: “Selalu jujur dalam
berucap dan banyak berdiam dari perkara-perkara
bagi diriku.” < Sebelumnya Berikutnya >
#
Lakukanlah Hal-hal yg bermanfaat3 Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin Abu ‘Ubaidah meriwayatkan dari Al- Hasan Al-Bashri rahimahullahu bahwasanya beliau berkata:
“Termasuk tanda-tanda berpalingnya Allah Subhanahu wa Ta'ala dari seorang hamba adalah Allah Subhanahu wa Ta'alamenjadika
“Jika engkau ingin dikelompokkan dalam golongan orang-orang yang jujur, maka wajib bagimu untuk zuhud2 dalam dunia ini dan menahan diri dari (menyakiti) manusia.” (Maraji’: Tafsir Ibnu Katsir (2/525-526)
#
Lakukanlah Hal-hal yg bermanfaat4 Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin Sahl At-Tustari rahimahullahu berkata:
“Barangsiapa (suka) berbicara mengenai permasalahan yang tidak ada manfaatnya niscaya diharamkan baginyakejujura
“Telah sampai kepadaku bahwasanya akan datang satu masa kepada umat manusia di mana pada masa itu hati- hatimanusia dipenuhi oleh kecintaan terhadap dunia, sehingga hati-hati tersebut tidak dapat dimasuki rasa takut terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala. Danitu dapat engkau ketahui apabila engkau memenuhi sebuah kantong kulit dengan sesuatu hingga penuh, kemudian engkau bermaksud memasukkan barang lain ke dalamnya namun engkau tidak mendapati tempat untuknya.”
#
Lakukanlah Hal-hal yg bermanfaat5 Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin Ma’ruf rahimahullahu berkata: “Pembicaraan seorang hamba tentang masalah-masalah
“Yang pertama kali dimulai adalah menghafal Al-Qur’an yang mulia, di mana itu adalah ilmu yang terpenting di antara ilmu-ilmu yang ada. Adalah para salaf dahulu tidak mengajarkan ilmu-ilmuhadits
#
Sempurnanya Suatu Amalan Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin Abu Abdillah An-Nabaji rahimahullahu
berkata: "Ada lima karakter yang dengannya akan sempurna suatu amalan: (1) keimanan yang disertai pengetahuan yang benar tentang Allah Subhanahu wa Ta'ala, (2) mengenal al-haq, (3) mengikhlaskan seluruh amalan hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala, (4) beramal sesuai Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan (5) makan dari makanan yang halal. Apabila salah satu dari lima karakter ini hilang, maka
tidak akan terangkat amalan- amalannya.Jika engkau mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala namun tidak mengetahui al-haq, maka tidak ada manfaatnya. Dan andaikata engkau mengetahui al-haq namun tidak mengenal Allah Subhanahu wa Ta'ala, juga tidak bermanfaat. Dan jikaengkau mengenal Allah Subhanahu wa Ta'ala, mengetahui al-haq, namun tidak ikhlas dalam amalan-amalanmu
“Termasuk tanda-tanda berpalingnya Allah Subhanahu wa Ta'ala dari seorang hamba adalah Allah Subhanahu wa Ta'alamenjadika
#
Sabar Saat Mendapat Musibah1 Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata:
“Kebaikan yang tiada kejelekan padanya adalah bersyukur ketika sehat wal afiat, serta bersabar ketika diuji dengan musibah. Betapa banyak manusia yang dianugerahi berbagai kenikmatan namun tiada mensyukurinya.D
(Dinukil dari kitab Mawa’izh Lil Imam Sufyan Ats-Tsaury, hal. 82-84)
#
Sabar Saat Mendapat Musibah2 Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin “Tidaklah seorang hamba menahan sesuatu yang lebih besar daripada menahan al-hilm (kesantunan) di kala marah dan menahan kesabaran ketika ditimpa musibah.” (Mawa’izh Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri, hal. 62) < SebelumnyaBerik
“Yang pertama kali dimulai adalah menghafal Al-Qur’an yang mulia, di mana itu adalah ilmu yang terpenting di antara ilmu-ilmu yang ada. Adalah para salaf dahulu tidak mengajarkan ilmu-ilmuhadits
#
Sabar Saat Mendapat Musibah3 Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri rahimahullahu berkata:
“Tiga perkara yang merupakan bagian dari kesabaran; engkau tidak menceritakan musibah yang tengah menimpamu, tidak pula sakit yang engkau derita, serta tidak merekomendasika
“Tetaplah kamu beristiqamah dan berpegang dengan atsar serta jauhilah bid’ah.” (Al-I’tisham, 1/112)
#
Cinta Dunia Merupakan Dosa Besar1 Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin “Tidaklah aku merasa heran terhadap sesuatu seperti keherananku atas orang yang tidak menganggap cinta dunia sebagai bagian dari dosa besar. Demi Allah! Sungguh, mencintainya benar-benar termasuk dosa yang terbesar. Dan tidaklah dosa-dosa menjadi bercabang-caban
karena cinta dunia. Bukankah sebab disembahnya patung-patung serta dimaksiatinya Ar-Rahman tak lain karena cinta dunia dan lebih mengutamakannya
(Mawa’izh Al-Imam Al-Hasan Al- Bashri, hal. 138) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. Abdullah bin ‘Athiyah berkata:
“Tidaklah suatu kaum berbuat bid’ah dalam agama kecuali Allah akan mencabut dari mereka satu Sunnah yang semisalnya. Dan Sunnah itu tidak akan kembali kepada mereka sampai hari kiamat”.
#
Cinta Dunia Merupakan Dosa Besar2 Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri rahimahullahube
“Telah sampai kepadaku bahwasanya akan datang satu masa kepada umat manusia di mana pada masa itu hati- hatimanusia dipenuhi oleh kecintaan terhadap dunia, sehingga hati-hati tersebut tidak dapat dimasuki rasa takut terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala. Danitu dapat engkau ketahui apabila engkau memenuhi sebuah kantong kulit dengan sesuatu hingga penuh, kemudian engkau bermaksud memasukkan barang lain ke dalamnya namun engkau tidak mendapati tempat untuknya.” < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF.. "Jika engkau bisa, jadilah seorang ulama. Jika engkau tidak mampu, maka jadilah penuntut ilmu. Bila engkau tidak bisa menjadi seorang penuntut ilmu, maka cintailah mereka. Dan jika kau tidakmencintai mereka, janganlah engkau benci mereka." [ 'Umar bin 'Abdul Aziz rahimahulloh ]
#
Cinta Dunia Merupakan Dosa Besar3 Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin “Sungguh aku benar-benar dapat mengenali kecintaan seseorang terhadap dunia dari (cara) penghormatannya
(Mawa’izh Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri, hal. 120) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. Al-Khathib Al-Baghdadi rahimahullahu berkata:
“Semestinya seorang penuntut ilmu memulai dengan menghafal Kitabullah, dimana itu merupakan ilmu yang paling mulia dan yang paling utama untuk didahulukan dan dikedepankan.”
#
Hakekat Umur Kita Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin “Wahai anak Adam, (masa) siangmu adalah tamumu, maka berbuat baiklah
terhadapnya. Karena sungguh, jika engkau berbuat baik kepadanya, niscaya dia akan pergi dengan memujimu. Dan apabila engkau berbuat buruk terhadapnya maka dia akan pergi dengan mencercamu, begitu pula dengan malammu.” “Wahai anak Adam, injaklah bumi ini dengan kakimu. Sungguh, sekecil apapun dia, pasti bakal menguburmu. Sesungguhnya engkau itu senantiasa sedang mengurangi usiamu, semenjak engkau dilahirkan dari perut ibumu. ”Wahai anak Adam, engkau dapati pagimu berada di antara dua waktu, yang keduanya tak mungkin meninggalkanmu,
“Barangsiapa (suka) berbicara mengenai permasalahan yang tidak ada manfaatnya niscaya diharamkan baginyakejujura
#
Kewajiban Mengikuti Sunnah1 Ditulis Olehredaksi Asysyariah.Com Ibnu Mas’ud radhiallahu 'anhu berkata:
“Sederhana dalam As-Sunnah lebih baikdaripada bersungguh-sung
yang diberikan oleh seseorang kepadamu hakikatnya adalah kotoran
dia, dan tafsir dari kotoran dia adalah pembersihan amalannya dari dosa- dosa.
Jika engkau menerima sesuatu dari manusia, maka saat mereka mengajakmu kepada kemungkaran engkaupun menyambutnya. Sehingga, sungguh orang yang memakan kotoran manusia bagaikan orang yang memiliki sekutu-sekutu dalam suatu perkara yang mau tidak mau dia akan menjadi bagian dari mereka.
(kitab Mawa’izh Lil Imam Sufyan Ats- Tsaury, hal. 82-84)
#
Kewajiban Mengikuti Sunnah2 Ditulis Olehredaksi Asysyariah.Com Ibnu ‘Abbas radhiallahu 'anhuma berkata:
“Tetaplah kamu beristiqamah dan berpegang dengan atsar serta jauhilah bid’ah.” (Al-I’tisham, 1/112) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF.. Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata:
“Kebaikan yang tiada kejelekan padanya adalah bersyukur ketika sehat wal afiat, serta bersabar ketika diuji dengan musibah. Betapa banyak manusia yang dianugerahi berbagai kenikmatan namun tiada mensyukurinya.D
#
Kewajiban Mengikuti Sunnah3 Ditulis Olehredaksi Asysyariah.Com Al-Imam Az-Zuhrirahimah
Ulama kita yang terdahulu selalu mengatakan: “Berpegang dengan As- Sunnah adalah keselamatan. Ilmu itu tercabut dengan segera, maka tegaknya ilmu adalah kekokohan Islam sedangkan dengan perginya para ulama akan hilang pula semua itu
(ilmu dan agama).” (Al-Lalikai 1/94 no. 136 dan Ad-Darimi, 1/58 no. 16) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF.. Ibnu Mas’ud radhiallahu 'anhu berkata:
“Sederhana dalam As-Sunnah lebih baikdaripada bersungguh-sung
#
Kewajiban Mengikuti Sunnah4 Ditulis Olehredaksi Asysyariah.Com Al-Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah berkata:
“Berhati-hatila
“Tetaplah kamu beristiqamah dan berpegang dengan atsar serta jauhilah bid’ah.” (Al-I’tisham, 1/112)
#
PERMATA SALAF .. Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu berkata:
“Siapa saja yang mengatakan sesuatu dengan hawa nafsunya, yang tidak ada seorang imampun yang mendahuluinya dalam permasalahan tersebut, baik Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ataupun para sahabat
beliau, maka sungguh dia telah mengadakan perkara baru dalam Islam. Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: ‘Barangsiapa yang mengada-ada atau membuat-buat perkara baru dalam Islammaka baginya laknat Allah Subhanahu waTa'ala, para malaikat, dan manusia seluruhnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak menerima infaq dan tebusan apapun darinya’.”
#
Jujurlah2 Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin Ibnu Katsir rahimahullahu berkata:
“Jujurlah engkau dan pegang erat- erat kejujuran itu. Niscaya engkau akan menjadi orang yang jujur dan selamat dari hal-hal yang membinasakanmu.
#
Jujurlah3 Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata:
“Jika engkau ingin dikelompokkan dalam golongan orang-orang yang jujur, maka wajib bagimu untuk zuhud2 dalam dunia ini dan menahan diri dari (menyakiti) manusia.” (Maraji’: Tafsir Ibnu Katsir (2/525-526) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. "Tetesan air mata yang keluar dari mataku karena takut kepada Allah lebih aku sukai daripada aku bersedekah seribu dinar!" (Jawahir shifatis shofwah)
[ 'Amr bin al 'Ash ]
#
Al-Yakin Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul ArifinAl-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata: “Tidaklah seorang hamba meyakini surga dan neraka dengan keyakinan yang sebenar-benarny
Dan beliau berkata: "Wahai anak Adam, sesungguhnya di antara (tanda) lemahnya keyakinanmu adalah engkau lebih percaya dengan apa yang berada ditanganmu daripada apa yang berada di tangan Allah Subhanahu Wata ala.” (Mawa’izh Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri, hal. 77-78) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. “Sungguh aku benar-benar dapat mengenali kecintaan seseorang terhadap dunia dari (cara) penghormatannya
(Mawa’izh Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri, hal. 120)
#
Menuntut Ilmu1 Ditulis Oleh redaksi Asysyariah.Com Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata:
“Apabila seseorang menuntut ilmu, maka hal itu akan terlihat pada khusyu’nya, pandangannya, lisannya, tangannya, shalatnya, dan zuhudnya.
Apabila seseorang meraih salah satu babilmu lalu dia amalkan, hal itu lebih baik baginya daripada dunia dan seisinya.” < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. “Kelebihan dunia adalah kekejian di sisi Allah Subhanahu wa Ta'alapada hari kiamat.” Beliau ditanya, “Apa yang dimaksud dengan kelebihan dunia?” Beliau menjawab, “Yakni engkau memiliki kelebihan pakaian sedangkan saudaramu telanjang; dan engkau memiliki kelebihan sepatu sementara saudaramu tidak memiliki alas kaki.” (Mawa’izh, hal. 76) [ Al- Imam Sufyan Ats-Tsauri ]
#
Menuntut Ilmu2 Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin Sahnun bin Sa’id rahimahullah berkata:
“Orang yang paling berani berfatwa adalah yang paling sedikit ilmunya. (Yakni) seseorang memiliki ilmu satu bab saja, lalu dia menyangka bahwa seluruh kebenaran ada pada dirinya.” < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF.. Al-Imam Al-Auza’i rahimahullah berkata:
“Berpeganglah dengan atsar Salafus Shalih meskipun seluruh manusia menolakmu dan jauhilah pendapat orang-orang (selain mereka) meskipun mereka menghiasi perkataannya terhadapmu.” (Asy- Syari’ah hal. 63) (Lammuddurril Mantsur minal Qaulil Ma`tsur, karya Abu Abdillah Jamal bin Furaihan Al- Haritsi)
#
Menuntut Ilmu3 Ditulis Oleh redaksi Asysyariah.Com Az-Zuhri rahimahullah berkata kepada
Yunus bin Yazid:
“Janganlah engkau merasa sombong terhadap ilmu, karena ilmu adalah lembah-lembah. Yang manapun engkau tempuh, dia akan mengalahkanmu sebelum engkau mencapainya. Akan tetapi ambillah ilmu itu bersamaan dengan perjalanan siang dan malam. Danjanganlah engkau mengambil ilmu sekaligus, karena barangsiapa yang mengambil ilmu sekaligus, akan hilang pula sekaligus. Akan tetapi ambillah ilmu sedikit demi sedikit, bersamaan dengan perjalanan siang dan malam.”
(Diambil dari ‘Awa`iq Ath-Thalab, hal. 54-55, karya Asy-Syaikh Abdussalam bin Barjas) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. “Wahai anak Adam, (masa) siangmu adalah tamumu, maka berbuat baiklah
terhadapnya. Karena sungguh, jika engkau berbuat baik kepadanya, niscaya dia akan pergi dengan memujimu. Dan apabila engkau berbuat buruk terhadapnya maka dia akan pergi dengan mencercamu, begitu pula dengan malammu.” “Wahai anak Adam, injaklah bumi ini dengan kakimu. Sungguh, sekecil apapun dia, pasti bakal menguburmu. Sesungguhnya engkau itu senantiasa sedang mengurangi usiamu, semenjak engkau dilahirkan dari perut ibumu. ”Wahai anak Adam, engkau dapati pagimu berada di antara dua waktu, yang keduanya tak mungkin meninggalkanmu,
#
Orang yang tidak boleh diambil
Ilmunya1 Ditulis Oleh redaksi Asysyariah.Com Abdurrahman bin Mahdi rahimahullahu berkata:
“Ada tiga (golongan) yang tidak boleh diambil ilmunya, (yakni): (1) Seseorang yang tertuduh dengan kedustaan, (2) Ahlul bid’ah yang mengajak (manusia) kepada kebid’ahannya, dan (3) seseorang yang dirinya didominasi oleh keraguan serta kesalahan- kesalahan.” < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. Al-Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah berkata:
“Berhati-hatila
#
Orang yang tidak boleh diambil
Ilmunya2 Ditulis Oleh redaksi Asysyariah.Com Al-Imam Malik rahimahullahu berkata:
“Tidak boleh seseorang mengambil ilmu dari empat (jenis manusia) dan boleh mengambilnya dari selain mereka (yaitu): (1) Ilmu tidak diambil dari orang-orang bodoh, (2) Tidak diambil dari pengekor hawa nafsu yang menyeru manusia kepada hawa nafsunya, (3) Tidak pula dari seorang pendusta yang biasa berdusta dalam pembicaraan-pem
(Dinukil dari kitab Mawa’izh Lil Imam Sufyan Ats-Tsaury, hal. 82-84)
#
Hafalkan Al-Quran Terlebih Dahulu1 Ditulis Oleh Web Admin Abu Umar bin Abdil Barr rahimahullahu berkata:
“Menuntut ilmu itu ada tahapan- tahapannya. Ada marhalah-marhal
Ilmu yang pertama kali dipelajari adalah menghafal Kitabullah serta berusaha memahaminya. Segala hal yang dapat membantu dalam memahaminya juga merupakan suatu kewajiban untuk dipelajari bersamaan dengannya. Saya tidak mengatakan bahwa wajib untuk menghafal keseluruhannya.
bahwasanya hal itu adalah kewajiban yang mesti bagi orang yang ingin untuk menjadi seorang yang alim, dan bukan termasuk dari bab kewajiban yang diharuskan.” < Sebelumnya Berikutnya> PERMATA SALAF .. Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata:
“Jika engkau ingin dikelompokkan dalam golongan orang-orang yang jujur, maka wajib bagimu untuk zuhud2 dalam dunia ini dan menahan diri dari (menyakiti) manusia.” (Maraji’: Tafsir Ibnu Katsir (2/525-526)
#
Hafalkan Al-Quran Terlebih Dahulu1 Ditulis Oleh Web Admin Abu Umar bin Abdil Barr rahimahullahu berkata:
“Menuntut ilmu itu ada tahapan- tahapannya. Ada marhalah-marhal
Ilmu yang pertama kali dipelajari adalah menghafal Kitabullah serta berusaha memahaminya. Segala hal yang dapat membantu dalam memahaminya juga merupakan suatu kewajiban untuk dipelajari bersamaan dengannya. Saya tidak mengatakan bahwa wajib untuk menghafal keseluruhannya.
bahwasanya hal itu adalah kewajiban yang mesti bagi orang yang ingin untuk menjadi seorang yang alim, dan bukan termasuk dari bab kewajiban yang diharuskan.” < Sebelumnya Berikutnya> PERMATA SALAF .. Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata:
“Jika engkau ingin dikelompokkan dalam golongan orang-orang yang jujur, maka wajib bagimu untuk zuhud2 dalam dunia ini dan menahan diri dari (menyakiti) manusia.” (Maraji’: Tafsir Ibnu Katsir (2/525-526)
#
Hafalkan Al-Quran Terlebih Dahulu2 Ditulis Oleh redaksi Asysyariah.Com Al-Khathib Al-Baghdadi rahimahullahu berkata:
“Semestinya seorang penuntut ilmu memulai dengan menghafal Kitabullah, dimana itu merupakan ilmu yang paling mulia dan yang paling utama untuk didahulukan dan dikedepankan.” < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF.. “Sungguh aku benar-benar dapat mengenali kecintaan seseorang terhadap dunia dari (cara) penghormatannya
(Mawa’izh Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri, hal. 120)
#
Hafalkan Al-Quran Terlebih Dahulu3 Ditulis Oleh Web Admin Al-Hafizh An-Nawawi rahimahullahu berkata:
“Yang pertama kali dimulai adalah menghafal Al-Qur’an yang mulia, di mana itu adalah ilmu yang terpenting di antara ilmu-ilmu yang ada. Adalah para salaf dahulu tidak mengajarkan ilmu-ilmuhadits
“Berhati-hatila
#
Bekerja dan Beramal1 Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin Wahai saudaraku, hendaknya engkau memiliki pekerjaan dan penghasilan yang halal yang kamu peroleh dengan tanganmu. Hindari memakan atau mengenakan kotoran-kotoran
(kitab Mawa’izh Lil Imam Sufyan Ats- Tsaury, hal. 82-84) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. Abu ‘Ubaidah meriwayatkan dari Al- Hasan Al-Bashri rahimahullahu bahwasanya beliau berkata:
“Termasuk tanda-tanda berpalingnya Allah Subhanahu wa Ta'ala dari seorang hamba adalah Allah Subhanahu wa Ta'alamenjadika
#
Bekerja dan Beramal2 Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin Wahai saudaraku, jika engkau menerima sesuatu dari manusia maka engkaupun memotong lisanmu (tidak berani bicara di saat wajib menegur mereka). Dan engkau memuliakan sebagian orang kemudian merendahkan sebagian yang lain, padahal ada balasan yang akan menimpamu di hari kiamat. Maka harta
yang diberikan oleh seseorang kepadamu hakikatnya adalah kotoran
dia, dan tafsir dari kotoran dia adalah pembersihan amalannya dari dosa- dosa.
Jika engkau menerima sesuatu dari manusia, maka saat mereka mengajakmu kepada kemungkaran engkaupun menyambutnya. Sehingga, sungguh orang yang memakan kotoran manusia bagaikan orang yang memiliki sekutu-sekutu dalam suatu perkara yang mau tidak mau dia akan menjadi bagian dari mereka.
(kitab Mawa’izh Lil Imam Sufyan Ats- Tsaury, hal. 82-84) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. ‘Umar binAbdul ‘Aziz rahimahullahu berkata:
“Barangsiapa beranggapan perkataannya merupakan bagian dari perbuatannya (niscaya) menjadi sedikit perkataannya, kecuali dalam perkara yang bermanfaat baginya.”
#
Bekerja dan Beramal3 Ditulis Oleh Al-Ustadz Zainul Arifin Wahai saudaraku, kelaparan dan ibadah yang sedikit itu lebih baik daripada engkau kenyang dengan kotoran-kotoran
(Dinukil dari kitab Mawa’izh Lil Imam Sufyan Ats-Tsaury, hal. 82-84) < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF.. “Sungguh aku benar-benar dapat mengenali kecintaan seseorang terhadap dunia dari (cara) penghormatannya
(Mawa’izh Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri, hal. 120)
#
Sebab Hilangnya Agama1 Ditulis Oleh AbuAbdillah Jamal bin
Furaihan Al Haritsy Abdullah bin Mas’ud berkata:
“Jangan ada dari kalian taklid kepada siapapun dalam perkara agama sehingga bila ia beriman (kamu) ikut beriman dan bila ia kafir (kamu) ikut pula kafir. Jika kamu ingin berteladan, ambillah contoh orang-orang yang telah mati, sebab yang masih hidup tidak amandari fitnah”. < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. Al-Imam Al-Mubarakfuri rahimahullahu mengatakan (Tuhfatul Ahwadzi hal. 206): “Yakni memaksa jiwanya yang suka memerintahkan kepada kejelekan untuk tunduk kepada apa yang mengandung keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dalam bentuk melaksanakan amalan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan- kemaksiatan. Jihad terhadap jiwa tersebut juga merupakan fondasi dari segala macam jihad. Karena sesungguhnya selama seseorang belum berjihad untuk menundukkan jiwanya sendiri, tidaklah mungkin baginya untuk dapat berjihad memerangi musuh yang di luar jiwanya (musuh yang dhahir).”
#
Sebab Hilangnya Agama2 Ditulis Oleh AbuAbdillah Jamal bin
Furaihan Al Haritsy Abdullah bin Ad-Dailamy berkata:
“Sebab pertama hilangnya agama ini adalah ditinggalkannya
“Janganlah kalian terburu-buru dalam menyampaikan berita serta tergesa- gesa dalam menebarkan berbagai kekejian. Jangan pula menjadi orang yang tidak bisa menyimpan rahasia dan gemar menyebarkannya.
manusia menjadi sangat ketakutan dan dibuat sengsara karenanya, yang diikuti oleh fitnah yang besar, berat, dan berkepanjangan.
#
Sebab Hilangnya Agama3 Ditulis Oleh AbuAbdillah Jamal bin
Furaihan Al Haritsy Abdullah bin ‘Athiyah berkata:
“Tidaklah suatu kaum berbuat bid’ah dalam agama kecuali Allah akan mencabut dari mereka satu Sunnah yang semisalnya. Dan Sunnah itu tidak akan kembali kepada mereka sampai hari kiamat”. < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. Abdurrahman bin Mahdi rahimahullahu berkata:
“Ada tiga (golongan) yang tidak boleh diambil ilmunya, (yakni): (1) Seseorang yang tertuduh dengan kedustaan, (2) Ahlul bid’ah yang mengajak (manusia) kepada kebid’ahannya, dan (3) seseorang yang dirinya didominasi oleh keraguan serta kesalahan- kesalahan.”
#
Sebab Hilangnya Agama4 Ditulis Oleh AbuAbdillah Jamal bin
Furaihan Al Haritsy Az-Zuhri berkata:
“Ulama kami yang terdahulu selalu mengingatkan bahwa berpegang teguh dengan As-Sunnah adalah keselamatan. Ilmu akan dicabut dengan segera. Tegaknya ilmu adalah kekokohan agama dan dunia sedangkan hilangnya ilmu maka hilang pula semuanya”.
Diambil dari kitab Lammudurul Mantsur Minal Qaulil Ma’tsur yang disusun oleh Abu Abdillah Jamal bin Furaihan Al Haritsy. < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF .. “Tidaklah seorang hamba menahan sesuatu yang lebih besar daripada menahan al-hilm (kesantunan) di kala marah dan menahan kesabaran ketika ditimpa musibah.” (Mawa’izh Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri, hal. 62)
#
Menghindari Banyak Makan Ditulis Oleh redaksi Asysyariah.Com Di antara sebab terbesar yang membantu seseorang untuk tetap giat menuntut ilmu, memahaminya dan tidak jemu, adalah memakan sedikit dari sesuatu yang halal.
Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu berkata: “Aku tidak pernah kenyang semenjak 16 tahun lalu.
Karena, banyak makan akan menyebabkan banyak minum, sedangkanbanyak
Sebagaimana dikatakan dalam sebuah
syair: ِﻭَﺃ ِﻡﺎَﻌَّﻄﻟﺍ َﻦِﻣ ُﻥﻮُﻜَﻳ ُﻩﺍَﺮَﺗ ﺎَﻣ َﺮَﺜْﻛَﺃ َﺀﺍَّﺪﻟﺍ َّﻥِﺈَﻓ ِﺏﺍَﺮَّﺸﻟﺍ Sesungguhnya penyakit, kebanyakan yang engkau lihat terjadi karena makanan atau minuman
Seandainya tidak ada keburukan dari banyak makan dan minum kecuali menyebabkan sering ke toilet, hal itu sudah cukup bagi orang yang berakal dan cerdas untuk menjaga diri darinya. Barangsiapa yang menginginkan keberhasilan dalam menuntut ilmu dan mendapatkan bekal hidup dari ilmu, namun disertai dengan banyak makan dan minum serta tidur, sungguh dia telahmengusahak
menurut kebiasaan.
(Tadzkiratus Sami’ wal Mutakallim fi Adabil ‘Alim wal Muta’allim, hal. 73-74, Al-Imam Badruddin Muhammad bin Ibrahim bin Sa’dillah bin Jamaah Al- Kinani rahimahullahu, dengan beberapa perubahan)
* URL sumber Permata Salaf ! < Sebelumnya Berikutnya > PERMATA SALAF.. Wahai saudaraku, jika engkau menerima sesuatu dari manusia maka engkaupun memotong lisanmu (tidak berani bicara di saat wajib menegur mereka). Dan engkau memuliakan sebagian orang kemudian merendahkan sebagian yang lain, padahal ada balasan yang akan menimpamu di hari kiamat. Maka harta
yang diberikan oleh seseorang kepadamu hakikatnya adalah kotoran
dia, dan tafsir dari kotoran dia adalah pembersihan amalannya dari dosa- dosa.
Jika engkau menerima sesuatu dari manusia, maka saat mereka mengajakmu kepada kemungkaran engkaupun menyambutnya. Sehingga, sungguh orang yang memakan kotoran manusia bagaikan orang yang memiliki sekutu-sekutu dalam suatu perkara yang mau tidak mau dia akan menjadi bagian dari mereka.
(kitab Mawa’izh Lil Imam Sufyan Ats- Tsaury, hal. 82-84)
#
3 Rukun Hizbiyyah Ditulis Oleh Web AdminTelah kita ketahui dari beberapa
RUKUN HIZBIYYAH sebagaimana yang
dikatakan oleh Imam Muqbil -semoga
Alloh merahmatinya- dalam “An-
Nashihatu wal Bayan” (hal. 116):
Rukun hizbiyyah ada tiga: Pertama: Dusta,Kedua: Tipu muslihat, dan
Ketiga: Talbis (menyamarkan antara
yang al-haq dengan yang al-bathil). Beliau rohimahulloh berkata juga, sebagaimana dalam “Ghorotul Asyrithoh” (1/
“Yang pertama kali dimulai adalah menghafal Al-Qur’an yang mulia, di mana itu adalah ilmu yang terpenting di antara ilmu-ilmu yang ada. Adalah para salaf dahulu tidak mengajarkan ilmu-ilmuhadits
#
Berikutnya > PERMATA SALAF .. Al-Imam Al-Mubarakfuri rahimahullahu mengatakan (Tuhfatul Ahwadzi hal. 206): “Yakni memaksa jiwanya yang suka memerintahkan kepada kejelekan untuk tunduk kepada apa yang mengandung keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dalam bentuk melaksanakan amalan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan- kemaksiatan. Jihad terhadap jiwa tersebut juga merupakan fondasi dari segala macam jihad. Karena sesungguhnya selama seseorang belum berjihad untuk menundukkan jiwanya sendiri, tidaklah mungkin baginya untuk dapat berjihad memerangi musuh yang di luar jiwanya (musuh yang dhahir).”###
_______________
http://
ᏰᏋᏦ ᏆᎡᏫᏋᏝ ᏰᏋᏦ ᏆᎡᏫᏋᏝ
* Aku Tertawa Heran Kepada MerekaPosted: 26 Desember 2012 in Uncategorized
“Aku tertawa (heran) kepada orang yang mengejar-ngejar dunia padahal kematian terus mengincarnya, dan kepada orangyang melalaikan kematian padahal maut tak pernah lalai terhadapnya, dan kepada orang yang tertawa lebar sepenuh mulutnya padahal tidak tahu apakah Tuhannya ridha atau murka terhadapnya.” (Salman al Farisi) * *.
Ilmu Itu Didapatkan Dengan BelajarPosted: 25 Desember 2012 in Uncategorized
Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu berkata: “Seseorang tidak akan mungkin dilahirkan dalam keadaan berilmu karena sesungguhnya ilmu itu didapatkan dengan belajar.” (Tahdzib Mau’idhah Mukminin: 16)
*Semuanya Berawal Dari MataPosted: 25 Desember 2012 in Uncategorized
Seorang penyair berkata:
“Setiap kejadian berawal dari pandangan; dan api yang besar itu berasal dari percikan bunga api yang dianggap kecil; Berapa banyak pandangan mata itu mencapai kehati pemiliknya; seperti busur dan tali busurnya; Selama seseorang hamba membolak-balikkan pandangannya menatap manusia; dia berdiri di atas bahaya pandangan adalah kesenangan yang membinasakan; hunjaman yang memudharatkan.” (Ad-Da’u wad Dawa’, hal. 234).
* Keuntungan Tanpa Barang DaganganPosted: 13 Desember 2012 in Uncategorized
“Malik bin Dinar rahimahullah berkata: “Jadikanlah ketaatanmu kepada Allah sebagaiperniagaan, karena keuntungan akan mendatangimu tanpa ada barang dagangan.” (Raudhatul ‘Uqalaa’ wa Nuzhatul Fudhalaa’ hal 27)
*Menjaga Makanan Tapi Tak Menjaga DosaPosted: 11 Desember 2012 in Uncategorized
Abdullah ibnu Asy-Syubrimah rahimahullah berkata: “Aku heran pada seseorang yang menjaga makanan karena takut akan penyakit, tetapi mereka tidak menjaga dosa karena takut akan neraka.” (Siyar A’lam An-Nubala)
*Ilmu Bukan Banyaknya Riwayat & UcapanPosted: 10 Desember 2012 in Uncategorized
Umar bin Abdul AzizRahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya, orang-orang terdahulu (para ulama salaf, -red.) diam karena ilmu. Mereka pun menahan diri (dari sesuatu) karena mata hati yang tajam. Sungguh, mereka lebih mampu meneliti (sebuah masalah) kalau mereka mau melakukannya.”
Ibnu RajabRahimahullah mengatakan, “Sungguh, banyakorang belakangan yang tertipu dengan hal ini. Mereka menyangka bahwa siapa yang banyak bicara, debat, dan perbantahannya dalam masalah agama, berarti dia lebih berilmu. Ini adalah murni kebodohan. Lihatlah para sahabat senior dan ulama mereka, seperti Abu Bakar,Umar, Ali, Mu’adz, Ibnu Mas’ud, dan Zaid bin Tsabit Radhiyallahu ‘anhum. Betapa sedikit ucapan mereka dibandingkan dengan ucapan Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, padahal mereka lebihberilmu. Ucapan generasi setelah tabi’in pun lebih banyak daripada ucapan generasi sahabat, padahal generasi sahabat lebih berilmu. Ucapan generasi setelah tabi’in pun lebih banyak daripada ucapan generasi tabi’in, padahal generasi tabi’in lebih berilmu. Jadi, ilmu bukan karena banyaknya riwayat dan ucapan, melainkan cahaya yang diletakkan di kalbu. Dengan cahaya itu, seorang hamba akan mengenal dan bisa membedakannya dengan kebatilan….”
(Lammud Durril Mantsur minal Qaulil Ma’tsur, hlm. 82-83)
*Beginilah Sikap Terhadap Sesama MuslimPosted: 13 Oktober 2012 in Uncategorized
Seseorang berkata kepada Umar bin Abdul Aziz Rahimahullah,
“Anggaplah orang tua dari kalangan muslimin di sisi Anda sebagai bapak; jadikanlah yang masih muda di antara mereka sebagai anak; dan yang pertengahan umurnya sebagai saudara; maka siapakah di antaramereka yang Anda ingin berbuat buruk kepadanya?”
Diantara ucapan Yahya bin Mu’adz ar-Razi Rahimahullah,
“Hendaknya seorang mukmin mendapati tiga hal ini dari Anda. Jika Anda tidak bisa memberi manfaat kepadanya, janganlah memberinya mudarat; jika Anda tidak mampu membuatnya gembira, janganlah membuatnyasedih; dan jika Anda tidak memberi pujian kepadanya, janganlah mencelanya.”
(Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab al-Hanbali, hlm. 456) * Jangan Suka Menunda Amalmu!Posted: 6 Oktober 2012 in Uncategorized
Al Hasan Al Bashri Rahimahullah mengatakan:
“Wahai anak Adam! Jangan suka menunda amal shalih. Karena harimu adalah hari ini, bukan esok hari. Apabila esok hari engkau masih hidup, berfikirlah seperti hari ini lagi. Namun, apabila ternyata besok engkau telah mati, engkau tidak akan menyesali amalan yang telah engkau lalaikan hari ini.”
[Az Zuhd, Abdullah bin Mubarak Al Mawarzi Rahimahullah]
*Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri Berkata Tentang KesabaranPosted: 20 September 2012 in Uncategorized
Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata tentang
kesabaran:
“Kebaikan yang tiada kejelekan padanya adalah bersyukur ketika sehat wal afiat, serta bersabar ketika diuji dengan musibah. Betapa banyak manusia yang dianugerahi berbagai kenikmatannamun tiada mensyukurinya. Danbetapa banyak manusia yang ditimpa suatu musibah akan tetapi tidak bersabar atasnya.” (Mawa’izh Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri, hal. 158)
*10 Sebab Tertolaknya DoaPosted: 11 September 2012 in Uncategorized
Syaqiq bin Ibrahim Rahimahullah berkisah. Suatu ketika Ibrahim bin Adham Rahimahullah masuk salah satu pasar di kota Bashrah. Orang-orang berkata, “Wahai Abu Ishaq (panggilan Ibrahim), Allah telah berfirman dalam kitab-Nya yang artinya, ‘Berdoalah kalian kepada-Ku pasti Aku akan mengijabahinya.’ [Q.S. Ghafir:60], Kami telah berdoa kepada-Nya semenjak waktu yang lama. Mengapa kami tidak diijabahi?”
Ibrahim bin Adham Rahimahullahberkata, “Qalbu kalian telah mati karena sepuluh perkara:
Pertama, kalian mengenal Allah,tetapi kalian tidak pernah menunaikan hak-Nya.Kedua, kalian memakan rezeki dari Allah dan kalian tidak mensyukurinya.Ketiga, kalian membaca Kitabullah, tetapi kalian tidak mengamalkannya.
Keempat, kalian mengaku memusuhi syaithan, tetapi kalianmalah berteman dengannya.
Kelima, kalian mengaku cinta kepada Rasul, tetapi kalian tinggalkan sunahnya.
Keenam, kalian mengaku cinta surga, tetapi kalian tidak mau beramal untuk mendapatkannya.Ketujuh, kalian mengaku takut neraka, tetapi kalian terus berbuat dosa.
Kedelapan, kalian sibuk memikirkan aib saudara kalian dan meninggalkan aib diri kalian sendiri.
Kesembilan, kalian mengaku bahwa kematian itu pasti datang,tetapi kalian tidak bersiap menjemputnya.
Kesepuluh, kalian kubur mayit-mayit kalian, tetapi kalian tidak mau mengambil pelajaran darinya.
Bagaimana doa kalian akan diijabahi?!”
[Hilyatul Auliya', Abu Nu'aim Rahimahullah].
* Nasihat Umar bin ‘Abdul Aziz Pada Khutbah Hari Raya‘Idul FithriPosted: 19 Agustus 2012 in Uncategorized ‘Umar bin ‘Abdul Aziz berkhutbah pada hari raya Idul Fitri, “Wahai sekalian manusia, kaliantelah berpuasa selama 30 hari. Kalian pun telah melaksanakan shalat tarawih setiap malamnya. Kalian pun keluar dan memohon pada Allah agar amalan kalian diterima. Namun sebagian salaf malah bersedih ketika hari raya Idul Fitri. Dikatakan kepada mereka, “Sesungguhnya hari iniadalah hari penuh kebahagiaan.” Mereka malah mengatakan, “Kalian benar. Akan tetapi aku adalah seorang hamba. Aku telahdiperintahkan oleh Rabbku untukberamal, namun aku tidak mengetahui apakah amalan tersebut diterima ataukah tidak”
*
* Keadaan-Keadaan Do’aPosted: 12 Agustus 2012 in Uncategorized
Tiada seorang berdo’a kepada Allah dengan suatu do’a, kecuali dikabulkan-Nya, dan dia memperoleh salah satu dari tiga hal, yaitu dipercepat terkabulnya baginya di dunia, disimpan (ditabung) untuknya sampai di akhirat, atau diganti dengan mencegahnya dari musibah (bencana) yang serupa. (HR. Ath –Thabrani) * Mengingat Empat KengerianPosted: 11 Agustus 2012 in Uncategorized
Hatim al-Asham Rahimahullah mengatakan, “Siapa yang kalbunya tidak pernah mengingat empat kengerian ini, berarti dia adalah orang yang terperdaya dan tidak aman dari kecelakaan.
(1) Saat Yaumul Mitsaq (hari saat diambilnya perjanjian terhadap ruh manusia) ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ‘Mereka di surga dan Aku tidak peduli, sedangkan mereka (yang lain) di neraka dan Aku tidak peduli’; dia tidak tahu, dirinya termasuk golongan yang mana.
(2) Saat dia diciptakan dalam tigakegelapan (di dalam rahim), ketika malaikat diseru (untuk mencatat) kebahagiaan atau kesengsaraan (seseorang); dia tidak tahu apakah dirinya termasuk orang yang sengsara atau bahagia.
(3) Hari ditampakkannya amalan (saat sakaratul maut); dia tidak tahu, apakah dia diberi kabar gembira dengan keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala atau kemurkaan-Nya.
(4) Hari ketika manusia dibangkitkan dalam keadaan berbeda-beda; dia tidak tahu jalan mana yang akan ia tempuh di antara dua jalan yang ada.”
(Jami’ al-’Ulum wal Hikam hlm. 81) * Sejenak Bersama HatiPosted: 9 Agustus 2012 in Uncategorized
Barangsiapa mengagungkan hak Allah di hatinya hingga tidak melakukan maksiat kepada-Nya, niscaya Allah akan mengagungkannya di hati manusia hingga mereka tidak menghinakannya.
Kehancuran hati karena merasa aman dari dosa dan karena lalai, sementara kesuburan hati karenatakut terhadap dosa dan karena zikir.
Hati yang bergantung pada nafsuakan tertutup dari Allah sebesar ketergantungannya terhadap nafsu tersebut.
Hati adalah wadah Allah di muka bumi. Yang paling disukai-Nya adalah yang paling lembut, paling kuat.
Hati yang paling jauh dari Allah adalah hati yang keras.
Barangsiapa menginginkan kejernihan hatinya, maka hendaklah ia mengutamakan Allah atas nafsu syahwatnya
Hati bisa sakit sebagaimana badan pun bisa sakit, kesembuhannya dengan taubat dan menjaga diri dari dosa. Bisa pula kotor sebagaimana cermin, bersihnya dengan zikir. Bisa telanjang sebagaimana tubuh, perhiasannya adalah ketakwaan. Bisa lapar dan haus sebagaimana tubuh, makan dan minumnya adalah mengenal Allah, mencintai-Nya, bertawakkal, memasrahkan diri dan mengabdi hanya kepada-Nya.
Tiada adzab yang dikenakan kepada seorang hamba yang lebih besar daripada hati yang keras dan jauh dari Allah.
(Al Fawaa-id, Imam Ibnu Qayyim al Jauziyyah, رﺣﻤﻪ اﻟﻠﻪ) * Dunia Tak Selalu TercelaPosted: 5 Agustus 2012 in Uncategorized
Seseorang mencela dunia di hadapan Ali Bin Abi Tholib, maka Ali bin abi tholib rodhiAllahu ‘anhu berkata: “Dunia adalah negeri kebenaran bagi orang yang membenarkannya. Negeri keberuntungan bagi orang yang memahaminya. Negeri kecukupan bagi orang yang berbekal darinya. Tempat turunnya wahyu Allah ‘Azza waJalla. Tempat shalat para malaikat-Nya. Masjid para nabi-Nya. Dan, tempat berdagang para wali-Nya. Di dalamnya mereka beruntung dengan mendapatkan rahmat dan bekerja di dalamnya. Maka siapakah yang mencelanya?” (Tahshilut thoriq ila tahshilit thoriq, ibnu syihnah Hal. 70)
* Hati Itu Ibarat Telapak TanganPosted: 30 Juli 2012 in Uncategorized
Mujahid rahimahullah mengatakan, “Hati itu seperti telapak tangan. Awalnya ia dalamkeadaan terbuka dan jika berbuatdosa, maka telapak tangan tersebut akan tergenggam. Jika berbuat dosa, maka jari-jemari perlahan-lahan akan menutup telapak tangan tersebut. Jika ia berbuat dosa lagi, maka jari lainnya akan menutup telapak tangan tadi. Akhirnya seluruh telapak tangan tadi tertutupi oleh jari- jemari.” (Fathul Qodir,Asy Syaukani, Mawqi’ At Tafasir, 7:
442). * Ilmu Adalah CahayaPosted: 29 Juli 2012 in Uncategorized
Imam Syafi’i pernah berkata:
“Aku pernah mengadukan kepada Waki’ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau menunjukiku untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukan padaku bahwa ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat.” (I’anatuthTholibin, 2: 190).
* Firasat Yang Tidak Akan SalahPosted: 28 Juli 2012 in Uncategorized
Syuja’ Al-Karmani berkata:
“Siapa yang menyuburkan lahiriyahnya dengan mengikuti sunnah, menghiasi batinnya dengan muraqabah, menundukkan pandangannya dari yang haram, menahan dirinya dari syahwat, dan memakan yang halal maka firasatnya tidak akan salah.”
* Diamlah Jika Engkau Duduk Bersama MerekaPosted: 27 Juli 2012 in Uncategorized
“Jika engkau duduk bersama orang bodoh, maka diamlah. Jika engkau duduk bersama ulama maka diamlah. Sesungguhnya diammu di hadapan orang bodohakan menambah kebijaksanaanmu dan diammu di hadapan ulama akan menambah ilmumu.” (Hasan al Bashri)
* Jangan Jadikan Hari Puasamu Sama SajaPosted: 26 Juli 2012 in Uncategorized
Jabir bin ‘Abdillah menyampaikan sebuah petuah yang bagus : “Seandainya kamuberpuasa maka hendaknya pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu turut berpuasa dari dusta dan hal-hal haram serta janganlah kamu menyakiti tetangga. Bersikap tenang dan berwibawalah di hari puasamu. Janganlah kamu jadikan hari puasamu dan hari tidak berpuasamu sama saja.” (Lihat Latho’if Al Ma’arif, 1/168, AsySyamilah)
* Nasihat Khalifah Umar bin Abdul AzizPosted: 29 Juni 2012 in Uncategorized
“Bersabarlah engkau di atas Sunnah. Bersikaplah sebagaimana kaum itu (salaf) bersikap. Katakanlah sebagaimana yang mereka katakan. Tahanlah dirimu sebagaimana sikap mereka menahan diri dari sesuatu. Dan titilah jalan salafmu yang shalih. Karena sesungguhnya sudah cukup bagimu apa yang membuat mereka cukup.” (Umar bin Abdul Aziz)
* Renungan: Jika Tuhanku Bertanya PadakuPosted: 23 Juni 2012 in Uncategorized
Jika Tuhanku bertanya padaku
Tidak malukah kau bermaksiat pada-Ku?
Kau sembunyikan dosamu dari makhluk-Ku..
Dan datang pada-Ku dengan penuh dosa
Bagaimana aku akan menjawab duhai diriku yang malang..?
Dan siapalah yang dapat menyelamatkan aku?
Aku terus terlena dengan impian dan harapan dari masa ke masa Dan aku melupakan apa yang bakal dihadapi setelah mati..
Dan apa yang akan terjadi selepas aku dikafankan
Seolah-olah aku ini telah dijamin untuk hidup selamanya..
Seakan mati tidak akan menemuiku
Dan telah datang padaku sakaratul maut yang mengerikan..
Hah!! Siapa sekarang yang dapat melindungiku?
Aku melihat pada wajah-wajah..
Apakah ada diantara mereka yang akan menebusku?
Aku akan ditanya apa yang telah aku lakukan di dunia untuk menyelamatkan diri ini?
Maka bagaimana akan ku jawab setelah aku mengabaikan urusan agamaku?
Celakalah aku! Apakah aku tak mendengar ayat-ayat Allah yang telah menyeruku?
Apakah aku tak mendengar apa yang telah diberitakan dalam surat Qaaf dan Yaasin?
Apakah aku tak mendengar tentang hari dikumpulkannya manusia, hari perhimpunan dan hari ad-deen (Qiyamah)?
Apakah aku tak mendengar panggilan ajal maut, menyeru dan menjemputku?
Maka ya Rabb, seseorang datang bertaubat. Siapa yang dapat melindungiku?
Melainkan Tuhan Yang Maha Luas pengampunan-Nya dan yang membimbingku pada kebenaran
Aku telah datang pada-Mu maka kasihanilah aku dan beratkanlah timbangan (kebaikan) ku
Dan ringankan (percepatkan) hisabku karena Engkaulah yang terbaik dalam penghisaban..
* Karena Aku TahuPosted: 16 Juni 2012 in Uncategorized
Al Hasan Al Bashri Rahimahullah berkata: “Aku tahu rizkiku tak akan diambil orang lain, karena itulah aku tenang. Aku tahu amalku tak akan dikerjakan orang lain, karena itulah aku sibuk beramal. Aku tahu Allah selalu mengawasiku, karena itulah aku malu bila Dia melihatku sedang dalam maksiat.Aku tahu kematian itu menungguku, karena itulah aku selalu sibuk menambah bekal untuk hari pertemuan dengan Allah ‘Azza wa Jalla.”
* Maksiat Membawa PetakaPosted: 15 Juni 2012 in Uncategorized
Amirul Mukminin Umar bin Al Khaththab Radhiyallahu ‘anhu berkata, “Wahai penduduk Madinah. Kalian telah merasakan gempa bumi yang hebat. Sungguh gempa ini karena banyaknya riba. Kemarau yang panjang karena hakim yang curang dan para pemimpin yang zalim. Banyaknya ternak yang mati, berkurangnya buah-buahanadalah karena sedikitnya sedekah. Apakah kalian mau berhenti (dari berbagai kezaliman ini), atau Umar yang keluar Madinah meninggalkan kalian.”
[Riwayat Ibnu Abi DunyadalamAl 'Uqubat].
* Dunia Akan Berlalu, Akhirat MenyongsongPosted: 9 Juni 2012 in Uncategorized
Umar bin Abdul AzizRahimahullah berkata dalam salah satu khutbahnya, “Sesungguhnya, dunia bukanlah negeri keabadian kalian. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan kefanaannya. Dia Subhanahu wa Ta’ala juga menetapkan bahwa penghuninya akan meninggalkannya. Betapa banyaktempat yang makmur dan dicatatoleh sejarah, hancur dalam waktu sekejap. Betapa banyak orang yang tinggal dalam keadaan senang, tiba-tiba harus beranjak pergi. Karena itu, siapkanlah sarana terbaik yang ada pada kalian sekarang-semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmati kalian-untuk menempuh perjalanan (kelak). Siapkanlah bekal, dan bekal terbaik adalah takwa.”
Sebagian ahli hikmahmengatakan, “Aku heran terhadap manusia-yang akan ditinggalkan oleh dunia dan akandisongsong oleh akhirat-, ia justru sibuk dengan yang akan meninggalkannya dan lalai dari sesuatu yang akan menyongsongnya.”
(Jami’ul ‘Ulum wal Hikam. Hlm. 516)
[Sumber: MajalahAsy SyariahNo.83/Vll/1433 H/2012 hal.1]
* Barangsiapa Menyia-nyiakanSholat, Dia Akan Lebih Menyia-nyiakan Perkara LainnyaPosted: 1 Juni 2012 in Uncategorized
Dari Ibnu Anas, dari Abul ‘Aliyah Ar-Riyahi rahimahullah, ia berkata:
“Aku bepergian mencari seorang guru selama berhari-hari. Urusan yang pertama kali aku perhatikan darinya adalah masalah sholat. Jika kudapati dia menegakkan dan menyempurnakan sholatnya, akusinggah dan mendengarkan ilmu darinya. Namun jika kudapati ia menyi-anyiakan sholatnya, aku akan kembali pulang dan tidak mendengarkan ilmu darinya. Dankukatakan, ‘Untuk selain sholat, dia pasti lebih melalaikannya’”
(Shiffatus Shofwah, III/212)
* Beginilah Apabila Hati Yang SakitPosted: 25 Mei 2012 in Uncategorized
“Sesungguhnya apabila badan terasa sakit maka makan dan minum sulit tertelan.. tidur dan istirahatpun tak nyaman..
Demikian juga hati apabila terbelenggu maksiat dan cinta dunia.. maka nasehatpun susah memasukinya…” (Malik Bin Dinar dalam Hilyatul Auliyaa’)
* Jika Seorang Hamba Yakin Surga & NerakaPosted: 23 Mei 2012 in Uncategorized
Imam Al-Hasan Al-Bashry rahimahullah berkata: “Tidaklahseorang hamba meyakini tentangadanya Al-Jannah (surga) dan An-Naar (neraka), kecuali pasti dia akan menjadi seorang hamba yang khusyu’ kepada Rabbnya, takut kepada-Nya, menghinakan diri di hadapan-Nya, istiqomah dalam ketaatan, dan merasa cukup dengan apa yang Allah berikan kepadanya sampai datang kepadanya kematian.” (Kitabul Yaqin, karya Ibnu Abid Dunya)
* Jangan Bersedih Orang-Orang Yg BertakwaPosted: 22 Mei 2012 in Uncategorized
Jangan bersedih jika banyak kesenangan dunia ini yang tak bisa kita rasakan..
Jangan berkecil hati jika hidup kita tak seenak seperti mereka orang-orang yang rusak agamanya.. Biarkan mereka mendapatkan dunia & seisinya karena semuanya itu pasti sirna.
Dan ketahuilah bagi orang yang bertakwa Allah menyediakan balasan yang jauh lebih baik dan kekal yaitu SURGA.
Negeri kenikmatan nan abadi, yang luasnya seluas langit-langit& bumi, perhiasan penduduknya gelang-gelang dari emas & mutiara, pakaiannya sutera, sisirnya dari emas, keringat mereka adalah misik, dipannya bertahtakan emas & permata, kemah-kemah & kubahnya dari permata, debunya dari misik, bidadarinya bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik, didalamnya mengalir sungai-sungai & taman-taman, ada sungai yang airnya adalah misik yang sangat harum (Al Kautsar), didalamnya tidak terasa terik matahari & tidak pula dingin yang bersangatan, batang pepohonannya dari emas & dekatdiatas mereka dan buahnya dimudahkan dipetik semudah-mudahnya, didalamnya ada lautan air, lautan madu, lautan susu, lautan khamr yang berubahmenjadi satu, penduduknya tidakakan buang air kecil, tidak buang air besar, tidak beringus, & juga tidak meludah, mereka akan sehat & takkan sakit, muda dan takkan tua & takkan merasakan mati kecuali mati di dunia. Dan puncaknya adalah memandang wajah Allah ‘Azza wa Jalla.
* Orang Yang Sempurna AkalnyaPosted: 19 Mei 2012 in Uncategorized
Berkata Malik bin Diinar Rahimahullah : “Seseorang yang memiliki akal yang sempurna adalah orang yang tetap mampu melaksanakan kebaikan walaupun dia bersama orang-orang yang fajir (selalu bermaksiat) dan orang-orang yang bodoh.” (Hilyaatul Auliyaa).
* 7 Golongan Manusia Yang Akan Mendapat Naungan Dari AllahPosted: 18 Mei 2012 in Uncategorized “Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. (1)Pemimpin yang adil, (2) Seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Rabbnya, (3) Seorang yang hatinya selalu terikat pada masjid, (4) Dua orang yang saling mencintai karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, berkumpul dan berpisahkarena Allah pula, (5) Seorang lelaki yang di ajak zina oleh wanita yang kaya dan cantik tapi ia menolaknya seraya berkata ‘Aku takut kepada Allah’, (6) Seseorang yang bersedekah dengan menyembuyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dinfaqkan oleh tangan kanannya, serta (7) Seorang yang berzikir kepada Allah dikala sendiri hingga kedua matanya basah karena menangis.” (Shohih Bukhari, Hadits no 620) *
Bersusah Payahlah Demi Kebahagiaan AbadiPosted: 12 Mei 2012 in Uncategorized
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Barangsiapa yang menginginkan akhirat, berarti diaakan mengalami kesulitan di dunia. Barangsiapa menghendakidunia, maka dia akan mengalami kesulitan di akhirat. Wahai sekalian manusia, bersusah payahlah kalian dengan sesuatu yang musnah untuk kebahagiaanyang kekal.” (Siyar A’lam an-Nubala’, 1/496) * Sebaik-baik AmalanPosted: 11 Mei 2012 in Uncategorized
“Maukah kalian aku beritahukantentang sebaik-baik amalan kalian, yang lebih dicintai oleh Rabb kalian, lebih mengangkat derajat kalian, dan ini lebih baik bagi kalian daripada bersedekah dengan emas dan perak, lebih baik daripada berperang dengan musuh-musuh kalian kemudian kalian tebas batang leher merekaatau mereka menebas batang leher kalian?” Para sahabat bertanya, “amalan apa itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Berzikir kepada Allah.” (HR. At-Tirmizi no. 3377,Ibnu Majah no. 3780). * Orang Yang BangkrutPosted: 10 Mei 2012 in Uncategorized
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda “Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut? Para sahabat punmenjawab, ‘Orang yang bangkrut adalah orang yang tidak memiliki uang dirham maupun harta benda. ‘Beliau menimpali, ‘Sesungguhnya orang yang bangkrut di kalanganumatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat, akan tetapi, ia juga datang membawa dosa berupa perbuatan mencela, menuduh, memakan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain. Kelak kebaikan-kebaikannya akandiberikan kepada orang yang terzalimi. Apabila amalan kebaikannya sudah habis diberikan sementara belum selesai pembalasan tindak kezalimannya, maka diambillah dosa-dosa yang terzalimi itu, laludiberikan kepadanya. Kemudian dia pun dicampakkan ke dalam neraka”. (HR. Muslim dalam kitab Shahihnya no. 2581)
* Keutamaan Ilmu Atas HartaPosted: 9 Mei 2012 in Uncategorized
‘Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu itu akan menjagamu, sedangkan harta engkaulah yang menjaganya. Ilmu itu semakin berkembang dengan diinfaqkan, sedangkan harta akan berkurang jika dinafkahkan. Ilmu adalah yang mengaturmu, sedangkan harta, engkau yang akan mengaturnya. Mencintai ilmu adalah agama yang seseorang ituberibadah dengannya.
Ilmu akan membuahkan ketaatandi dalam kehidupan pemiliknya serta mengharumkan namanya setelah ia meninggal dunia. Kebaikan para pemelihara harta akan melenyap kebersamaan dengan kepergiannya. Para penimbun harta (pada hakikatnya) telah mati (meskipun) mereka itu masih hidup. Adapun para ulama tetap kekal sepanjang masa. Jasad mereka telah tiada, namun kenangan tentang mereka senantiasa melekat di hati manusia.”
(Durus fil Qira’ah al-Mustawa ar-Rabi’ hlm. 16)
[Sumber: MajalahAsy SyariahNo.70/VI/1432 H/2011 Hal.1]
* Akhir Dari Pecinta DuniaPosted: 8 Mei 2012 in Uncategorized
Al Imam Al Hasan Al Bashri berkata: “Wahai anak Adam, jika engkau melihat manusia berada dalam kebaikan maka berlombalah dengan mereka, danapabila engkau melihat mereka dalam kebinasaan tinggalkanlah mereka berserta apa yang telah mereka pilih bagi diri mereka sendiri. sungguh, telah kita saksikan kaum demi kaum yang lebih mengutamakan dunia daripada kehidupan akhiratnya, akhirnya mereka menjadi hina, binasa, dan tercela.” (Mawaizh Al Imam Al Hasan Al Bashri hal 46-48).
* Jaga Agamamu, Karena Dia Darah DagingmuPosted: 28 April 2012 in Uncategorized
Hasan Al Bashri Rahimahullah mengatakan,
“Wahai anak Adam, jagalah agamamu, perhatikanlah agamamu. Karena agamamu adalah darah dagingmu. Apabila agamamu selamat, akan selamat pula darah dan dagingmu. Kalau tidak demikian, -kita berlindung kepada Allah- maka baginya adalah neraka yang tak pernah padam, luka membusuk yang takpernah sembuh, adzab yang tak akan habis selama-lamanya, dan jiwa sekarat dalam siksa yang tidak akan mati.”
(Hilyatul Auliya’, karya Abu Nu’aim Rahimahullah)
* Buah Amalan Baik Dan Amalan BurukPosted: 27 April 2012 in Uncategorized
Abdullah bin Abbas Radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Sungguhamal shalih itu memiliki cahaya di dalam qalbu, kecerahan pada wajah, kekuatan dalam badan, tambahan rezeki, dan kecintaan di hati manusia. Sebaliknya, maksiat itu berakibat kegelapan qalbu, suramnya wajah, lemahnya badan, kurangnya rezeki, serta kebencian di hati manusia.” (Al Istiqamah, karya Ibnu Taimiyah Rahimahullah)
* Hakikat KeindahanPosted: 26 April 2012 in Uncategorized
Suatu hari, seseorang bertanya kepada al-Imam al-Hasan al-Bashri Rahimahullah, “Wahai Abu Sa’id, pakaian apakah yangpaling Anda sukai?”
Beliau Rahimahullah menjawab, “Yang paling tebal, paling kasar,dan yang paling rendah di mata manusia.”
Si penanya berkata, “Bukankah ada riwayat bahwasanya ‘Allah itu Mahaindah dan menyukai keindahan’?”
Beliau Rahimahullah menjawab, “Wahai anak saudaraku, sesungguhnya aku telah menganut tidak hanya satu mazhab. Seandainya keindahan di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah pakaian, niscaya orang-orang fajir (jahat) lebih memiliki kedudukan di sisi-Nya daripada orang-orang yang baik. Hanya saja, keindahan itu adalah mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan melaksanakan amalan ketaatan, menjauhi kemaksiatan, berakhlakmulia, dan berbudi pekerti yang baik. Seperti itu pula hadits shahih yang diriwayatkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi waSallam bahwa beliau bersabda: “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak-akhlak yang mulia.”
(Mawa’izh lil Imam al-Hasan al-Bashri hlm. 83)
[Sumber: majalahAsy SyariahNo.67/VI/1432 H/2010 Hal. 1]
* Waktu Dan Tempat Terbaik Menghafal IlmuPosted: 25 April 2012 in Uncategorized
Seseorang hendaknya membagi waktu siang dan malamnya. Semestinya dia memanfaatkan sisa umurnya, karena sisa umur seseorang tidak ternilai harganya.
* Waktu terbaik untuk menghafaladalah waktu sahur.
* Waktu terbaik untuk membahas/meneliti (suatu permasalahan) adalah di awal pagi. * Waktu terbaik untuk menulis adalah di tengah siang.
* Waktu terbaik untuk menelaah dan mengulang (pelajaran) adalah malam hari.
Al-Khatib Rahimahullah berkata: “Waktu terbaik untuk menghafal adalah waktu sahur, setelah itu pertengahan siang, kemudian waktu pagi.”
Beliau berkata lagi: “Menghafal di malam hari lebih bermanfaat daripada di siang hari, dan menghafal ketika lapar lebih bermanfaat daripada menghafal dalam keadaan kenyang.”
Beliau juga berkata: “Tempat terbaik untuk menghafal adalah di dalam kamar, dan setiap tempat yang jauh dari hal-hal yang melalaikan.”
Beliau menyatakan pula: “Tidaklah terpuji untuk menghafal di hadapan tetumbuhan, yang menghijau, atau di sungai, atau di tengah jalan, di tempat yang gaduh, karena hal-hal itu umumnya akanmenghalangi kosongnya hati.”
(Diambil dariTadzkiratus Sami’ wal Mutakallim fi Adabil ‘Adabil ‘Alim wal Muta’allim, karya Al-Qadhi Ibrahim bin Abil Fadhl ibnu Jamaah Al-Kinani Rahimahullah, hal. 72-73, cet. Darul Kutub Al-Ilmiyyah)
[Sumber: majalahAsy SyariahNo.54/V/1430 H/2009 hal. 1]
* Nasihat Indah Untuk Pengantin PutriPosted: 22 April 2012 in Uncategorized
“Hati-hatilah dirimu dari cemburu yang tidak pada tempatnya karena itu adalah kunci perceraian. Hati-hati dari banyak mencela karena hal itu akan mewariskan kebencian. Selalulah Ananda memakai celak karena celak adalah perhiasan yang paling bagus. Dan wewangian terbaik adalah air.”
(Nasihat Abdullah ibnu Ja’far Radhiyallahu ‘anhuma kepada putrinya disaat pernikahannya)
* Adab Berteman Ketika Menuntut IlmuPosted: 21 April 2012 in Uncategorized
Asy-Syaikh Muhammad Syakir Rahimahullah mengatakan,
“Wahai anakku, apabila ada seorang temanmu yang merasa sulit memahami sebuah masalah lantas meminta penjelasan kepada ustadz, dengarkanlah jawaban ustadzmu. Bisa jadi, dengan pengulangan penjelasan itu engkau mendapatkan sebuah pelajaran yang sebelumnya tidak engkau ketahui.
Hati-hatilah, jangan sampai engkau mengucapkan perkataan yang menunjukkan penghinaan kepadanya, atau engkau menampakkan raut muka yang meremehkan daya pikirnya.
Wahai anakku, pernah ditanyakan kepada al-Imam Abu Hanifah Rahimahullah, ‘Denganapa Anda bisa mencapai derajat ilmu seperti ini?’ Beliau menjawab, ‘Aku tidak bakhil untuk memberi faedah ilmu, tidak pula enggan meminta orang lain memberi faedah ilmu kepadaku’.” (Washaya al-Aba’ lil Abna’hlm. 28-29)
* Belajarlah Sebelum Ilmu Itu HilangPosted: 20 April 2012 in Uncategorized
“Wajib atas kalian untuk menuntut ilmu, sebelum ilmu tersebut dihilangkan. Hilangnya ilmu adalah dengan wafatnya para ‘ulama. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh orang-orang yang terbunuh di jalan Allah sebagai syuhada, mereka sangat menginginkan agar Allah membangkitkan mereka dengan kedudukan seperti kedudukannya para ‘ulama, karena mereka melihat begitu besarnya kemuliaan para ‘ulama. Sungguh tidak ada seorang pun yang dilahirkan dalam keadaan sudah berilmu. Ilmu itu tidak lain didapat dengan cara belajar.”
[lihat Al-’Imu Ibnu Qayyim, no. 94]. Pembuktian Cinta Kepada AllahPosted: 19 April 2012 in Uncategorized
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman, ‘Telah berdusta orang yang mengaku mencintai-Ku, namun ketika gelapnya malam menyelimutinya dia justru terlelap dari (beribadah) kepada-Ku. Bukankah setiap pecinta menyukai menyepi berdua dengan kekasihnya?
Inilah Aku, mendatangi para pecinta-Ku dengan serta merta mengawasinya. Sesungguhnya mereka pun telah berdiri di hadapan-Ku dengan menggambarkan-Ku berada di depan mata mereka.
Mereka berbicara kepada-Ku dalam keadaan (membayangkan)tengah menyaksikan-Ku dengan mata kepala mereka, mereka berbincang-bincang dengan-Ku dalam keadaan hadir menghadap. Esok Aku akan menyejukkan mata-mata merekaitu di dalam surga-surga-Ku’.” (Al-Fudhail bin ‘Iyadh Rahimahullah dalamJami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2/374)
* Gantungkan Cita-citamu Setinggi LangitPosted: 18 April 2012 in Uncategorized
“… Jadilah dirimu seorang yang kedua kakinya berpijak di atas tanah, akan tetapi cita-citanya berada pada bintang Tsurayya.
Jikalau engkau mampu untuk melampaui seluruh ulama dan orang-orang yang zuhud, maka lakukanlah. Karena sesungguhnya mereka adalah lelaki dan engkau pun juga lelaki, dan tidaklah para pemalas itu bermalas-malasan melainkan karena rendahnya keinginan dan hinanya cita-citanya.
Ketahuilah, sungguh engkau berada pada medan pertempuran, sedangkan waktu itu akan berlalu dengan cepat. Maka janganlah engkau kekal dalam kemalasan. Tidaklah sesuatu itu dapat terluput melainkan karena kemalasan, dan tidaklah seseorang dapat meraih apa yang dicapainya melainkan karena kesungguhan dan tekadnya yang bulat.” (Abul Faraj Ibnul Jauzi Rahimahullah dalamAwa’iquth Thalabhal. 51-52) * Tanda-tanda Benarnya Berkeinginan KerasPosted: 17 April 2012 in Uncategorized
Tanda-tanda benarnya berkeinginan keras adalah jika keinginan dan perhatian seseorang adalah ridha Rabbnya dan bersiap siaga untuk jumpa dengan-Nya, ditambah dengan rasa gusar apabila waktunya berlalu bukan dalam keridhaan Dia. Dan, himpunan dari semuanya itu adalah dia tidak menaruh perhatian dan harapan kepada selain Allah, baik di kala siang maupun malam. (Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah dalamAl-Fawaaid)
* Besar Atau Kecil, Kelak Ada BalasannyaPosted: 15 April 2012 in Uncategorized
Imam Al-Hasan Al-Bashry Rahimahullah berkata : “Wahai anak Adam, sesungguhnya engkau kelak akan melihat seluruh amalanmu, akan ditimbang yang baiknya maupun yang buruknya. Maka janganlah engkau meremehkan sebuah amalan kebaikan, karena walaupun kecil namun kelak engkau akan berbahagia jika melihatnya. Dan janganlah engkau meremehkan sebuah kejelekan, karena walaupun kecil,kelak engkau akan bersedih jika melihatnya”. (Hilyaatul Auliyaa). * Jika Seseorang Cinta Dunia Maka..Posted: 14 April 2012 in Uncategorized
“Barangsiapa yang cinta dunia, maka dunia akan memperlihatkan padanya sebagai sesuatu yang besar yang menjadikannya sebagai pelayan dan budaknya sehingga orang tersebut terhina. Dan, barangsiapa yang berpaling dari dunia, maka dunia akan memandangnya sebagai orang yang besar sehingga ia menjadi pelayan orang tersebut dan hina di hadapannya.” [Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah dalamAl-Fawaaid]
* Seburuk-buruk Dan Sebaik-baik PerkaraPosted: 13 April 2012 in Uncategorized
“Seburuk-buruk permohonan ampun adalah ketika berada diambang kematian, sejelek-jelekpenyesalan adalah penyesalan pada hari kiamat, seburuk-buruk kesesatan ialah kesesatan setelahmendapatkan hidayah. Sebaik-baik kekayaan ialah kekayaan jiwa, sebaik-baik bekal adalah takwa, dan sebaik-baiknya sesuatu yang ditanam di dalam hati adalah keyakinan dan keraguan terhadap kekufuran, sedangkan kebutaan terburuk ialah buta hati.” (Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu)
* Seburuk-buruk Dan Sebaik-baik PerkaraPosted: 13 April 2012 in Uncategorized “Seburuk-buruk permohonan ampun adalah ketika berada diambang kematian, sejelek-jelekpenyesalan adalah penyesalan pada hari kiamat, seburuk-buruk kesesatan ialah kesesatan setelahmendapatkan hidayah. Sebaik-baik kekayaan ialah kekayaan jiwa, sebaik-baik bekal adalah takwa, dan sebaik-baiknya sesuatu yang ditanam di dalam hati adalah keyakinan dan keraguan terhadap kekufuran, sedangkan kebutaan terburuk ialah buta hati.” (Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu)
*
Ilmu Tak Didapat Dengan Badan Yg SantaiPosted: 12 April 2012 in Uncategorized
Warisan ilmu lebih baik daripada emas dan perak. Jiwa yang shalihlebih baik ketimbang mutiara. Namun, tidak akan didapatkan ilmu dengan badan yang santai. [Yahya bin Abi KatsirRahimahullah, Jami' Bayanil Ilmi wa Fadhlihi] * Ilmu Tak Didapat Dengan Badan Yg SantaiPosted: 12 April 2012 in Uncategorized
Warisan ilmu lebih baik daripada emas dan perak. Jiwa yang shalihlebih baik ketimbang mutiara. Namun, tidak akan didapatkan ilmu dengan badan yang santai. [Yahya bin Abi KatsirRahimahullah, Jami' Bayanil Ilmi wa Fadhlihi] * Cara Bergaul Yang BenarPosted: 11 April 2012 in Uncategorized
Abu Barakat Rahimahullah mengatakan, “Termasuk akhlaqmulia dalam pergaulan dengan saudara adalah selalu memperhatikan setiap yang mendukung keshalihan saudara tersebut, bukan setiap keinginannya. Berusaha menunjukkan dan membimbingnya meniti jalan keselamatan, bukan pada setiap yang dicintainya.” [Adabul Isyrah] *Menikahlah Karena AgamaPosted: 10 April 2012 in Uncategorized
“Barangsiapa menikah dengan niat untuk meraih kemulian dunia, maka dia akan di uji dengan kehinaan. Barangsiapa menikah dengan niat untuk mencari harta, niscaya dia akan diuji dengan kefakiran. Barangsiapa menikah karena agama, pasti Allah ta’ala akan menghimpun untuknya kemuliaan, harta dan agama. (Sufyan bin Uyainah)
* Belajarlah Berkata: “Saya Tidak Tahu”Posted: 9 April 2012 in Uncategorized
“Belajarlah untuk mengatakan, ‘Saya tidak tahu.’ Karena jika engkau mengatakan,
‘Saya tidak tahu’ maka manusia akan mengajarimu hingga engkau tahu. Tetapi jika engkau mengatakan, ‘Saya tahu’ maka mereka akan terus menanyaimu hingga engkau tidak tahu.” (Abu Adz-Dzayyal Rahimahullah) * Sedikit Tapi Mencukupi Lebih Baik Daripada Banyak Tapi Akhirnya Melampaui BatasPosted: 7 April 2012 in Uncategorized
“Beribadahlah kalian kepada Allah seolah-olah kalian melihat-Nya. Anggaplah diri kalian sebagai orang yang mati (orang yang tidak berhasrat terhadap dunia dan hanya mengharapkan rahmat Allah dari amal shalihnya). Ketahuilah bahwa yang sedikit tetapi mencukupi kalian lebih baik daripada banyaktapi akhirnya membuat kalian melampaui batas. Ketahuilah bahwa kebaikan tidak akan hancur dan perbuatan dosa tidak akan terlupa.”
[Abu Darda' 'Uwaimir bin Malik bin Qais bin Umayah Al Anshari Radhiyallahu 'anhu (wafat 32 H), riwayat Abu Nu'aim dalamHilyatul Auliya'] * *Dosa Yang Dianggap Biasa SajaPosted: 6 April 2012 in Uncategorized
Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Sungguhkalian benar-benar akan melakukan perbuatan dosa yang kalian pandang remeh, lebih lembut daripada rambut di hadapan mata kalian, padahal dahulu pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam kami menganggapnya sebagai dosa yang membinasakan.” [Riwayat Al Bukhari Rahimahullah]
* Surga, Dikelilingi Sesuatu Yang DibenciPosted: 5 April 2012 in Uncategorized
“Saat Allah menciptakan surga dan neraka, Allah mengutus Malaikat Jibril ke Surga. Allah berfirman kepada Jibril, ‘Pergilah, lihat surga dan apa yang Aku persiapkan bagi penghuninya.’ jibril pun mendatanginya dan melihatnya serta apa yang dipersiapkan bagi penghuninya. Lalu Jibril pun kembali dan mengatakan, ‘Demi kemuliaan-Mu, tidak ada seorang yang mendengarnya kecuali ingin memasukinya. Allah pun meliputi surga dengan sesuatu yang dibenci lalu berfirman kepada Jibril, ‘Pergilah, lihat kepadanya dan apa yang Aku persiapkan bagi penghuninya. Jibril pun kembali melihatnya. Ternyata, surga dipenuhi dengan perkara yang dibenci manusia. Jibril pun kembali dan mengatakan, ‘Demi kemuliaan-Mu, aku takut tidak ada satu orang pun yang memasukinya.’” [H.R. At-Tirmidzi dan An-Nasa'i, Syaikh Al-Albani Rahimahullah mengatakan, "hasan shahih"] * 7 Perkara Yang MembinasakanPosted: 4 April 2012 in Uncategorized Rasulullah Shallallahu ‘alaihi waSallam bersabda: “Tinggalkanlah tujuh perkara yang membinasakan!” Para sahabat bertanya, “Apa itu wahai Rasulullah?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab, ” MempersekutukanAllah, sihir, membunuh jiwa yangdiharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk dibunuh selain dengan alasan yang haq, makan riba, makan harta anak yatim, lari dari medanperang, menuduh wanita-wanita mukminat (yang menjaga kehormatan) berbuat zina.” (Muttafaqun alaihdari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu)
*
kunsalafiyyin.wordpress.com/
* Aku Tertawa Heran Kepada MerekaPosted: 26 Desember 2012 in Uncategorized
“Aku tertawa (heran) kepada orang yang mengejar-ngejar
Ilmu Itu Didapatkan Dengan BelajarPosted: 25 Desember 2012 in Uncategorized
Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu berkata: “Seseorang tidak akan mungkin dilahirkan dalam keadaan berilmu karena sesungguhnya ilmu itu didapatkan dengan belajar.” (Tahdzib Mau’idhah Mukminin: 16)
*Semuanya Berawal Dari MataPosted: 25 Desember 2012 in Uncategorized
Seorang penyair berkata:
“Setiap kejadian berawal dari pandangan; dan api yang besar itu berasal dari percikan bunga api yang dianggap kecil; Berapa banyak pandangan mata itu mencapai kehati pemiliknya; seperti busur dan tali busurnya; Selama seseorang hamba membolak-balikk
* Keuntungan Tanpa Barang DaganganPosted:
“Malik bin Dinar rahimahullah berkata: “Jadikanlah ketaatanmu kepada Allah sebagaiperniaga
*Menjaga Makanan Tapi Tak Menjaga DosaPosted: 11 Desember 2012 in Uncategorized
Abdullah ibnu Asy-Syubrimah rahimahullah berkata: “Aku heran pada seseorang yang menjaga makanan karena takut akan penyakit, tetapi mereka tidak menjaga dosa karena takut akan neraka.” (Siyar A’lam An-Nubala)
*Ilmu Bukan Banyaknya Riwayat & UcapanPosted: 10 Desember 2012 in Uncategorized
Umar bin Abdul AzizRahimahulla
Ibnu RajabRahimahull
(Lammud Durril Mantsur minal Qaulil Ma’tsur, hlm. 82-83)
*Beginilah Sikap Terhadap Sesama MuslimPosted: 13 Oktober 2012 in Uncategorized
Seseorang berkata kepada Umar bin Abdul Aziz Rahimahullah,
“Anggaplah orang tua dari kalangan muslimin di sisi Anda sebagai bapak; jadikanlah yang masih muda di antara mereka sebagai anak; dan yang pertengahan umurnya sebagai saudara; maka siapakah di antaramereka yang Anda ingin berbuat buruk kepadanya?”
Diantara ucapan Yahya bin Mu’adz ar-Razi Rahimahullah,
“Hendaknya seorang mukmin mendapati tiga hal ini dari Anda. Jika Anda tidak bisa memberi manfaat kepadanya, janganlah memberinya mudarat; jika Anda tidak mampu membuatnya gembira, janganlah membuatnyasedih
(Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab al-Hanbali, hlm. 456) * Jangan Suka Menunda Amalmu!Posted: 6 Oktober 2012 in Uncategorized
Al Hasan Al Bashri Rahimahullah mengatakan:
“Wahai anak Adam! Jangan suka menunda amal shalih. Karena harimu adalah hari ini, bukan esok hari. Apabila esok hari engkau masih hidup, berfikirlah seperti hari ini lagi. Namun, apabila ternyata besok engkau telah mati, engkau tidak akan menyesali amalan yang telah engkau lalaikan hari ini.”
[Az Zuhd, Abdullah bin Mubarak Al Mawarzi Rahimahullah]
*Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri Berkata Tentang KesabaranPosted
Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata tentang
kesabaran:
“Kebaikan yang tiada kejelekan padanya adalah bersyukur ketika sehat wal afiat, serta bersabar ketika diuji dengan musibah. Betapa banyak manusia yang dianugerahi berbagai kenikmatannamun
*10 Sebab Tertolaknya DoaPosted: 11 September 2012 in Uncategorized
Syaqiq bin Ibrahim Rahimahullah berkisah. Suatu ketika Ibrahim bin Adham Rahimahullah masuk salah satu pasar di kota Bashrah. Orang-orang berkata, “Wahai Abu Ishaq (panggilan Ibrahim), Allah telah berfirman dalam kitab-Nya yang artinya, ‘Berdoalah kalian kepada-Ku pasti Aku akan mengijabahinya.
Ibrahim bin Adham Rahimahullahber
Pertama, kalian mengenal Allah,tetapi kalian tidak pernah menunaikan hak-Nya.Kedua, kalian memakan rezeki dari Allah dan kalian tidak mensyukurinya.K
Keempat, kalian mengaku memusuhi syaithan, tetapi kalianmalah berteman dengannya.
Kelima, kalian mengaku cinta kepada Rasul, tetapi kalian tinggalkan sunahnya.
Keenam, kalian mengaku cinta surga, tetapi kalian tidak mau beramal untuk mendapatkannya.
Kedelapan, kalian sibuk memikirkan aib saudara kalian dan meninggalkan aib diri kalian sendiri.
Kesembilan, kalian mengaku bahwa kematian itu pasti datang,tetapi kalian tidak bersiap menjemputnya.
Kesepuluh, kalian kubur mayit-mayit kalian, tetapi kalian tidak mau mengambil pelajaran darinya.
Bagaimana doa kalian akan diijabahi?!”
[Hilyatul Auliya', Abu Nu'aim Rahimahullah].
* Nasihat Umar bin ‘Abdul Aziz Pada Khutbah Hari Raya‘Idul FithriPosted: 19 Agustus 2012 in Uncategorized ‘Umar bin ‘Abdul Aziz berkhutbah pada hari raya Idul Fitri, “Wahai sekalian manusia, kaliantelah berpuasa selama 30 hari. Kalian pun telah melaksanakan shalat tarawih setiap malamnya. Kalian pun keluar dan memohon pada Allah agar amalan kalian diterima. Namun sebagian salaf malah bersedih ketika hari raya Idul Fitri. Dikatakan kepada mereka, “Sesungguhnya hari iniadalah hari penuh kebahagiaan.” Mereka malah mengatakan, “Kalian benar. Akan tetapi aku adalah seorang hamba. Aku telahdiperintah
*
* Keadaan-Keadaan
Tiada seorang berdo’a kepada Allah dengan suatu do’a, kecuali dikabulkan-Nya,
Hatim al-Asham Rahimahullah mengatakan, “Siapa yang kalbunya tidak pernah mengingat empat kengerian ini, berarti dia adalah orang yang terperdaya dan tidak aman dari kecelakaan.
(1) Saat Yaumul Mitsaq (hari saat diambilnya perjanjian terhadap ruh manusia) ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ‘Mereka di surga dan Aku tidak peduli, sedangkan mereka (yang lain) di neraka dan Aku tidak peduli’; dia tidak tahu, dirinya termasuk golongan yang mana.
(2) Saat dia diciptakan dalam tigakegelapan (di dalam rahim), ketika malaikat diseru (untuk mencatat) kebahagiaan atau kesengsaraan (seseorang); dia tidak tahu apakah dirinya termasuk orang yang sengsara atau bahagia.
(3) Hari ditampakkannya amalan (saat sakaratul maut); dia tidak tahu, apakah dia diberi kabar gembira dengan keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala atau kemurkaan-Nya.
(4) Hari ketika manusia dibangkitkan dalam keadaan berbeda-beda; dia tidak tahu jalan mana yang akan ia tempuh di antara dua jalan yang ada.”
(Jami’ al-’Ulum wal Hikam hlm. 81) * Sejenak Bersama HatiPosted: 9 Agustus 2012 in Uncategorized
Barangsiapa mengagungkan hak Allah di hatinya hingga tidak melakukan maksiat kepada-Nya, niscaya Allah akan mengagungkannya
Kehancuran hati karena merasa aman dari dosa dan karena lalai, sementara kesuburan hati karenatakut terhadap dosa dan karena zikir.
Hati yang bergantung pada nafsuakan tertutup dari Allah sebesar ketergantungann
Hati adalah wadah Allah di muka bumi. Yang paling disukai-Nya adalah yang paling lembut, paling kuat.
Hati yang paling jauh dari Allah adalah hati yang keras.
Barangsiapa menginginkan kejernihan hatinya, maka hendaklah ia mengutamakan Allah atas nafsu syahwatnya
Hati bisa sakit sebagaimana badan pun bisa sakit, kesembuhannya dengan taubat dan menjaga diri dari dosa. Bisa pula kotor sebagaimana cermin, bersihnya dengan zikir. Bisa telanjang sebagaimana tubuh, perhiasannya adalah ketakwaan. Bisa lapar dan haus sebagaimana tubuh, makan dan minumnya adalah mengenal Allah, mencintai-Nya, bertawakkal, memasrahkan diri dan mengabdi hanya kepada-Nya.
Tiada adzab yang dikenakan kepada seorang hamba yang lebih besar daripada hati yang keras dan jauh dari Allah.
(Al Fawaa-id, Imam Ibnu Qayyim al Jauziyyah, رﺣﻤﻪ اﻟﻠﻪ) * Dunia Tak Selalu TercelaPosted: 5 Agustus 2012 in Uncategorized
Seseorang mencela dunia di hadapan Ali Bin Abi Tholib, maka Ali bin abi tholib rodhiAllahu ‘anhu berkata: “Dunia adalah negeri kebenaran bagi orang yang membenarkannya.
* Hati Itu Ibarat Telapak TanganPosted: 30 Juli 2012 in Uncategorized
Mujahid rahimahullah mengatakan, “Hati itu seperti telapak tangan. Awalnya ia dalamkeadaan terbuka dan jika berbuatdosa, maka telapak tangan tersebut akan tergenggam. Jika berbuat dosa, maka jari-jemari perlahan-lahan akan menutup telapak tangan tersebut. Jika ia berbuat dosa lagi, maka jari lainnya akan menutup telapak tangan tadi. Akhirnya seluruh telapak tangan tadi tertutupi oleh jari- jemari.” (Fathul Qodir,Asy Syaukani, Mawqi’ At Tafasir, 7:
442). * Ilmu Adalah CahayaPosted: 29 Juli 2012 in Uncategorized
Imam Syafi’i pernah berkata:
“Aku pernah mengadukan kepada Waki’ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau menunjukiku untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukan padaku bahwa ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat.” (I’anatuthTholi
* Firasat Yang Tidak Akan SalahPosted: 28 Juli 2012 in Uncategorized
Syuja’ Al-Karmani berkata:
“Siapa yang menyuburkan lahiriyahnya dengan mengikuti sunnah, menghiasi batinnya dengan muraqabah, menundukkan pandangannya dari yang haram, menahan dirinya dari syahwat, dan memakan yang halal maka firasatnya tidak akan salah.”
* Diamlah Jika Engkau Duduk Bersama MerekaPosted: 27 Juli 2012 in Uncategorized
“Jika engkau duduk bersama orang bodoh, maka diamlah. Jika engkau duduk bersama ulama maka diamlah. Sesungguhnya diammu di hadapan orang bodohakan menambah kebijaksanaanmu
* Jangan Jadikan Hari Puasamu Sama SajaPosted: 26 Juli 2012 in Uncategorized
Jabir bin ‘Abdillah menyampaikan sebuah petuah yang bagus : “Seandainya kamuberpuasa maka hendaknya pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu turut berpuasa dari dusta dan hal-hal haram serta janganlah kamu menyakiti tetangga. Bersikap tenang dan berwibawalah di hari puasamu. Janganlah kamu jadikan hari puasamu dan hari tidak berpuasamu sama saja.” (Lihat Latho’if Al Ma’arif, 1/168, AsySyamilah)
* Nasihat Khalifah Umar bin Abdul AzizPosted: 29 Juni 2012 in Uncategorized
“Bersabarlah engkau di atas Sunnah. Bersikaplah sebagaimana kaum itu (salaf) bersikap. Katakanlah sebagaimana yang mereka katakan. Tahanlah dirimu sebagaimana sikap mereka menahan diri dari sesuatu. Dan titilah jalan salafmu yang shalih. Karena sesungguhnya sudah cukup bagimu apa yang membuat mereka cukup.” (Umar bin Abdul Aziz)
* Renungan: Jika Tuhanku Bertanya PadakuPosted: 23 Juni 2012 in Uncategorized
Jika Tuhanku bertanya padaku
Tidak malukah kau bermaksiat pada-Ku?
Kau sembunyikan dosamu dari makhluk-Ku..
Dan datang pada-Ku dengan penuh dosa
Bagaimana aku akan menjawab duhai diriku yang malang..?
Dan siapalah yang dapat menyelamatkan aku?
Aku terus terlena dengan impian dan harapan dari masa ke masa Dan aku melupakan apa yang bakal dihadapi setelah mati..
Dan apa yang akan terjadi selepas aku dikafankan
Seolah-olah aku ini telah dijamin untuk hidup selamanya..
Seakan mati tidak akan menemuiku
Dan telah datang padaku sakaratul maut yang mengerikan..
Hah!! Siapa sekarang yang dapat melindungiku?
Aku melihat pada wajah-wajah..
Apakah ada diantara mereka yang akan menebusku?
Aku akan ditanya apa yang telah aku lakukan di dunia untuk menyelamatkan diri ini?
Maka bagaimana akan ku jawab setelah aku mengabaikan urusan agamaku?
Celakalah aku! Apakah aku tak mendengar ayat-ayat Allah yang telah menyeruku?
Apakah aku tak mendengar apa yang telah diberitakan dalam surat Qaaf dan Yaasin?
Apakah aku tak mendengar tentang hari dikumpulkannya manusia, hari perhimpunan dan hari ad-deen (Qiyamah)?
Apakah aku tak mendengar panggilan ajal maut, menyeru dan menjemputku?
Maka ya Rabb, seseorang datang bertaubat. Siapa yang dapat melindungiku?
Melainkan Tuhan Yang Maha Luas pengampunan-Nya
Aku telah datang pada-Mu maka kasihanilah aku dan beratkanlah timbangan (kebaikan) ku
Dan ringankan (percepatkan) hisabku karena Engkaulah yang terbaik dalam penghisaban..
* Karena Aku TahuPosted: 16 Juni 2012 in Uncategorized
Al Hasan Al Bashri Rahimahullah berkata: “Aku tahu rizkiku tak akan diambil orang lain, karena itulah aku tenang. Aku tahu amalku tak akan dikerjakan orang lain, karena itulah aku sibuk beramal. Aku tahu Allah selalu mengawasiku, karena itulah aku malu bila Dia melihatku sedang dalam maksiat.Aku tahu kematian itu menungguku, karena itulah aku selalu sibuk menambah bekal untuk hari pertemuan dengan Allah ‘Azza wa Jalla.”
* Maksiat Membawa PetakaPosted: 15 Juni 2012 in Uncategorized
Amirul Mukminin Umar bin Al Khaththab Radhiyallahu ‘anhu berkata, “Wahai penduduk Madinah. Kalian telah merasakan gempa bumi yang hebat. Sungguh gempa ini karena banyaknya riba. Kemarau yang panjang karena hakim yang curang dan para pemimpin yang zalim. Banyaknya ternak yang mati, berkurangnya buah-buahanadal
[Riwayat Ibnu Abi DunyadalamAl 'Uqubat].
* Dunia Akan Berlalu, Akhirat MenyongsongPost
Umar bin Abdul AzizRahimahulla
Sebagian ahli hikmahmengataka
(Jami’ul ‘Ulum wal Hikam. Hlm. 516)
[Sumber: MajalahAsy SyariahNo.83/
* Barangsiapa Menyia-nyiakanS
Dari Ibnu Anas, dari Abul ‘Aliyah Ar-Riyahi rahimahullah, ia berkata:
“Aku bepergian mencari seorang guru selama berhari-hari. Urusan yang pertama kali aku perhatikan darinya adalah masalah sholat. Jika kudapati dia menegakkan dan menyempurnakan sholatnya, akusinggah dan mendengarkan ilmu darinya. Namun jika kudapati ia menyi-anyiakan sholatnya, aku akan kembali pulang dan tidak mendengarkan ilmu darinya. Dankukatakan, ‘Untuk selain sholat, dia pasti lebih melalaikannya’”
(Shiffatus Shofwah, III/212)
* Beginilah Apabila Hati Yang SakitPosted: 25 Mei 2012 in Uncategorized
“Sesungguhnya apabila badan terasa sakit maka makan dan minum sulit tertelan.. tidur dan istirahatpun tak nyaman..
Demikian juga hati apabila terbelenggu maksiat dan cinta dunia.. maka nasehatpun susah memasukinya…” (Malik Bin Dinar dalam Hilyatul Auliyaa’)
* Jika Seorang Hamba Yakin Surga & NerakaPosted: 23 Mei 2012 in Uncategorized
Imam Al-Hasan Al-Bashry rahimahullah berkata: “Tidaklahseoran
* Jangan Bersedih Orang-Orang Yg BertakwaPosted:
Jangan bersedih jika banyak kesenangan dunia ini yang tak bisa kita rasakan..
Jangan berkecil hati jika hidup kita tak seenak seperti mereka orang-orang yang rusak agamanya.. Biarkan mereka mendapatkan dunia & seisinya karena semuanya itu pasti sirna.
Dan ketahuilah bagi orang yang bertakwa Allah menyediakan balasan yang jauh lebih baik dan kekal yaitu SURGA.
Negeri kenikmatan nan abadi, yang luasnya seluas langit-langit& bumi, perhiasan penduduknya gelang-gelang dari emas & mutiara, pakaiannya sutera, sisirnya dari emas, keringat mereka adalah misik, dipannya bertahtakan emas & permata, kemah-kemah & kubahnya dari permata, debunya dari misik, bidadarinya bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik, didalamnya mengalir sungai-sungai & taman-taman, ada sungai yang airnya adalah misik yang sangat harum (Al Kautsar), didalamnya tidak terasa terik matahari & tidak pula dingin yang bersangatan, batang pepohonannya dari emas & dekatdiatas mereka dan buahnya dimudahkan dipetik semudah-mudahny
* Orang Yang Sempurna AkalnyaPosted: 19 Mei 2012 in Uncategorized
Berkata Malik bin Diinar Rahimahullah : “Seseorang yang memiliki akal yang sempurna adalah orang yang tetap mampu melaksanakan kebaikan walaupun dia bersama orang-orang yang fajir (selalu bermaksiat) dan orang-orang yang bodoh.” (Hilyaatul Auliyaa).
* 7 Golongan Manusia Yang Akan Mendapat Naungan Dari AllahPosted: 18 Mei 2012 in Uncategorized “Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. (1)Pemimpin yang adil, (2) Seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Rabbnya, (3) Seorang yang hatinya selalu terikat pada masjid, (4) Dua orang yang saling mencintai karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, berkumpul dan berpisahkarena Allah pula, (5) Seorang lelaki yang di ajak zina oleh wanita yang kaya dan cantik tapi ia menolaknya seraya berkata ‘Aku takut kepada Allah’, (6) Seseorang yang bersedekah dengan menyembuyikanny
Bersusah Payahlah Demi Kebahagiaan AbadiPosted: 12 Mei 2012 in Uncategorized
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Barangsiapa yang menginginkan akhirat, berarti diaakan mengalami kesulitan di dunia. Barangsiapa menghendakiduni
“Maukah kalian aku beritahukantent
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda “Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut? Para sahabat punmenjawab, ‘Orang yang bangkrut adalah orang yang tidak memiliki uang dirham maupun harta benda. ‘Beliau menimpali, ‘Sesungguhnya orang yang bangkrut di kalanganumatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat, akan tetapi, ia juga datang membawa dosa berupa perbuatan mencela, menuduh, memakan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain. Kelak kebaikan-kebaik
* Keutamaan Ilmu Atas HartaPosted: 9 Mei 2012 in Uncategorized
‘Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu itu akan menjagamu, sedangkan harta engkaulah yang menjaganya. Ilmu itu semakin berkembang dengan diinfaqkan, sedangkan harta akan berkurang jika dinafkahkan. Ilmu adalah yang mengaturmu, sedangkan harta, engkau yang akan mengaturnya. Mencintai ilmu adalah agama yang seseorang ituberibadah dengannya.
Ilmu akan membuahkan ketaatandi dalam kehidupan pemiliknya serta mengharumkan namanya setelah ia meninggal dunia. Kebaikan para pemelihara harta akan melenyap kebersamaan dengan kepergiannya. Para penimbun harta (pada hakikatnya) telah mati (meskipun) mereka itu masih hidup. Adapun para ulama tetap kekal sepanjang masa. Jasad mereka telah tiada, namun kenangan tentang mereka senantiasa melekat di hati manusia.”
(Durus fil Qira’ah al-Mustawa ar-Rabi’ hlm. 16)
[Sumber: MajalahAsy SyariahNo.70/
* Akhir Dari Pecinta DuniaPosted: 8 Mei 2012 in Uncategorized
Al Imam Al Hasan Al Bashri berkata: “Wahai anak Adam, jika engkau melihat manusia berada dalam kebaikan maka berlombalah dengan mereka, danapabila engkau melihat mereka dalam kebinasaan tinggalkanlah mereka berserta apa yang telah mereka pilih bagi diri mereka sendiri. sungguh, telah kita saksikan kaum demi kaum yang lebih mengutamakan dunia daripada kehidupan akhiratnya, akhirnya mereka menjadi hina, binasa, dan tercela.” (Mawaizh Al Imam Al Hasan Al Bashri hal 46-48).
* Jaga Agamamu, Karena Dia Darah DagingmuPosted:
Hasan Al Bashri Rahimahullah mengatakan,
“Wahai anak Adam, jagalah agamamu, perhatikanlah agamamu. Karena agamamu adalah darah dagingmu. Apabila agamamu selamat, akan selamat pula darah dan dagingmu. Kalau tidak demikian, -kita berlindung kepada Allah- maka baginya adalah neraka yang tak pernah padam, luka membusuk yang takpernah sembuh, adzab yang tak akan habis selama-lamanya,
(Hilyatul Auliya’, karya Abu Nu’aim Rahimahullah)
* Buah Amalan Baik Dan Amalan BurukPosted: 27 April 2012 in Uncategorized
Abdullah bin Abbas Radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Sungguhamal shalih itu memiliki cahaya di dalam qalbu, kecerahan pada wajah, kekuatan dalam badan, tambahan rezeki, dan kecintaan di hati manusia. Sebaliknya, maksiat itu berakibat kegelapan qalbu, suramnya wajah, lemahnya badan, kurangnya rezeki, serta kebencian di hati manusia.” (Al Istiqamah, karya Ibnu Taimiyah Rahimahullah)
* Hakikat KeindahanPosted
Suatu hari, seseorang bertanya kepada al-Imam al-Hasan al-Bashri Rahimahullah, “Wahai Abu Sa’id, pakaian apakah yangpaling Anda sukai?”
Beliau Rahimahullah menjawab, “Yang paling tebal, paling kasar,dan yang paling rendah di mata manusia.”
Si penanya berkata, “Bukankah ada riwayat bahwasanya ‘Allah itu Mahaindah dan menyukai keindahan’?”
Beliau Rahimahullah menjawab, “Wahai anak saudaraku, sesungguhnya aku telah menganut tidak hanya satu mazhab. Seandainya keindahan di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah pakaian, niscaya orang-orang fajir (jahat) lebih memiliki kedudukan di sisi-Nya daripada orang-orang yang baik. Hanya saja, keindahan itu adalah mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan melaksanakan amalan ketaatan, menjauhi kemaksiatan, berakhlakmulia,
(Mawa’izh lil Imam al-Hasan al-Bashri hlm. 83)
[Sumber: majalahAsy SyariahNo.67/
* Waktu Dan Tempat Terbaik Menghafal IlmuPosted: 25 April 2012 in Uncategorized
Seseorang hendaknya membagi waktu siang dan malamnya. Semestinya dia memanfaatkan sisa umurnya, karena sisa umur seseorang tidak ternilai harganya.
* Waktu terbaik untuk menghafaladalah
* Waktu terbaik untuk membahas/
* Waktu terbaik untuk menelaah dan mengulang (pelajaran) adalah malam hari.
Al-Khatib Rahimahullah berkata: “Waktu terbaik untuk menghafal adalah waktu sahur, setelah itu pertengahan siang, kemudian waktu pagi.”
Beliau berkata lagi: “Menghafal di malam hari lebih bermanfaat daripada di siang hari, dan menghafal ketika lapar lebih bermanfaat daripada menghafal dalam keadaan kenyang.”
Beliau juga berkata: “Tempat terbaik untuk menghafal adalah di dalam kamar, dan setiap tempat yang jauh dari hal-hal yang melalaikan.”
Beliau menyatakan pula: “Tidaklah terpuji untuk menghafal di hadapan tetumbuhan, yang menghijau, atau di sungai, atau di tengah jalan, di tempat yang gaduh, karena hal-hal itu umumnya akanmenghalangi
(Diambil dariTadzkiratus
[Sumber: majalahAsy SyariahNo.54/V/
* Nasihat Indah Untuk Pengantin PutriPosted: 22 April 2012 in Uncategorized
“Hati-hatilah dirimu dari cemburu yang tidak pada tempatnya karena itu adalah kunci perceraian. Hati-hati dari banyak mencela karena hal itu akan mewariskan kebencian. Selalulah Ananda memakai celak karena celak adalah perhiasan yang paling bagus. Dan wewangian terbaik adalah air.”
(Nasihat Abdullah ibnu Ja’far Radhiyallahu ‘anhuma kepada putrinya disaat pernikahannya)
* Adab Berteman Ketika Menuntut IlmuPosted: 21 April 2012 in Uncategorized
Asy-Syaikh Muhammad Syakir Rahimahullah mengatakan,
“Wahai anakku, apabila ada seorang temanmu yang merasa sulit memahami sebuah masalah lantas meminta penjelasan kepada ustadz, dengarkanlah jawaban ustadzmu. Bisa jadi, dengan pengulangan penjelasan itu engkau mendapatkan sebuah pelajaran yang sebelumnya tidak engkau ketahui.
Hati-hatilah, jangan sampai engkau mengucapkan perkataan yang menunjukkan penghinaan kepadanya, atau engkau menampakkan raut muka yang meremehkan daya pikirnya.
Wahai anakku, pernah ditanyakan kepada al-Imam Abu Hanifah Rahimahullah, ‘Denganapa Anda bisa mencapai derajat ilmu seperti ini?’ Beliau menjawab, ‘Aku tidak bakhil untuk memberi faedah ilmu, tidak pula enggan meminta orang lain memberi faedah ilmu kepadaku’.” (Washaya al-Aba’ lil Abna’hlm. 28-29)
* Belajarlah Sebelum Ilmu Itu HilangPosted: 20 April 2012 in Uncategorized
“Wajib atas kalian untuk menuntut ilmu, sebelum ilmu tersebut dihilangkan. Hilangnya ilmu adalah dengan wafatnya para ‘ulama. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh orang-orang yang terbunuh di jalan Allah sebagai syuhada, mereka sangat menginginkan agar Allah membangkitkan mereka dengan kedudukan seperti kedudukannya para ‘ulama, karena mereka melihat begitu besarnya kemuliaan para ‘ulama. Sungguh tidak ada seorang pun yang dilahirkan dalam keadaan sudah berilmu. Ilmu itu tidak lain didapat dengan cara belajar.”
[lihat Al-’Imu Ibnu Qayyim, no. 94]. Pembuktian Cinta Kepada AllahPosted: 19 April 2012 in Uncategorized
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman, ‘Telah berdusta orang yang mengaku mencintai-Ku, namun ketika gelapnya malam menyelimutinya dia justru terlelap dari (beribadah) kepada-Ku. Bukankah setiap pecinta menyukai menyepi berdua dengan kekasihnya?
Inilah Aku, mendatangi para pecinta-Ku dengan serta merta mengawasinya. Sesungguhnya mereka pun telah berdiri di hadapan-Ku dengan menggambarkan-K
Mereka berbicara kepada-Ku dalam keadaan (membayangkan)t
* Gantungkan Cita-citamu Setinggi LangitPosted: 18 April 2012 in Uncategorized
“… Jadilah dirimu seorang yang kedua kakinya berpijak di atas tanah, akan tetapi cita-citanya berada pada bintang Tsurayya.
Jikalau engkau mampu untuk melampaui seluruh ulama dan orang-orang yang zuhud, maka lakukanlah. Karena sesungguhnya mereka adalah lelaki dan engkau pun juga lelaki, dan tidaklah para pemalas itu bermalas-malasa
Ketahuilah, sungguh engkau berada pada medan pertempuran, sedangkan waktu itu akan berlalu dengan cepat. Maka janganlah engkau kekal dalam kemalasan. Tidaklah sesuatu itu dapat terluput melainkan karena kemalasan, dan tidaklah seseorang dapat meraih apa yang dicapainya melainkan karena kesungguhan dan tekadnya yang bulat.” (Abul Faraj Ibnul Jauzi Rahimahullah dalamAwa’iquth Thalabhal. 51-52) * Tanda-tanda Benarnya Berkeinginan KerasPosted: 17 April 2012 in Uncategorized
Tanda-tanda benarnya berkeinginan keras adalah jika keinginan dan perhatian seseorang adalah ridha Rabbnya dan bersiap siaga untuk jumpa dengan-Nya, ditambah dengan rasa gusar apabila waktunya berlalu bukan dalam keridhaan Dia. Dan, himpunan dari semuanya itu adalah dia tidak menaruh perhatian dan harapan kepada selain Allah, baik di kala siang maupun malam. (Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah dalamAl-Fawaaid
* Besar Atau Kecil, Kelak Ada BalasannyaPoste
Imam Al-Hasan Al-Bashry Rahimahullah berkata : “Wahai anak Adam, sesungguhnya engkau kelak akan melihat seluruh amalanmu, akan ditimbang yang baiknya maupun yang buruknya. Maka janganlah engkau meremehkan sebuah amalan kebaikan, karena walaupun kecil namun kelak engkau akan berbahagia jika melihatnya. Dan janganlah engkau meremehkan sebuah kejelekan, karena walaupun kecil,kelak engkau akan bersedih jika melihatnya”. (Hilyaatul Auliyaa). * Jika Seseorang Cinta Dunia Maka..Posted: 14 April 2012 in Uncategorized
“Barangsiapa yang cinta dunia, maka dunia akan memperlihatkan padanya sebagai sesuatu yang besar yang menjadikannya sebagai pelayan dan budaknya sehingga orang tersebut terhina. Dan, barangsiapa yang berpaling dari dunia, maka dunia akan memandangnya sebagai orang yang besar sehingga ia menjadi pelayan orang tersebut dan hina di hadapannya.” [Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah dalamAl-Fawaaid
* Seburuk-buruk Dan Sebaik-baik PerkaraPosted: 13 April 2012 in Uncategorized
“Seburuk-buruk permohonan ampun adalah ketika berada diambang kematian, sejelek-jelekpe
* Seburuk-buruk Dan Sebaik-baik PerkaraPosted: 13 April 2012 in Uncategorized “Seburuk-buruk permohonan ampun adalah ketika berada diambang kematian, sejelek-jelekpe
*
Ilmu Tak Didapat Dengan Badan Yg SantaiPosted: 12 April 2012 in Uncategorized
Warisan ilmu lebih baik daripada emas dan perak. Jiwa yang shalihlebih baik ketimbang mutiara. Namun, tidak akan didapatkan ilmu dengan badan yang santai. [Yahya bin Abi KatsirRahimahul
Warisan ilmu lebih baik daripada emas dan perak. Jiwa yang shalihlebih baik ketimbang mutiara. Namun, tidak akan didapatkan ilmu dengan badan yang santai. [Yahya bin Abi KatsirRahimahul
Abu Barakat Rahimahullah mengatakan, “Termasuk akhlaqmulia dalam pergaulan dengan saudara adalah selalu memperhatikan setiap yang mendukung keshalihan saudara tersebut, bukan setiap keinginannya. Berusaha menunjukkan dan membimbingnya meniti jalan keselamatan, bukan pada setiap yang dicintainya.” [Adabul Isyrah] *Menikahlah Karena AgamaPosted: 10 April 2012 in Uncategorized
“Barangsiapa menikah dengan niat untuk meraih kemulian dunia, maka dia akan di uji dengan kehinaan. Barangsiapa menikah dengan niat untuk mencari harta, niscaya dia akan diuji dengan kefakiran. Barangsiapa menikah karena agama, pasti Allah ta’ala akan menghimpun untuknya kemuliaan, harta dan agama. (Sufyan bin Uyainah)
* Belajarlah Berkata: “Saya Tidak Tahu”Posted: 9 April 2012 in Uncategorized
“Belajarlah untuk mengatakan, ‘Saya tidak tahu.’ Karena jika engkau mengatakan,
‘Saya tidak tahu’ maka manusia akan mengajarimu hingga engkau tahu. Tetapi jika engkau mengatakan, ‘Saya tahu’ maka mereka akan terus menanyaimu hingga engkau tidak tahu.” (Abu Adz-Dzayyal Rahimahullah) * Sedikit Tapi Mencukupi Lebih Baik Daripada Banyak Tapi Akhirnya Melampaui BatasPosted: 7 April 2012 in Uncategorized
“Beribadahlah kalian kepada Allah seolah-olah kalian melihat-Nya. Anggaplah diri kalian sebagai orang yang mati (orang yang tidak berhasrat terhadap dunia dan hanya mengharapkan rahmat Allah dari amal shalihnya). Ketahuilah bahwa yang sedikit tetapi mencukupi kalian lebih baik daripada banyaktapi akhirnya membuat kalian melampaui batas. Ketahuilah bahwa kebaikan tidak akan hancur dan perbuatan dosa tidak akan terlupa.”
[Abu Darda' 'Uwaimir bin Malik bin Qais bin Umayah Al Anshari Radhiyallahu 'anhu (wafat 32 H), riwayat Abu Nu'aim dalamHilyatul Auliya'] * *Dosa Yang Dianggap Biasa SajaPosted: 6 April 2012 in Uncategorized
Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Sungguhkalian benar-benar akan melakukan perbuatan dosa yang kalian pandang remeh, lebih lembut daripada rambut di hadapan mata kalian, padahal dahulu pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam kami menganggapnya sebagai dosa yang membinasakan.” [Riwayat Al Bukhari Rahimahullah]
* Surga, Dikelilingi Sesuatu Yang DibenciPosted: 5 April 2012 in Uncategorized
“Saat Allah menciptakan surga dan neraka, Allah mengutus Malaikat Jibril ke Surga. Allah berfirman kepada Jibril, ‘Pergilah, lihat surga dan apa yang Aku persiapkan bagi penghuninya.’ jibril pun mendatanginya dan melihatnya serta apa yang dipersiapkan bagi penghuninya. Lalu Jibril pun kembali dan mengatakan, ‘Demi kemuliaan-Mu, tidak ada seorang yang mendengarnya kecuali ingin memasukinya. Allah pun meliputi surga dengan sesuatu yang dibenci lalu berfirman kepada Jibril, ‘Pergilah, lihat kepadanya dan apa yang Aku persiapkan bagi penghuninya. Jibril pun kembali melihatnya. Ternyata, surga dipenuhi dengan perkara yang dibenci manusia. Jibril pun kembali dan mengatakan, ‘Demi kemuliaan-Mu, aku takut tidak ada satu orang pun yang memasukinya.’” [H.R. At-Tirmidzi dan An-Nasa'i, Syaikh Al-Albani Rahimahullah mengatakan, "hasan shahih"] * 7 Perkara Yang MembinasakanPos
*
kunsalafiyyin.w
ᏰᏋᏦ ᏆᎡᏫᏋᏝ ᏰᏋᏦ ᏆᎡᏫᏋᏝ
KEWAJIBAN BERILMU SEBELUM
BERKATA ATAU BERAMAL
Oleh: Al-Ustadz Abu Amr Ahmad Alfian
Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman
yang artinya:
ﻓَﺎﻋْﻠَﻢْ ﺃَﻧَّﻪُ ﻟَﺎ ﺇِﻟَٰﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ
ﻭَﺍﺳْﺘَﻐْﻔِﺮْ ﻟِﺬَﻧﺒِﻚَ ﻭَﻟِﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ
ﻭَﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨَﺎﺕِ ۗ
Maka ketahuilah bahwa Tidak ada
sesembahan yang berhak disembah
kecuali Allah dan memohonlah ampunan
untukmu dan orang-orang beriman laki
dan perempuan (Q.S Muhammad:19).
Ayat tersebut memerintahkan kepada Nabi
Muhammad Shollallaahu ‘alaihi wasallam
untuk berilmu terlebih dahulu ( Maka
Ketahuilah/ berilmulah…) sebelum berucap
dan berbuat yaitu memohon ampunan
kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’ala. Al-
Imam alBukhari rahimahullah menuliskan
judul bab pada kitab Shahihnya dengan :
Bab Ilmu (didahulukan) Sebelum Ucapan
dan Beramal.
Umar bin al-Khottob radhiyallaahu ‘anhu
berkata :
ﺗَﻔَﻘَّﻬُﻮﺍ ﻗَﺒْﻞَ ﺃَﻥْ ﺗُﺴَﻮَّﺩُﻭﺍ
“Belajarlah ilmu sebelum menjadi
pemimpin” (riwayat Ibnu Abi Syaibah)
Umar bin al-Khottob radhiyallahu ‘anhu
juga berkata :
ﻟَﺎ ﻳَﺒِﻊْ ﻓِﻲ ﺳُﻮﻗِﻨَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﻦْ ﻗَﺪْ
ﺗَﻔَﻘَّﻪَ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪِّﻳﻦِ
“Janganlah berjualan di pasar kami orang
yang belum paham tentang ilmu
agama” (riwayat atTirmidzi)
Mu’adz bin Jabal radhiyallaahu ‘anhu
berkata:
ﺍﻟْﻌِﻠْﻢُ ﺇﻣَﺎﻡُ ﺍﻟْﻌَﻤَﻞِ ﻭَﺍﻟْﻌَﻤَﻞُ ﺗَﺎﺑِﻌُﻪُ
“Ilmu adalah pemimpin amal, dan amal
adalah pengikut ilmu” ( al-Amru bil Ma’ruf
wan nahyu anil munkar karya Ibnu
Taimiyyah halaman 15).
Umar bin Abdil Aziz rahimahullah berkata:
ﻣَﻦْ ﻋَﺒَﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﻋِﻠْﻢٍ ﻛَﺎﻥَ ﻣَﺎ
ﻳُﻔْﺴِﺪُ ﺃَﻛْﺜَﺮَ ﻣِﻤَّﺎ ﻳُﺼْﻠِﺢ
“Barangsiapa yang beribadah kepada
Allah tanpa ilmu, maka ia lebih banyak
merusak dibandingkan
memperbaiki” (Majmu’ Fataawa Ibn
Taimiyyah:2/383).
Ilmu Menyebabkan Amal yang Sedikit
Menjadi Barakah
Abud Darda’ radhiyallaahu ‘anhu
berkata :
ﻳﺎ ﺣﺒﺬﺍ ﻧﻮﻡ ﺍﻷﻛﻴﺎﺱ
ﻭﺇﻓﻄﺎﺭﻫﻢ ﻛﻴﻒ ﻳﻌﻴﺒﻮﻥ ﺳﻬﺮ
ﺍﻟﺤﻤﻘﻰ ﻭﺻﻴﺎﻣﻬﻢ ﻭﻣﺜﻘﺎﻝ
ﺫﺭﺓ ﻣﻦ ﺑﺮ ﺻﺎﺣﺐ ﺗﻘﻮﻯ
ﻭﻳﻘﻴﻦ ﺃﻋﻈﻢ ﻭﺃﻓﻀﻞ ﻭﺃﺭﺟﺢ
ﻣﻦ ﺃﻣﺜﺎﻝ ﺍﻟﺠﺒﺎﻝ ﻣﻦ ﻋﺒﺎﺩﺓ
ﺍﻟﻤﻐﺘﺮﻳﻦ
Duhai seandainya (kita dapatkan) tidur
dan makan minumnya orang berilmu.
Bagaimana bisa orang terperdaya dengan
terjaganya (dalam sholat) dan puasanya
orang yang bodoh. Sungguh kebaikan
sebesar biji dzarrah dari orang yang
bertaqwa dan yakin (berilmu) lebih agung,
lebih utama, dan lebih berat
timbangannya dibandingkan amalan
sebesar gunung dari orang yang tertipu
(orang bodoh)(Hilyatul Awliyaa’ juz 1
halaman 211).
Syaikh Sholih bin Abdil Aziz Aalus Syaikh
dalam Syarh Tsalaatsatil Ushul
menjelaskan makna ucapan Sahabat Nabi
Abud Darda’ ini bahwa tidur serta makan
minumnya orang yang berilmu jauh lebih
besar keutamaannya dibandingkan puasa
dan qiyamul lailnya orang yang bodoh.
http://salafy.or.id/blog/2011/12/04/berilmu-sebelum-berkata-dan-beramal/
KEWAJIBAN BERILMU SEBELUM
BERKATA ATAU BERAMAL
Oleh: Al-Ustadz Abu Amr Ahmad Alfian
Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman
yang artinya:
ﻓَﺎﻋْﻠَﻢْ ﺃَﻧَّﻪُ ﻟَﺎ ﺇِﻟَٰﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ
ﻭَﺍﺳْﺘَﻐْﻔِﺮْ ﻟِﺬَﻧﺒِﻚَ ﻭَﻟِﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴ
ﻭَﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨَﺎﺕ
Maka ketahuilah bahwa Tidak ada
sesembahan yang berhak disembah
kecuali Allah dan memohonlah ampunan
untukmu dan orang-orang beriman laki
dan perempuan (Q.S Muhammad:19).
Ayat tersebut memerintahkan kepada Nabi
Muhammad Shollallaahu ‘alaihi wasallam
untuk berilmu terlebih dahulu ( Maka
Ketahuilah/ berilmulah…) sebelum berucap
dan berbuat yaitu memohon ampunan
kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’ala. Al-
Imam alBukhari rahimahullah menuliskan
judul bab pada kitab Shahihnya dengan :
Bab Ilmu (didahulukan) Sebelum Ucapan
dan Beramal.
Umar bin al-Khottob radhiyallaahu ‘anhu
berkata :
ﺗَﻔَﻘَّﻬُﻮﺍ ﻗَﺒْﻞَ ﺃَﻥْ ﺗُﺴَﻮَّﺩُﻭﺍ
“Belajarlah ilmu sebelum menjadi
pemimpin” (riwayat Ibnu Abi Syaibah)
Umar bin al-Khottob radhiyallahu ‘anhu
juga berkata :
ﻟَﺎ ﻳَﺒِﻊْ ﻓِﻲ ﺳُﻮﻗِﻨَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﻦْ ﻗَﺪْ
ﺗَﻔَﻘَّﻪَ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪِّﻳﻦِ
“Janganlah berjualan di pasar kami orang
yang belum paham tentang ilmu
agama” (riwayat atTirmidzi)
Mu’adz bin Jabal radhiyallaahu ‘anhu
berkata:
ﺍﻟْﻌِﻠْﻢُ ﺇﻣَﺎﻡُ ﺍﻟْﻌَﻤَﻞِ ﻭَﺍﻟْﻌَﻤَﻞُ ﺗَﺎﺑِﻌُﻪُ
“Ilmu adalah pemimpin amal, dan amal
adalah pengikut ilmu” ( al-Amru bil Ma’ruf
wan nahyu anil munkar karya Ibnu
Taimiyyah halaman 15).
Umar bin Abdil Aziz rahimahullah berkata:
ﻣَﻦْ ﻋَﺒَﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﻋِﻠْﻢٍ ﻛَﺎﻥَ ﻣَﺎ
ﻳُﻔْﺴِﺪُ ﺃَﻛْﺜَﺮَ ﻣِﻤَّﺎ ﻳُﺼْﻠِﺢ
“Barangsiapa yang beribadah kepada
Allah tanpa ilmu, maka ia lebih banyak
merusak dibandingkan
memperbaiki” (Majmu’ Fataawa Ibn
Taimiyyah:2/
Ilmu Menyebabkan Amal yang Sedikit
Menjadi Barakah
Abud Darda’ radhiyallaahu ‘anhu
berkata :
ﻳﺎ ﺣﺒﺬﺍ ﻧﻮﻡ ﺍﻷﻛﻴﺎﺱ
ﻭﺇﻓﻄﺎﺭﻫﻢ ﻛﻴﻒ ﻳﻌﻴﺒﻮﻥ ﺳﻬﺮ
ﺍﻟﺤﻤﻘﻰ ﻭﺻﻴﺎﻣﻬﻢ ﻭﻣﺜﻘﺎﻝ
ﺫﺭﺓ ﻣﻦ ﺑﺮ ﺻﺎﺣﺐ ﺗﻘﻮﻯ
ﻭﻳﻘﻴﻦ ﺃﻋﻈﻢ ﻭﺃﻓﻀﻞ ﻭﺃﺭﺟﺢ
ﻣﻦ ﺃﻣﺜﺎﻝ ﺍﻟﺠﺒﺎﻝ ﻣﻦ ﻋﺒﺎﺩﺓ
ﺍﻟﻤﻐﺘﺮﻳﻦ
Duhai seandainya (kita dapatkan) tidur
dan makan minumnya orang berilmu.
Bagaimana bisa orang terperdaya dengan
terjaganya (dalam sholat) dan puasanya
orang yang bodoh. Sungguh kebaikan
sebesar biji dzarrah dari orang yang
bertaqwa dan yakin (berilmu) lebih agung,
lebih utama, dan lebih berat
timbangannya dibandingkan amalan
sebesar gunung dari orang yang tertipu
(orang bodoh)(Hilyatul
halaman 211).
Syaikh Sholih bin Abdil Aziz Aalus Syaikh
dalam Syarh Tsalaatsatil Ushul
menjelaskan makna ucapan Sahabat Nabi
Abud Darda’ ini bahwa tidur serta makan
minumnya orang yang berilmu jauh lebih
besar keutamaannya dibandingkan puasa
dan qiyamul lailnya orang yang bodoh.
http://
ᏰᏋᏦ ᏆᎡᏫᏋᏝ ᏰᏋᏦ ᏆᎡᏫᏋᏝ
Urgensi Ilmu Sebelum Berkata dan Beramal Sebagian salaf berkata, “Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu maka dia akan lebih banyak merusak daripada memperbaiki.” (lihat al-’Ilmu, Fadhluhu wa Syarafuhu , hal. 93). Sa’id bin Jubair rahimahullah berkata, “Tidak akan diterima ucapan kecuali apabila dibarengi dengan amalan. Tidak akan diterima ucapan dan amalan kecuali jika dilandasi dengan niat. Dan tidak akan diterima ucapan, amalan, dan niat kecuali apabila bersesuaian dengan as- Sunnah.” (lihat al-Amru bil Ma’ruf wan Nahyu ‘anil munkar karya Ibnu Taimiyah, hal. 77 cet. Dar al-Mujtama’) Imam Bukhari rahimahullah membuat bab dalam Shahihnya di dalam Kitab al-’Ilmu sebuah bab dengan judul ‘Ilmu sebelum berkata dan beramal, berdasarkan firman Allah ta’ala (yang artinya), “Maka ketahuilah, bahwa tidak ada sesembahan - yang benar- selain Allah.” (QS. Muhammad: 19).’ Lalu beliau [Imam Bukhari] berkata, “Allah memulai dengan ilmu.” (lihat Fath al-Bari [1/194]) Imam al-’Aini rahimahullah berkata, “Artinya: Ini adalah bab yang akan menerangkan bahwasanya ilmu didahulukan sebelum perkataan dan perbuatan. Beliau bermaksud untuk menjelaskan bahwa sesuatu itu hendaknya diilmui terlebih dahulu, baru kemudian diucapkan dan diamalkan. Sehingga ilmu lebih dikedepankan daripada keduanya secara hakikatnya. Demikian pula ilmu lebih diutamakan di atas keduanya dari sisi kemuliaan. Sebab ilmu adalah amalan hati, sementara hati adalah anggota badan yang paling mulia.” (lihat ‘Umdat al-Qari [2/58]) Ibnul Munayyir rahimahullah berkata, “Beliau - Imam Bukhari- bermaksud menjelaskan bahwa ilmu merupakan syarat benarnya ucapan dan amalan. Sehingga keduanya tidak dianggap tanpanya. Maka ilmu itu lebih didahulukan daripada keduanya, sebab ilmu menjadi faktor yang meluruskan niat, sedangkan lurusnya niat itulah yang meluruskan amalan. Penulis ingin menggarisbawahi hal itu supaya tidak muncul anggapan dari sebagian orang bahwa ‘ilmu tidak ada gunanya tanpa amalan’ yang menimbulkan sikap meremehkan ilmu dan bermudah-mudahan dalam mempelajarinya.” (lihat Fath al-Bari [1/195]) Kebutuhan Terhadap Ilmu Dari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu’anhu , Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang Allah utus aku untuk mendakwahkannya laksana hujan deras yang membasahi bumi. Di muka bumi itu ada tanah yang baik sehingga bisa menampung air dan menumbuhkan berbagai jenis pohon dan tanam-tanaman. Adapula jenis tanah yang tandus sehingga bisa menampung air saja dan orang- orang mendapatkan manfaat darinya. Mereka mengambil air minum untuk mereka sendiri, untuk ternak, dan untuk mengairi tanaman. Hujan itu juga menimpa tanah yang licin, ia tidak bisa menahan air dan tidak pula menumbuhkan tanam-tanaman. Demikian itulah perumpamaan orang yang paham tentang agama Allah kemudian ajaran yang kusampaikan kepadanya memberi manfaat bagi dirinya. Dia mengetahui ilmu dan mengajarkannya. Dan perumpamaan orang yang tidak mau peduli dengan agama dan tidak mau menerima hidayah Allah yang aku sampaikan.” (HR. Bukhari) Imam al-Qurthubi rahimahullah menjelaskan segi keserupaan antara hujan dengan ilmu agama. Beliau berkata, “Sebagaimana hujan akan menghidupkan tanah yang mati (gersang), demikian pula ilmu-ilmu agama akan menghidupkan hati yang mati.” (lihat Fath al-Bari [1/215]). Imam Ibnu Baththal rahimahullah menjelaskan, “Di dalam hadits ini juga terkandung pelajaran bahwa tidak akan bisa menerima petunjuk dan agama yang diturunkan Allah kecuali orang yang hatinya bersih dari syirik dan keragu-raguan.” (lihat Syarh Shahih al-Bukhari li Ibni Baththal [1/163]) Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “… Kebutuhan kepada ilmu di atas kebutuhan kepada makanan, bahkan di atas kebutuhan kepada nafas. Keadaan paling buruk yang dialami orang yang tidak bisa bernafas adalah kehilangan kehidupan jasadnya. Adapun lenyapnya ilmu menyebabkan hilangnya kehidupan hati dan ruh. Oleh sebab itu setiap hamba tidak bisa terlepas darinya sekejap mata sekalipun. Apabila seseorang kehilangan ilmu akan mengakibatkan dirinya jauh lebih jelek daripada keledai. Bahkan, jauh lebih buruk daripada binatang di sisi Allah, sehingga tidak ada makhluk apapun yang lebih rendah daripada dirinya ketika itu.” (lihat al-’Ilmu, Syarafuhu wa Fadhluhu , hal. 96) Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Apakah orang yang telah mati [hatinya] lalu Kami hidupkan kembali dan Kami jadikan baginya cahaya yang bisa membuatnya berjalan di tengah-tengah manusia seperti keadaan orang yang sama dengannya yang masih berada di dalam kegelapan-kegelapan dan tidak keluar darinya.” (QS. Al-An’am: 122) Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menerangkan, bahwa yang dimaksud oleh ayat di atas adalah orang yang dahulunya mati hatinya karena kebodohan lantas Allah hidupkan kembali dengan ilmu, kemudian Allah berikan cahaya iman kepadanya sehingga ia bisa berjalan di tengah- tengah umat manusia (lihat Miftah Daar as- Sa’aadah [1/232]) Ilmu Ada Pada Atsar Imam al-Auza’i rahimahullah berkata, “Ilmu yang sebenarnya adalah apa yang datang dari para sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam . Ilmu apapun yang tidak berada di atas jalan itu maka pada hakikatnya itu bukanlah ilmu.” (lihat Da’a'im Minhaj an-Nubuwwah , hal. 390-391). al-Maimuni rahimahullah berkata: Ahmad bin Hanbal pernah berpesan kepadaku, “Wahai Abul Hasan! Berhati-hatilah kamu, jangan sampai engkau berbicara dalam suatu masalah yang engkau tidak memiliki imam dalam hal itu.” (lihat Manaqib al-Imam Ahmad oleh Imam Ibnul Jauzi rahimahullah, hal. 245) Syaikh Muhammad Sa’id Ruslan hafizhahullah berkata, “Suatu cacat yang banyak terdapat pada putra-putra umat ini adalah ketika mereka tidak mengikuti prinsip yang telah dijamin keterjagaannya. Padahal, prinsip itu merupakan jalan kenabian. Keterjagaan sesungguhnya hanya ada pada wahyu, bukan pemikiran. Keterjagaan itu hanya ada pada ajaran yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (lihat Da’a'im Minhaj an-Nubuwwah , hal. 376). Beliau juga menegaskan, “Sesungguhnya hakikat jalan kenabian adalah mengikuti atsar/riwayat para pendahulu. Barangsiapa yang menyelisihi jalan ini maka dia tidak berjalan di atas manhaj nubuwwah.” (lihat Da’a'im Minhaj an-Nubuwwah , hal. 377) Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang menaati rasul maka sesungguhnya dia telah taat kepada Allah.” (QS. an-Nisaa’: 80). Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Hendaklah merasa takut orang-orang yang menyelisihi perintah rasul itu, karena mereka akan tertimpa fitnah atau siksaan yang sangat pedih.” (QS. an-Nuur: 63) Dari Ubaidullah bin Abi Rafi’, dari ayahnya, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda, “Jangan sampai aku jumpai ada diantara kalian seseorang yang bersandar di atas pembaringannya sementara telah datang kepadanya perintah diantara perintah yang aku berikan atau larangan yang aku sampaikan lantas dia justru berkata, “Kami tidak tahu. Apa yang kami temukan dalam Kitabullah maka itulah yang kami ikuti!”.” (HR. Abu Dawud, disahihkan Syaikh al-Albani) Imam Abu Hanifah rahimahullah berkata, “Hendaknya kamu tetap berpegang dengan atsar dan jalan kaum salaf, dan jauhilah olehmu segala ajaran yang diada-adakan, karena itu adalah bid’ah.” (lihat Fashlu al-Maqal fi Wujub Ittiba’ as-Salaf al-Kiram , hal. 46). Menempuh Jalan Keselamatan Dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu’anhu , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ketahuilah bahwa kaum ahli kitab sebelum kalian berpecah menjadi tujuh puluh dua golongan, dan sungguh agama ini akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan. Tujuh puluh dua di neraka, dan satu di surga; yaitu al-Jama’ah.” (HR. Abu Dawud, dihasankan Syaikh al-Albani) Dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu’anhuma , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Bani Isra’il berpecah menjadi tujuh puluh dua golongan. Adapun umatku akan berpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya di neraka kecuali satu golongan saja.” Mereka pun bertanya, “Siapakah golongan itu wahai Rasulullah?”. Beliau menjawab, “Orang- orang yang mengikuti aku dan para sahabatku.” (HR. Tirmidzi, dihasankan Syaikh al- Albani) Dari al-’Irbadh bin Sariyah radhiyallahu’anhu , beliau menuturkan: Pada suatu hari tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sholat mengimami kami, kemudian beliau menghadap kepada kami. Beliau pun menasehati kami dengan suatu nasehat yang membuat air mata berlinang dan hati merasa takut. Maka ada seseorang yang berkata, “Wahai Rasulullah! Seakan-akan ini adalah nasehat seorang yang hendak berpisah. Apakah yang hendak anda pesankan kepada kami?”. Beliau pun bersabda, “Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, tetap mendengar dan patuh, meskipun pemimpinmu adalah seorang budak Habasyi. Barangsiapa diantara kalian yang masih hidup sesudahku akan melihat banyak perselisihan. Oleh sebab itu berpegang teguhlah kalian dengan Sunnah/ ajaranku dan Sunnah para khalifah yang lurus lagi mendapat hidayah. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi-gigi geraham kalian! Jauhilah perkara-perkara yang diada-adakan, karena setiap ajaran yang diada- adakan itu bid’ah. Dan setiap bid’ah adalah sesat.” (HR. Abu Dawud, disahihkan Syaikh al- Albani) Imam Abu Ja’far ath-Thahawi rahimahullah berkata, “Kami mengikuti Sunnah dan Jama’ah, dan kami menjauhi ajaran-ajaran yang nyleneh, perselisihan, dan perpecahan.” (lihat al-’Aqidah ath-Thahawiyah , hasyiyah Syaikh Muhammad bin Mani’ dan ta’liq Syaikh Bin Baz, hal. 69 cet. Adhwa’ as-Salaf). Imam Ibnu Abil ‘Izz al-Hanafi rahimahullah berkata, “Sunnah adalah jalan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Adapun al-Jama’ah adalah jama’ah kaum muslimin; mereka itu adalah para sahabat, dan para pengikut setia mereka hingga hari kiamat. Mengikuti mereka adalah petunjuk, sedangkan menyelisihi mereka adalah kesesatan.” (lihat Syarh al-’Aqidah ath- Thahawiyah, takhrij Syaikh al-Albani, hal. 382 cet. al-Maktab al-Islami) Imam al-Ajurri rahimahullah berkata, “Ciri orang yang dikehendaki kebaikan oleh Allah adalah meniti jalan ini; Kitabullah dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam , serta Sunnah para Sahabatnya radhiyallahu’anhum dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Dia mengikuti jalan para imam kaum muslimin yang ada di setiap negeri sampai para ulama yang terakhir diantara mereka; semisal al-Auza’i, Sufyan ats-Tsauri, Malik bin Anas, asy-Syafi’i, Ahmad bin Hanbal, al-Qasim bin Sallam, dan orang-orang yang berada di atas jalan yang mereka tempuh serta dengan menjauhi setiap madzhab/aliran yang dicela oleh para ulama tersebut.” (lihat Da’a'im Minhaj Nubuwwah , hal. 49) Imam ad-Darimi meriwayatkan dalam Sunannya, demikian juga al-Ajurri dalam asy-Syari’ah , dari az-Zuhri rahimahullah , beliau berkata, “Para ulama kami dahulu senantiasa mengatakan, “Berpegang teguh dengan Sunnah adalah keselamatan.”.” ‘Umar bin Abdul ‘Aziz rahimahullah berkata, “Hendaknya kamu berpegang teguh dengan Sunnah, karena ia - dengan izin Allah- akan menjaga dirimu.” (lihat Da’a'im Minhaj an-Nubuwwah , hal. 340-341) Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu berkata, “Ikutilah tuntunan, dan jangan membuat ajaran- ajaran baru, karena sesungguhnya kalian telah dicukupkan.” Beliau radhiyallahu’anhu juga berkata, “Sesungguhnya kami ini hanya meneladani, bukan memulai. Kami sekedar mengikuti, bukan mengada-adakan sesuatu yang baru. Kami tidak akan tersesat selama kami tetap berpegang teguh dengan atsar.” (lihat Da’a'im Minhaj Nubuwwah, hal. 46) Ubay bin Ka’ab radhiyallahu’anhu berkata, “Sesungguhnya bersikap sederhana di atas Sunnah dan kebaikan itu lebih baik daripada bersungguh-sungguh dalam menyelisihi jalan yang benar dan menentang Sunnah.” (lihat Da’a'im Minhaj Nubuwwah, hal. 46) Muhammad bin Sirin rahimahullah berkata, “Para ulama kita dahulu senantiasa mengatakan: Apabila seseorang itu berada di atas atsar, maka itu artinya dia berada di atas jalan yang benar.” (lihat Da’a'im Minhaj Nubuwwah, hal. 47). Ahmad bin Sinan al-Qaththan rahimahullah berkata, “Tidaklah ada di dunia ini seorang ahli bid’ah kecuali membenci ahli hadits. Maka apabila seorang membuat bid’ah niscaya akan dicabut manisnya hadits dari dalam hatinya.” (lihat Da’a'im Minhaj Nubuwwah, hal. 124) Sufyan rahimahullah pernah ditanya, “Menuntut ilmu yang lebih kau sukai ataukah beramal?”. Beliau menjawab, “Sesungguhnya ilmu itu dimaksudkan untuk beramal, maka jangan tinggalkan menuntut ilmu dengan dalih untuk beramal, dan jangan tinggalkan amal dengan dalih untuk menuntut ilmu.” (lihat Tsamrat al-’Ilmi al-’Amal , hal. 44-45) Suatu saat Abdullah bin al-Mubarak rahimahullah dicela karena sedemikian sering mencari hadits. Beliau pun ditanya, “Sampai kapan kamu akan terus mendengar hadits?”. Beliau menjawab, “Sampai mati.” (lihat Nasha’ih Manhajiyah li Thalib ‘Ilmi as-Sunnah an-Nabawiyah , hal. 58) http://abu0mushlih.wordpress.com/2013/07/27/urgensi-ilmu-sebelum-berkata-dan-beramal/
Urgensi Ilmu Sebelum Berkata dan Beramal Sebagian salaf berkata, “Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu maka dia akan lebih banyak merusak daripada memperbaiki.” (lihat al-’Ilmu, Fadhluhu wa Syarafuhu , hal. 93). Sa’id bin Jubair rahimahullah berkata, “Tidak akan diterima ucapan kecuali apabila dibarengi dengan amalan. Tidak akan diterima ucapan dan amalan kecuali jika dilandasi dengan niat. Dan tidak akan diterima ucapan, amalan, dan niat kecuali apabila bersesuaian dengan as- Sunnah.” (lihat al-Amru bil Ma’ruf wan Nahyu ‘anil munkar karya Ibnu Taimiyah, hal. 77 cet. Dar al-Mujtama’) Imam Bukhari rahimahullah membuat bab dalam Shahihnya di dalam Kitab al-’Ilmu sebuah bab dengan judul ‘Ilmu sebelum berkata dan beramal, berdasarkan firman Allah ta’ala (yang artinya), “Maka ketahuilah, bahwa tidak ada sesembahan - yang benar- selain Allah.” (QS. Muhammad: 19).’ Lalu beliau [Imam Bukhari] berkata, “Allah memulai dengan ilmu.” (lihat Fath al-Bari [1/194]) Imam al-’Aini rahimahullah berkata, “Artinya: Ini adalah bab yang akan menerangkan bahwasanya ilmu didahulukan sebelum perkataan dan perbuatan. Beliau bermaksud untuk menjelaskan bahwa sesuatu itu hendaknya diilmui terlebih dahulu, baru kemudian diucapkan dan diamalkan. Sehingga ilmu lebih dikedepankan daripada keduanya secara hakikatnya. Demikian pula ilmu lebih diutamakan di atas keduanya dari sisi kemuliaan. Sebab ilmu adalah amalan hati, sementara hati adalah anggota badan yang paling mulia.” (lihat ‘Umdat al-Qari [2/
ᏰᏋᏦ ᏆᎡᏫᏋᏝ ᏰᏋᏦ ᏆᎡᏫᏋᏝ
Mutiara Hikmah Ulama Salaf [Bagian 1]
February 21, 2013 5:37 am
images
Cara Mempelajari al-Qur’an
[1] Ibnu Mas’udradhiyallahu’anhuberkata, “Dahulu kami -para sahabat- apabila belajar kepada Nabishallallahu ‘alaihi wa sallamsepuluh ayat, maka kami tidaklah mempelajari sepuluh ayat lain yang diturunkan berikutnya kecuali setelah kami pelajari apa yang terkandung di dalamnya.” Hadits ini disahihkan oleh al-Hakim dan adz-Dzahabi menyepakatinya (lihatal-Jami’ li Ahkam al-Qur’an[1/68])
[2] Imam Abdurrazzaq meriwayatkan dengan sanadnya di dalamal-Mushannaf, dari Abu Abdirrahman as-Sulami. Beliau berkata, “Dahulu apabila kami mempelajari sepuluh ayat al-Qur’an, maka tidaklah kami mempelajari sepuluh ayat berikutnya sampai kami memahami kandungan halal dan haram, serta perintah dan larangan yang terdapat di dalamnya.” (lihatal-Jami’ li Ahkam al-Qur’an[1/68])
[3] Abu Abdirrahman as-Sulami berkata, “Para sahabat yang mengajarkan bacaan al-Qur’an kepada kami seperti ‘Utsman bin ‘Affan, Abdullah bin Mas’ud dan lain-lain menuturkan kepada kami, bahwasanya dahulu apabila mereka mempelajari sepuluh ayat dari Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam, maka mereka tidaklah melewatinya kecuali setelah mereka pelajari pula kandungan ilmu dan amal yang terdapat di dalamnya. Mereka berkata: Maka kami mempalajari al-Qur’an, ilmu, dan amal sekaligus secara bersamaan.” (lihatUshul fi at-Tafsiroleh Syaikh Ibnu Utsaimin, hal. 26)
Menghafalkan, Memahami dan Mengamalkan
[4] Imam Abu Bakar al-Anbari meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Mas’udradhiyallahu’anhu. Beliau berkata, “Sesungguhnya kami mengalami kesulitan dalam menghafalkan al-Qur’an tetapi mudah bagi kami mengamalkannya. Dan kelak akan datang kaum setelah kami, ketika itu begitu mudah menghafalkan al-Qur’an tetapi sulit bagi mereka mengamalkannya.” (lihatal-Jami’ li Ahkam al-Qur’an[1/69])
[5] Imam al-Qurthubirahimahullahmengatakan, “Ulama hadits berpesan, tidak semestinya seorang penimba ilmu hadits mencukupkan diri mendengar dan mencatat hadits tanpa mengetahui dan memahami kandungannya. Sebab hal itu akan membuang tenaganya dalam keadaan dia tidak mendapatkan apa-apa. Hendaknya dia menghafalkan hadits secara bertahap. Sedikit demi sedikit seiring dengan perjalanan siang dan malam.” (lihatal-Jami’ li Ahkam al-Qur’an[1/70])
Menimba Ilmu Secara Bertahap
[6] Ma’mar mengatakan: Aku pernah mendengar az-Zuhri mengatakan, “Barangsiapa yang menuntut ilmu secara instan maka ia akan hilang dengan cepat. Sesungguhnya ilmu hanya akan diperoleh dengan menekuni satu atau dua hadits, sedikit demi sedikit.” (lihatal-Jami’ li Ahkam al-Qur’an[1/70])
Seleksi Alam
[7] Tatkala begitu banyak orang yang menghadiri pelajaran hadits pada masa al-A’masy maka ada yang berkata kepada beliau, “Wahai Abu Muhammad, lihatlah mereka?! Betapa banyak jumlah mereka!!”. Maka beliau menjawab, “Janganlah kamu lihat kepada banyaknya jumlah mereka. Sepertiganya akan mati. Sepertiga lagi akan disibukkan dengan pekerjaan. Dan sepertiganya lagi, dari setiap seratus orang hanya akan ada satu orang yang berhasil -menjadi ulama-.” (lihatNasha’ih Manhajiyah li Thalib ‘Ilmi as-Sunnah an-Nabawiyah, hal. 28)
Mendalami Ilmu Dengan Baik
[8] Imam asy-Syafi’irahimahullahberkata, “Barangsiapa yang menuntut suatu ilmu hendaklah dia mendalaminya dengan baik, supaya ilmu-ilmu yang rumit tidak menjadi sirna.” (lihatNasha’ih Manhajiyah li Thalib ‘Ilmi as-Sunnah an-Nabawiyah, hal. 28)
Belajar Tanpa Henti
[9] Suatu saat Abdullah bin al-Mubarakrahimahullahdicela karena sedemikian sering mencari hadits. Beliau pun ditanya, “Sampai kapan kamu akan terus mendengar hadits?”. Beliau menjawab, “Sampai mati.” (lihatNasha’ih Manhajiyah li Thalib ‘Ilmi as-Sunnah an-Nabawiyah, hal. 58)
Antara Menimba Ilmu dan Beramal
[10] Sufyanrahimahullahpernah ditanya, “Menuntut ilmu yang lebih kau sukai ataukah beramal?”. Beliau menjawab, “Sesungguhnya ilmu itu dimaksudkan untuk beramal, maka jangan tinggalkan menuntut ilmu dengan dalih untuk beramal, dan jangan tinggalkan amal dengan dalih untuk menuntut ilmu.” (lihatTsamrat al-’Ilmi al-’Amal, hal. 44-45)
Mutiara Hikmah Ulama Salaf [Bagian 1]
February 21, 2013 5:37 am
images
Cara Mempelajari al-Qur’an
[1] Ibnu Mas’udradhiyall
[2] Imam Abdurrazzaq meriwayatkan dengan sanadnya di dalamal-Mushann
[3] Abu Abdirrahman as-Sulami berkata, “Para sahabat yang mengajarkan bacaan al-Qur’an kepada kami seperti ‘Utsman bin ‘Affan, Abdullah bin Mas’ud dan lain-lain menuturkan kepada kami, bahwasanya dahulu apabila mereka mempelajari sepuluh ayat dari Nabishallallahu
Menghafalkan, Memahami dan Mengamalkan
[4] Imam Abu Bakar al-Anbari meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Mas’udradhiyall
[5] Imam al-Qurthubirahi
Menimba Ilmu Secara Bertahap
[6] Ma’mar mengatakan: Aku pernah mendengar az-Zuhri mengatakan, “Barangsiapa yang menuntut ilmu secara instan maka ia akan hilang dengan cepat. Sesungguhnya ilmu hanya akan diperoleh dengan menekuni satu atau dua hadits, sedikit demi sedikit.” (lihatal-Jami’ li Ahkam al-Qur’an[1/
Seleksi Alam
[7] Tatkala begitu banyak orang yang menghadiri pelajaran hadits pada masa al-A’masy maka ada yang berkata kepada beliau, “Wahai Abu Muhammad, lihatlah mereka?! Betapa banyak jumlah mereka!!”. Maka beliau menjawab, “Janganlah kamu lihat kepada banyaknya jumlah mereka. Sepertiganya akan mati. Sepertiga lagi akan disibukkan dengan pekerjaan. Dan sepertiganya lagi, dari setiap seratus orang hanya akan ada satu orang yang berhasil -menjadi ulama-.” (lihatNasha’ih Manhajiyah li Thalib ‘Ilmi as-Sunnah an-Nabawiyah, hal. 28)
Mendalami Ilmu Dengan Baik
[8] Imam asy-Syafi’irahi
Belajar Tanpa Henti
[9] Suatu saat Abdullah bin al-Mubarakrahim
Antara Menimba Ilmu dan Beramal
[10] Sufyanrahimahul
ᏰᏋᏦ ᏆᎡᏫᏋᏝ ᏰᏋᏦ ᏆᎡᏫᏋᏝ
Merahasiakan Amal Baik
Nabi shalallahu 'alaihi wasallam bersabda :
” Siapa diantara kalian yang mampu menyembunyikan
amal solehnya maka hendaklah dia melakukannya.”
(Sahih al Jami’ 5/240).
Zubair Bin Awwam radhiyallahu 'anhu berkata :”
Sembunyikan amal shaleh kalian melebihi
disembunyikannya amal buruk kalian..”
Muawiyah Bin Qurrah berkata :” Siapa yang bisa
menunjukkan kepadaku orang yang menangis di malam
hari tapi selalu tersenyum sepanjang siang ?” (maksudnya
sangat sedikit orang yang demikian.)
Berkata imam Syafi’iy rahimahullah :” Siapa yang ingin
hatinya dibukakan dan diterangi oleh Allah maka
hendaklah dia meninggalkan ucapan yang tidak ada
artinya, menjauhi maksiat, dan menjadikan amal baiknya
sebagi rahasia antar dia dengan Allah.”
Berkata Sufyan Bin Uyainah rahimahullah : Telah berkata
Abu Hazim :” Sembunyikan kebaikan kalian melebihi dari
usaha kalian menyembunyikan kesalahan kalian.”
Berkata Sufyan Ats Tsaury rahimahullah :” Telah sampai
berita kepadaku bahwa bila seorang hamba beramal
secara sembunyi-sembunyi maka syetan selalu
menggodanya sampai mengalahkannya sehingga hamba
tadi mencatatkan amal baiknya secara terang-terangan,
kemudian syetan terus menggodanya sehingga hamba itu
ingin dipuji atas amal baiknya, lalu tertanamlah riya di
dalam hatinya.”
Ayyub As Sakhtiyany berkata :” Seorang yang
menyembunyikan sikap zuhudnya lebih baik dari pada
menampakkannya.”
Berkata Basyr Bin Al Harits :”Aku tidak mengetahui
seseorang yang ingin dikenal kecuali dia telah kehilangan
akal pikirannya.” Lalu dia melanjutkan :” Tidak akan
merasakan manisnya akhirat orang yang ingin terkenal di
kalangan manusia.”
Berkata Al Harits Al Muhsiby :” Orang yang jujur adalah
orang yang tidak peduli sekalipun dia tidak lagi
dimulyakan oleh manusia demi menjaga kemaslahatan
hatinya dan tidak ingin orang lain mengetahui sedikitpun
dari amal baiknya.”
Abu Hamzah Ats Tsamali menceritakan bahwa Aly Bin
Husein memikul wadah roti di atas punggungnya pada
malam hari lalu dia shadaqahkan seluruhnya. lalu dia
berkata :” Sesungguhnya shadaqah secara diam-diam bisa
memadamkan kemurkaan Allah.”
Dikutip dari : Fiqhul Hayaa Kar Muhammad Bin Ismail ASl
Muqoddam hal 130-132).
http://abuhaidar.net/merahasiakan-amal-baik/
Merahasiakan Amal Baik
Nabi shalallahu 'alaihi wasallam bersabda :
” Siapa diantara kalian yang mampu menyembunyikan
amal solehnya maka hendaklah dia melakukannya.”
(Sahih al Jami’ 5/240).
Zubair Bin Awwam radhiyallahu 'anhu berkata :”
Sembunyikan amal shaleh kalian melebihi
disembunyikanny
Muawiyah Bin Qurrah berkata :” Siapa yang bisa
menunjukkan kepadaku orang yang menangis di malam
hari tapi selalu tersenyum sepanjang siang ?” (maksudnya
sangat sedikit orang yang demikian.)
Berkata imam Syafi’iy rahimahullah :” Siapa yang ingin
hatinya dibukakan dan diterangi oleh Allah maka
hendaklah dia meninggalkan ucapan yang tidak ada
artinya, menjauhi maksiat, dan menjadikan amal baiknya
sebagi rahasia antar dia dengan Allah.”
Berkata Sufyan Bin Uyainah rahimahullah : Telah berkata
Abu Hazim :” Sembunyikan kebaikan kalian melebihi dari
usaha kalian menyembunyikan kesalahan kalian.”
Berkata Sufyan Ats Tsaury rahimahullah :” Telah sampai
berita kepadaku bahwa bila seorang hamba beramal
secara sembunyi-sembun
menggodanya sampai mengalahkannya sehingga hamba
tadi mencatatkan amal baiknya secara terang-terangan
kemudian syetan terus menggodanya sehingga hamba itu
ingin dipuji atas amal baiknya, lalu tertanamlah riya di
dalam hatinya.”
Ayyub As Sakhtiyany berkata :” Seorang yang
menyembunyikan sikap zuhudnya lebih baik dari pada
menampakkannya.
Berkata Basyr Bin Al Harits :”Aku tidak mengetahui
seseorang yang ingin dikenal kecuali dia telah kehilangan
akal pikirannya.” Lalu dia melanjutkan :” Tidak akan
merasakan manisnya akhirat orang yang ingin terkenal di
kalangan manusia.”
Berkata Al Harits Al Muhsiby :” Orang yang jujur adalah
orang yang tidak peduli sekalipun dia tidak lagi
dimulyakan oleh manusia demi menjaga kemaslahatan
hatinya dan tidak ingin orang lain mengetahui sedikitpun
dari amal baiknya.”
Abu Hamzah Ats Tsamali menceritakan bahwa Aly Bin
Husein memikul wadah roti di atas punggungnya pada
malam hari lalu dia shadaqahkan seluruhnya. lalu dia
berkata :” Sesungguhnya shadaqah secara diam-diam bisa
memadamkan kemurkaan Allah.”
Dikutip dari : Fiqhul Hayaa Kar Muhammad Bin Ismail ASl
Muqoddam hal 130-132).
http://
ᏰᏋᏦ ᏆᎡᏫᏋᏝ ᏰᏋᏦ ᏆᎡᏫᏋᏝ
Imam Waqii’ pernah berkata :
ﺃَﻫْﻞُ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢِ ﻳَﻜْﺘُﺒُﻮْﻥَ ﻣَﺎ ﻟَﻬُﻢْ ﻭَﻣَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﻭَﺃَﻫْﻞُ ﺍﻷَﻫْﻮَﺍﺀِ ﻻَ ﻳَﻜْﺘُﺒُﻮْﻥَ
ﺇِﻻَّ ﻣَﺎ ﻟَﻬُﻢْ
“Para ahli ilmu mereka menuliskan apa yang
mendukung mereka dan apa yang bertentangan
dengan mereka, adapun ahlul ahwaa (pengikut hawa
nafsu) maka mereka tidak menuliskan kecuali yang
mendukung mereka” (Sunan Ad-Daaruquthni 1/27 no
36)
Imam Waqii’ pernah berkata :
ﺃَﻫْﻞُ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢِ ﻳَﻜْﺘُﺒُﻮْﻥَ ﻣَﺎ ﻟَﻬُﻢْ ﻭَﻣَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﻭَﺃَﻫْﻞُ ﺍﻷَﻫْﻮَﺍﺀِ ﻻَ ﻳَﻜْﺘُﺒُﻮْﻥَ
ﺇِﻻَّ ﻣَﺎ ﻟَﻬُﻢْ
“Para ahli ilmu mereka menuliskan apa yang
mendukung mereka dan apa yang bertentangan
dengan mereka, adapun ahlul ahwaa (pengikut hawa
nafsu) maka mereka tidak menuliskan kecuali yang
mendukung mereka” (Sunan Ad-Daaruquthni 1/27 no
36)